Obituari Almarhumah Ibunda Aher "Ibu Selalu Membela Perjuangan Saya"
Senin, 8 Agustus 2016 15:18 WIB
INFO JABAR - Ibunda dari Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Hj. Atikah binti H. Darimy tutup usia pada Minggu, 7 Agustus 2016 pukul 12.55 WIB di RS Hasan Sadikin (RSHS) Kota Bandung. Bagi Aher, ibunya adalah sosok yang selalu membela perjuangannya.
Pada malam harinya, jenazah langsung dikebumikan di pemakaman keluarga, di Kampung Pasar Rebo, Desa Sela Awi, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Saat pemakaman tersebut, Aher nampak didampingi oleh sang istri Netty Heryawan beserta anak-anak, para anggota keluarga, para pejabat di lingkungan Pemprov Jawa Barat, serta ratusan masyarakat yang turut serta mengantar jenazah ke pemakaman yang berjarak sekitar 200 meter dari rumah duka.
Dalam suasana duka, Aher, sapaan akrab Gubernur, terlihat tegar menghadapi cobaan hidup itu. Dia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada masyarakat yang telah hadir seraya memohon doa untuk almarhumah.
"Ini adalah awal kehidupan dari kehidupan akhirat dan akhir dari kehidupan duniawi almarhumah dan sampai kemudian pada kehidupan ukhrowinya. Semua kita akan mengalami seperti ini. Oleh karena itu, mari kita menjalankan kewajiban kita paling akhir, yaitu mendoakan almarhumah," ujar Aher saat memberikan sambutan pada prosesi pemakaman.
Usai pemakaman, Aher mengenang sosok sang bunda. Sebagai ibu yang senantiasa mendoakan anak-anaknya, beliau juga selalu tampil terdepan dalam membela perjuangan dan kiprah hidup Aher.
"Saya beruntung ketika menjalani masa jabatan publik selama di Jakarta dan di Jawa Barat, ada sosok yang selalu menjadi tumpuan hati, mengokohkan jiwa dan pembela dalam ikhtiar memberikan manfaat dan mashlahat yang banyak kepada khalayak. Dialah ibu Saya,” kata Aher.
“Ketika dinamika dan hilir mudik isu miring yang seringkali menerpa pejabat publik, maka Ibu Saya lah orang pertama yang membela, beliau sedikit pun tidak terpengaruh dengan kabar angin yang sering berkembang di luar," kenang Aher.
Bagi Aher, orang tua, khususnya ibu memiliki peran orang yang begitu besar dalam kehidupannya. Mereka selalu mengajarkan anaknya tentang empati dan peduli terhadap orang lain, khususnya orang-orang yang membutuhkan bantuan.
Almarhumah menghembuskan nafas terakhirnya setelah dirawat secara intensif di RSHS selama 6 hari 5 malam sejak Rabu, 3 Agustus 2016 lalu. Saat itu beliau tengah berjuang melawan kanker kelenjar getah bening serta infeksi paru yang membuatnya terasa sulit untuk bernafas.
"Disela-sela nafas sulit itu beliau selalu shalat, tidak ada waktu sholat yang terlewat," ujar Aher.
Pada hari Jumat sebelum masuk ruang ICU, Aher sempat berdiskusi dengan dokter apakah almarhumah akan dirawat di ruang ICU atau tidak. "Disitu ada perdebatan bathin, jadi kalau tidak di ICU kita bisa berkomunikasi tapi dengan nafas yang sangat berat. Khawatir kita melakukan pembiaran, tidak ditolong. Lalu ditolong dengan ICU, tapi kita tidak bisa berkomunikasi," cerita Aher.
Saat itu, Aher memilih untuk memperjuangkan kesehatan ibundanya di ruang ICU, namun Aher tidak menyesal. "Alhamdulillah saya sedang dalam posisi di kamar ICU menyaksikan prosesi itu (Almarhumah menghembuskan nafas terakhirnya) dan saya membisikan kalimat 'Laailaa Haillallah Muhammadarrasulullah' di telinganya dan ketika saya mengangkat kepala untuk melihat layar ternyata di layar itu sudah tidak ada data apa-apa, pertanda dia sudah pulang kepada Allah SWT," kata Aher. (*)