Sejumlah personil Brimob menaiki kendaraan untuk memburu kelompok Santoso di Desa Sedoa, Lore Utara, Poso, Sulawesi Tengah, 24 Maret 2016. Aparat gabungan TNI-Polri terus memburu kelompok teroris pimpinan Santoso yang kian terdesak di pegunungan Poso dalam operasi keamanan bersandi Tinombala 2016. ANTARA FOTO
TEMPO.CO, Makassar- Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan Inspektur Jenderal Anton Charliyan melepas 105 personel Brimob untuk membantu Operasi Tinombala di Sulawesi Tengah. "Meski Santoso telah tewas, antek-anteknya masih bertahan," katanya, Sabtu, 6 Agustus 2016.
Menurut Anton, telah beredar kabar bahwa pengganti Santoso lebih hebat lagi. Itu sebabnya, operasi perburuan kelompok ini akan terus dilakukan sampai semua anggota kelompok itu ditangkap.
Anton mengatakan personel yang akan diterjunkan ke Operasi Tinombala telah melalui proses seleksi. Menurut dia, semua personel menjalani uji kesehatan, kesamaptaan, dan psikologis.
Dia mengatakan operasi saat ini harus dilakukan dengan tindakan sebisa mungkin secara preventif. Meski begitu, kata Anton, medan yang berat dan ancaman keamanan mengharuskan personel meningkatkan kewaspadaan. "Diharapkan personel yang berangkat dapat bekerja sama dengan personel lain yang telah lebih dulu bertugas di sana," tuturnya.
Berdasarkan laporan awal, kata Anton, jumlah pengikut Santoso masih tersisa 18 orang. Rinciannya, 2 wanita, 1 warga negara asing, dan 15 warga sipil. "Semoga pasukan ini solid dan kembali dengan selamat," ujar mantan Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri ini.