Saras Dewi: Ekofenomenologi sampai Reklamasi Teluk Benoa  

Reporter

Jumat, 5 Agustus 2016 15:50 WIB

Saras Dewi saat diskusi bukuEkofenomenologi: Mengurai Disekuilibrium Relasi Manusia dengan Alam di Taman Baca Kesiman, Denpasar, Agustus 2016. TEMPO/BRAM SETIAWAN

TEMPO.CO, Denpasar - Aktivis lingkungan asal Bali, Saras Dewi, menjadi pemateri dalam Kelas Pengembangan Pemikiran Kritis #7, yang diselenggarakan Taman Baca Kesiman (TBK) Denpasar. Dalam pertemuan ini, Saras menyampaikan pembahasan bukunya yang berjudul Ekofenomenologi: Mengurai Disekuilibrium Relasi Manusia dengan Alam.

Saras mengatakan ekofenomenologi adalah sebuah perangkat filosofis yang melihat secara kritis relasi manusia dengan alam. "Ekologi melihat permasalahan lingkungan dan fenomenologi aspek filsafat yang ingin menjelaskan pemaknaan reflektif," kata dia di Taman Baca Kesiman, Denpasar, Kamis, 4 Agustus 2016.

Ia menjelaskan, pembahasan ekofenomenologi itu sekaligus meninjau rencana reklamasi Teluk Benoa. Saras menuturkan, berdasarkan kerangka filosofis tersebut, Teluk Benoa adalah tubuh yang berjejaring.

"Di sana ada bangau, ikan, dan semua panorama yang kompleks. Kalau pulau apung Tomy Winata itu dibentuk untuk membuka 300 ribu pekerjaan untuk manusia, bagaimana kehidupan untuk bangau-bangau?" tuturnya.

Perempuan yang juga menjabat Ketua Program Studi Ilmu Filsafat UI itu menuturkan, dalam gerakan perlawanan menolak reklamasi, orang Bali sedang menjadi pelaku sejarah. "Menurut saya, yang terjadi di Bali adalah penalaran publik, juga sikap kritis terhadap kerusakan lingkungan hidup," ujarnya. "Perjuangan menolak reklamasi itu suatu katarsis (penyucian diri)."

Menurut dia, gerakan perlawanan terhadap rencana proyek PT Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI) itu merupakan momentum pencerahan bagi orang Bali. Ia mengatakan, dari perlawanan itu, ada "penggemukan" isi filosofis Tri Hita Karana—tiga penyebab terciptanya kebahagiaan.

"Orang Bali mengenal Tri Hita Karana, tapi ada kekurangan pasokan filosofis, untuk sebuah rekonstruksi dan restorasi. Jadi, kalau berpikir Tri Hita Karana atau Tat Twam Asi, bukan yang di spanduk-spanduk," tutur perempuan yang dikenal sebagai pelantun lagu Lembayung Bali pada 2002 ini.

Istri personel grup band NTRL Choki itu menjelaskan, gelombang penolakan reklamasi Teluk Benoa merupakan upaya mengenal ritual secara kritis. Saras menambahkan bahwa ada sebuah pendobrakan paham lama atau teks kuno yang merujuk pada rekonstruksi tradisi.

"Ketika pariwisata tidak berkelanjutan sehingga menemui puncaknya, kemudian mengalami degradasi. Maka terjadi pergolakan kembali teks kuno (acuan tradisi) yang membentengi alam kita," ucapnya.

BRAM SETIAWAN

Berita terkait

Cara Kota Yogyakarta Jadi Kawasan tanpa Rokok: Mau Merokok, Silakan ke Kuburan

15 Agustus 2021

Cara Kota Yogyakarta Jadi Kawasan tanpa Rokok: Mau Merokok, Silakan ke Kuburan

Simak bagaimana Kota Yogyakarta, Kota Surakarta, Denpasar, dan Sawahlunto menciptakan kawasan tanpa rokok demi menjadi kota/kabupaten layak anak.

Baca Selengkapnya

Bali Satu-satunya Provinsi Dinilai Baik Kurangi Sampah

25 Februari 2021

Bali Satu-satunya Provinsi Dinilai Baik Kurangi Sampah

Bali berhak memperoleh dana insentif khusus kategori pengelolaan sampah sebesar Rp 5,65 miliar. Simak dasar penilaian di Hari Peduli Sampah Nasional.

Baca Selengkapnya

Ada Rumah Bisabilitas Buat Disabilitas di Denpasar Bali

27 Februari 2020

Ada Rumah Bisabilitas Buat Disabilitas di Denpasar Bali

Rumah Bisabilitas yang merupakan rumah kreatif disabilitas menjadi wadah untuk mengembangkan kreativitas difabel.

Baca Selengkapnya

Rini Soemarno Klaim Reklamasi Pelabuhan Benoa Tak Ada Masalah

10 September 2019

Rini Soemarno Klaim Reklamasi Pelabuhan Benoa Tak Ada Masalah

Menteri BUMN Rini Soemarno mengklaim proyek penataan kawasan atau reklamasi Pelabuhan Benoa sudah berjalan sesuai koridor.

Baca Selengkapnya

OJK Cabut Izin Usaha BPR Legian Denpasar

24 Juni 2019

OJK Cabut Izin Usaha BPR Legian Denpasar

OJK mengimbau kepada nasabah BPR Legian agar tetap tenang.

Baca Selengkapnya

Usai Lebaran, Nirina Zubir Gowes Sepeda dari Jakarta ke Denpasar

19 Juni 2019

Usai Lebaran, Nirina Zubir Gowes Sepeda dari Jakarta ke Denpasar

Melalui tagar #suami_istri_ride Nirina Zubir membagikan perjalanan bersepeda dari Jakarta menuju Denpasar, Bali

Baca Selengkapnya

Alasan Anies Terbitkan IMB Ratusan Bangunan di Pulau Reklamasi

14 Juni 2019

Alasan Anies Terbitkan IMB Ratusan Bangunan di Pulau Reklamasi

Gubernur DKI Anies Baswedan menjelaskan alasannya menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan ratusan bangunan di area Pantai Maju (Pulau D) proyek reklamasi

Baca Selengkapnya

Begini Aktivitas di Ruko Pulau Reklamasi Jakarta

13 Juni 2019

Begini Aktivitas di Ruko Pulau Reklamasi Jakarta

Ruko-ruko di Pulau D atau Pantai Maju di wilayah pulau reklamasi tampak sepi aktivitas.

Baca Selengkapnya

Es Blewah, Minuman Buka Puasa Favorit di Denpasar

20 Mei 2019

Es Blewah, Minuman Buka Puasa Favorit di Denpasar

Es blewah yang hanya dapat dijumpai saat Ramadan menjadi minuman buka puasa khas untuk menyemarakkan Pasar Ramadan di Kampung Jawa, Denpasar Barat.

Baca Selengkapnya

Proyek Jembatan Pulau Reklamasi, Apa Saja Rekomendasi Teknisnya?

27 Februari 2019

Proyek Jembatan Pulau Reklamasi, Apa Saja Rekomendasi Teknisnya?

Kadin Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Tangerang Slamet Budi Mulyanto mengatakan telah mengoreksi konstruksi jembatan ke pulau reklamasi.

Baca Selengkapnya