Pungli Biaya Pernikahan Marak di Jateng, Lewat Jasa Modin

Reporter

Kamis, 4 Agustus 2016 20:58 WIB

Pasangan suami istri menunjukkan buku nikahnya usai sidang isbat Nikah Massal di gedung SMKN 5, Makassar, Sulawesi Selatan, 3 Agustus 2016. Sebanyak 300 pasangan ini nantinya akan menggelar resepsi pada 6 Agustus di anjungan pantai Losari Makassar. TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO, Semarang - Pungutan liar atau Pungli biaya pernikahan, masih saja terjadi di Jawa Tengah. Pungutan itu melibatkan tenaga Pembantu Pegawai Pencatatan Nikah (P3N), yang sebenarnya resmi dibubarkan kementerian agama. “Pungutan itu masih terjadi, dengan angka rata-rata Rp 200 ribu hingga Rp 400 ribu,” kata peneliti Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang, Joko Tri Haryanto, Kamis (4/8).


Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang, meneliti 10 kabupaten kota di Jawa tengah. Hasilnya, banyak petugas P3N memanfaatkan publik yang hendak mengurus pernikahan.


Menurut Joko, meneliti indek kualitas pelayanan kantor urusan agama. Dia menemukan pungli terhadap calon pengantin. “Contohnya di Brebes dan banyak daerah di Jateng justru P3N dihidupkan pemerintah desa, untuk membantu mengurus pernikahan,” kata Joko.


Menurut dia, jasa menambah biaya nikah itu, tak sesuai ketetapan kementerian agama yang telah menentukan biaya nikah nol rupiah jika dilakukan di KUA dan dikenai Rp 600 ribu bila dilakukan di rumah, yang seharusnya dibayar di bank.


Hasil penelitiannya menunjukan, masyarakat yang hendak menikah diarahkan ke P3N yang sering disebut masyrakat modin atau lebe. Besar pungutannya pun tak sesuai aturan.


Advertising
Advertising

Meski demikian, hasil survei Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang, menunjukan indek kualitas pelayanan KUA cukup tinggi dengan angka 79. “Artinya masih baik. Pelayanannya lebih cepat. Kalau syarat lengkap hanya dua jam,” katanya.


Muhammad Khoirudin 26 tahun, warga asal Kecamatan Gubuk, Grobogan, membenarkan adanya pungutan itu. Dia mengatakan, menikah pada April 2016, kena pungli menggunakan jasa modin yang sebelumnya bertugas Pembantu Pegawai Pencatatan Nikah (P3N). “Saya daftar di KUA dengan berkas lengkap. Tapi diminta kembali, agar mendaftar lewat modin,” kata Muhammdi.


Dia mengaku kecewa. Apalagi saat modin meminta tarif melebihi aturan. “Biaya yang dikenakan ke saya Rp 970 ribu. Ketika saya protes, katanya di luar Rp 600 ribu buat administrasi,” kata Khoirudin.


Menurut dia, upaya menstranfer biaya lewat bank secara online sulit, karena pendaftaran untuk mendaptkan nomer register harus melalui modin, yang bekerja sama dengan petugas KUA.


Karena itu, dia menilai sangat merugikan. Apalagi, berkasnya lengkap. “Saya bolak-balik ke KUA, awalnya karena menolak lewat modin. Petugas sudah kerja sama tak mau menerima pendaftaran di luar jasa modin,” katanya.

EDI FAISOL

Berita terkait

Antisipasi Efek Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah, BRIN Gelar Operasi TMC

24 Februari 2023

Antisipasi Efek Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah, BRIN Gelar Operasi TMC

BRIN dan BMKG menggelar Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Tengah untuk mengantisipasi efek Cuaca Ekstrem.

Baca Selengkapnya

Viral Video Polisi Diduga Melakukan Pungli di Gerbang Tol, Polda Metro: Sabar Ya

22 Juli 2022

Viral Video Polisi Diduga Melakukan Pungli di Gerbang Tol, Polda Metro: Sabar Ya

Polda Metro Jaya menyelidiki viral video dugaan aksi pungutan liar atau pungli yang dilakukan oleh sejumlah oknum polisi terhadap para sopir truk.

Baca Selengkapnya

Ekspor Naik, Pemprov Jateng Catat Surplus Perdagangan

2 November 2021

Ekspor Naik, Pemprov Jateng Catat Surplus Perdagangan

Data ekspor Jateng mengalami surplus yang paling tinggi selama 3 tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Pemuda Seluruh Indonesia Ikuti Peringatan Sumpah Pemuda di Semarang

28 Oktober 2021

Pemuda Seluruh Indonesia Ikuti Peringatan Sumpah Pemuda di Semarang

Dengan kondisi turbulensi akibat pandemi, anak muda dituntut berkontribusi untuk membantu kebangkitan bangsa.

Baca Selengkapnya

Belajar Tangani Terorisme, Ganjar Nonton Film The Mentors

26 Oktober 2021

Belajar Tangani Terorisme, Ganjar Nonton Film The Mentors

Sekolah juga harus jadi sasaran pemahaman, sebab dinilai menjadi tempat yang subur untuk berkembangnya terorisme.

Baca Selengkapnya

Pemprov Jateng Raih Anugerah Keterbukaan Informasi Publik 2021

26 Oktober 2021

Pemprov Jateng Raih Anugerah Keterbukaan Informasi Publik 2021

Keterbukaan informasi publik ini tak sekadar hak namun juga bisa dijadikan pedoman.

Baca Selengkapnya

Di Hari Santri, Ganjar dan ASN Jateng Berpakaian Ala Santri

22 Oktober 2021

Di Hari Santri, Ganjar dan ASN Jateng Berpakaian Ala Santri

Kepada para santri di seluruh Indonesia, Ganjar berharap santri makin adaptif dan selalu memberikan inspirasi.

Baca Selengkapnya

Anggota DPRD Jateng Sarungan di Hari Santri

22 Oktober 2021

Anggota DPRD Jateng Sarungan di Hari Santri

Spirit perjuangan para ulama dan santri menjadi semangat pengingat untuk menghormati para guru dan kiai.

Baca Selengkapnya

Jateng Kembali Raih Penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya

14 Oktober 2021

Jateng Kembali Raih Penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya

Jateng menjadi yang terbaik karena mendapatkan penghargaan kategori Mentor, penghargaan tertinggi dalam kategori Anugerah Parahita Ekapraya.

Baca Selengkapnya

Ganjar Bentuk Satgas Khusus Percepatan Penanggulangan Kemiskinan

8 Oktober 2021

Ganjar Bentuk Satgas Khusus Percepatan Penanggulangan Kemiskinan

Ketua Satgas Khusus Sekda Jateng, Sumarno, akan bekerja menyelesaikan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Brebes, Banyumas, Pemalang, Banjarnegara dan Kebumen.

Baca Selengkapnya