Begini Akhir Hubungan SBBS Sragen dengan PASIAD Asal Turki

Reporter

Sabtu, 30 Juli 2016 08:25 WIB

Sragen Bilingual Boarding School (sragenkab.go.id)

TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 1,5 bulan sebelum meletus kudeta militer di Turki, Sragen Bilingual Boarding School (SBBS) di Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, sudah tidak berhubungan dengan PASIAD. Oleh pemerintah Recep Tayyip Erdogan, lembaga sosial asal Turki itu disebut berkaitan dengan jaringan Hizmet binaan Fethullah Gulen, ulama dan politikus yang dituding mendalangi kudeta.

"Sejak Juni 2015 lalu, kami sudah putus hubungan total dengan mereka," kata Wakil Kepala Humas SBBS, Ari Mayang, saat ditemui Tempo, Jumat, 29 Juli 2016.

Seperti diketahui, pemerintah Turki melalui Kedutaan Besar di Indonesa dalam situs resminya meminta sekolah-sekolah di Indonesia yang dianggap berkaitan dengan Gulen agar ditutup. Pemerintah Turki menuding Gulen, lewat organisasi binaannya, Hizmet, yang mereka sebut Fethullah Terrorist Oganisation (FETO), sebagai aktor intelektual upaya makar pada 15 Juli 2016.

Ari mengatakan, SBBS didirikan sejak 2008 atas kerja sama Pemerintah Kabupaten Sragen dengan PASIAD--lembaga bentukan pengusah-pengusaha Turki yang membantu negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. "Pemkab Sragen yang punya gedung dan fasilitasnya. Buku-buku pelajarannya kami beli sendiri. PASIAD hanya mengisi manajemennya," kata Ari.

Menurut Ari, PASIAD pertama kali masuk ke Indonesia dengan menawarkan proposal pendirian sekolah yang berfokus membawa pelajar Indonesia untuk melanjutkan pendidikan ke Turki. Namun, dari hasil pengawasan dan evaluasi Kementerian Pendidikan pada 2015, PASIAD dinilai menyalahi prosedur. "Sebab, PASIAD yang semula mengusung program bantuan pendidikan itu kenyataannya justru bekerja. Jadi guru-guru asing (dari PASIAD) itu kami yang menggaji," kata Ari.

Ari berujar, gaji guru asing beserta stafnya, total sekitar sepuluh orang, itu semula dibayar dari dana APBD Kabupaten Sragen. Namun, setelah penggunaan APBD untuk guru asing itu menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan, akhirnya pembayaran gajinya ditanggung dari SPP siswa. "Besarnya tiap tahun sekitar Rp 1 miliar," ujar Ari.

Setelah Kementerian Pendidikan menghentikan kerja sama dengan PASIAD, Ari menambahkan, SBBS Sragen menjalin kerja sama dengan Amity College Australia. Kerja sama dengan Amity College itu harusnya berlangsung sampai November-Desember 2016. Namun, Kementerian Pendidikan kembali mengendus Amity College juga bermasalah dengan pemerintah Turki.

Menurut Kepala SD Negeri SBBS, Nur Cipto, Amity College ternyata masih berisi orang-orang PASIAD. "Pihak Amity saat itu beralasan tidak mungkin mengganti semuanya dalam waktu cepat, musti bertahap," kata Nur. Namun, Kementerian Pendidikan tetap meminta Pemkab Sragen menghentikan kerja sama dengan Amity College.

Setelah tidak bekerja sama dengan Amity College, SBBS yang berstatus Sekolah Program Kerja sama (SPK) kini masih mencari Lembaga Pendidikan Asing (LPA) untuk mengisi posisi guru asing. "Sejak berdiri, SBBS memang tidak seperti sekolah negeri biasa. Status SPK itu semacam sekolah bertaraf internasional, jadi berhak mempekerjakan guru asing," kata Ari.

DINDA LEO LISTY

Berita terkait

Turki Vonis Penjara Seumur Hidup Ratusan Orang Terkait Kudeta 2016

27 November 2020

Turki Vonis Penjara Seumur Hidup Ratusan Orang Terkait Kudeta 2016

Pengadilan Turki memberikan vonis kepada hampir 500 terdakwa yang terdiri dari ratusan perwira militer, pilot, dan warga sipil

Baca Selengkapnya

Diduga Terlibat Jaringan Terorisme, Turki Tahan Ratusan Warganya

20 November 2020

Diduga Terlibat Jaringan Terorisme, Turki Tahan Ratusan Warganya

Pemerintah Turki mengeluarkan perintah penangkapan yang ditujukan kepada 101 warganya. Mereka dituduh merupakan jaringan dari organisasi teroris

Baca Selengkapnya

Dituduh Bantu Fethullah Gulen, Satpam Konsulat AS Dipenjara oleh Turki

28 Oktober 2020

Dituduh Bantu Fethullah Gulen, Satpam Konsulat AS Dipenjara oleh Turki

Pengadilan Istanbul, Turki, memvonis penjara 5 tahun satpam Konsulat AS pada Selasa kemarin atas tuduhan membantu kelompok teroris Fethullah Gulen

Baca Selengkapnya

Turki Buru 275 Personil Militer Pendukung Fethullah Gulen

9 Juni 2020

Turki Buru 275 Personil Militer Pendukung Fethullah Gulen

Pemerintah Turki masih memburu para figur yang diyakini terlibat dalam upaya kudeta tahun 2016 di mana Fethullah Gulen diyakini terlibat

Baca Selengkapnya

Pengusaha Turki Ditangkap Hanya Beberapa Jam Setelah Vonis Bebas

19 Februari 2020

Pengusaha Turki Ditangkap Hanya Beberapa Jam Setelah Vonis Bebas

Pengusaha Turki Osman Kavala ditahan oleh polisi karena diduga terlibat kudeta gagal pada 2016, hanya beberapa jam setelah dia dibebaskan pengadilan.

Baca Selengkapnya

Erdogan Beli S-400 karena Tidak Percaya Angkatan Udara Turki

18 Juli 2019

Erdogan Beli S-400 karena Tidak Percaya Angkatan Udara Turki

Pejabat AS menduga alasan Recep Tayyip Erdogan membeli S-400 Rusia karena tidak percaya Angkatan Udara Turki pascakudeta yang gagal terhadap dirinya.

Baca Selengkapnya

Turki Minta Amerika Ekstradisi Fethullah Gulen dan 83 Pendukung

22 November 2018

Turki Minta Amerika Ekstradisi Fethullah Gulen dan 83 Pendukung

Pemerintah Turki mengirimkan daftar berisi 84 nama orang anggota FETO termasuk Fethullah Gulen kepada pemerintah Amerika untuk diekstradisi.

Baca Selengkapnya

Presiden Trump Tak Akan Serahkan Fethullah Gulen ke Turki

18 November 2018

Presiden Trump Tak Akan Serahkan Fethullah Gulen ke Turki

Presiden Donald Trump menyangkal pemberitaan sebuah media di Amerika Serikat yang menyebut Fethullah Gulen akan dikembalikan ke Turki.

Baca Selengkapnya

Jamal Khashoggi Tewas, AS Pertimbangkan Ekstradisi Gulen ke Turki

16 November 2018

Jamal Khashoggi Tewas, AS Pertimbangkan Ekstradisi Gulen ke Turki

Pejabat AS sedang mempertimbangkan untuk mengekstradisi Fethullah Gulen ke Turki agar Erdogan melonggarkan tekanan kasus Jamal Khashoggi ke Arab Saudi

Baca Selengkapnya

Turki Desak Jerman Masukkan Gulen Kelompok Teroris

27 September 2018

Turki Desak Jerman Masukkan Gulen Kelompok Teroris

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendesak Jerman agar memasukkan organisasi gerakan Fethullah Gullen sebagai teroris.

Baca Selengkapnya