Dituduh Sekolah Teroris, Murid Bikin Hashtag #SAVEPRIBADI

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Jumat, 29 Juli 2016 18:36 WIB

Recep Tayyip Erdogan memberi sambutan usai mengikuti salat mayit berjamaah pada sejumlah korban aksi Kudeta Militer Turki di Masjid Fatih, Istanbul, Turki, 17 Juli 2016. Aksi kudeta Turki, pemerintah menangkap sejitar 6.000 orang yang ikut terlibat dalam aksi tersebut. (Burak Kara/Getty Images)

TEMPO.CO, Jakarta - Murid Sekolah Pribadi Depok menyatakan prihatin dengan informasi serampangan Kedutaan Besar Turki di Jakarta, yang menyebutkan sekolah mereka terafiliasi dengan jaringan teroris Turki. Tak terima dengan tuduhan itu, murid di Sekolah Pribadi menulis pesan dengan hashtag #SAVEPRIBADI, sebagai penegasan bahwa sekolah mereka bebas dari isu teroris.

Siswa kelas XI A SMA Pribadi, Umar Syaifussdiq, mengatakan fitnah terhadap sekolahnya yang terafiliasi dengan jaringan teroris yang mengkudeta Turki, cukup mengganggu. Siswa tidak terima sekolah mereka disebut tergabung jaringan teroris bernama Fethullah Terrorist Organisation (FETO). "Kami berinisiatif menulis hashtag itu. Sebab, sekolah kami bukan sekolah teroris," kata Umar, Jumat, 29 Juli 2016.

Umar menyatakan, tak pernah ada pelajaran teroris maupun pemerintahan Turki di Sekolah Pribadi. Sekolah, kata dia, hanya mengajarkan bahasa Turki. "Belajar bahasa Turki, iya," ucapnya. Bila isu ini terus berkembang, tidak menutup kemungkinan para siswa turun ke jalan untuk mengkampanyekan pesan #SAVEPRIBADI. "Itu bisa kami lakukan untuk membantah tudingan yang menyatakan sekolah kami, sekolah teroris."

Salah seorang guru yang tidak mau menyebutkan namanya, engatakan jika Sekolah Pribadi Depok disebut terafiliasi dengan jaringan teroris, mana mungkin pihak sekolah meminta anggota TNI untuk melatih anggota pasukan pengibar bendera (Paskibra) sekolah yang berlokasi di Jalan Margonda Raya itu. "Ada-ada saja. Kami punya pelatih dari TNI. Kalau kami terafiliasi sekolah menghindari TNI," ucapnya.

Pejabat Hubungan Masyarakat Yayasan Yenbu Indonesia SD SMP SMA Pribadi Depok, Ari Rosandi, menuturkan untuk menyikapi rilis Kedutaan Besar Turki itu, sebenarnya Sekolah Pribadi tidak dalam kapasitas mengomentari atau memberikan pernyataan terkait kondisi di dalam negeri Turki. Sebab, Sekolah Pribadi lembaga pendidikan yang bergerak di bidang pendidikan dan bukan lembaga politik.

"Kami tegaskan, sekolah-sekolah kami tidak pernah mengajarkan kekerasan apalagi kegiatan yang mengarah kepada tindakan terorisme," Ari. Sekolah Pribadi Depok, kata dia, dibangun untuk anak-anak Indonesia. Bahkan, Sekolah Pribadi dikenal baik rekam jejaknya di Indonesia. "Rilis yang dikeluarkan KBRT berisi tudingan tidak berdasar dan sangat tidak beretika dengan menyebut langsung nama-nama sekolah kami," ucapnya.

Menurut Ari, rilis Kedubes Turki merupakan fitnah keji yang jauh dari norma hukum serta etika dan dapat merusak citra sekolah-sekolah yang berkelindan dengan Pribadi. Selain Sekolah Pribadi Depok, kata dia, merupakan sekolah yang dibentuk atas kerjasama pendiri Sekolah Pribadi Aip Syarifudin dengan Lembaga Swadaya Masyarakat Pasaid dari Turki yang fokus pada pengembangan pendidikan pada 1995.

Selain Pribadi, ada enam sekolah lain yang mempunyai ikatan dengan Pasaid, yakni Sekolah Pribadi Bandung, Jawa Barat; Sekolah Semesta Semarang, Jawa Tengah; Sekolah Kharisma Bangsa, Sekolah Kesatuan Bangsa, Sekolah Fatih Banda Aceh dan Sekolah Teuku Nyak Arif Fatih Banda Aceh.

Untuk menjaga nama baik sekolah-sekolah tersebut, nama baik siswa-siswi, para orang tua siswa, guru-guru dan alumninya, yayasan-yayasan yang menaungi sekolah-sekolah ini akan mengambil langkah terukur terhadap Kedubes Turki sesuai hukum dan etika. "Tak sepantasnya Turki melalui perwakilanya di Indonesia mencampuri urusan yang bukan kewenangannya dengan menuding tanpa dasar kepada sekolah-sekolah kami."

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga telah mengeluarkan keputusan untuk menutup 1.043 sekolah, 1.229 yayasan, 35 institusi medis, 19 perkumpulan, dan 15 universitas yang berkaitan dengan Fethullah Gulen. Selain Indonesia, ada beberapa negara yang diminta agar menutup sekolah karena dugaan afiliasi dengan teroris Turki, di antaranya : Yordania, Azerbaijan, Somalia, dan Nigeria.



Di Indonesia ada sembilan sekolah yang dinyatakan terafiliasi dengan FETO seperti pernyataan Kedutaan Besar Turki dalam website resmi mereka, Kamis, 28 Juli 2016.

Sembilan sekolah di Indonesia, yang dianggap berafiliasi dengan FETO, antara lain Sekolah Pribadi Depok, Sekolah Pribadi Bandung, Sekolah Semesta Semarang, Sekolah Kharisma Bangsa, Sekolah Kesatuan Bangsa, Sekolah Fatih Banda Aceh, Sekolah Teuku Nyak Arif Fatih Banda Aceh, Sragen Bilingual Boarding School, dan Banua Bilingual Boarding School, Kalimantan Selatan.

IMAM HAMDI

BACA JUGA
Turki Minta Sekolah di Indonesia dan Gulen Chair Ditutup
Eksekusi Mati: Inikah Permintaan Terakhir Freddy Budiman?

Berita terkait

Alasan PKS Usung Kader Internal di Pilkada 2024 Kota Depok

4 hari lalu

Alasan PKS Usung Kader Internal di Pilkada 2024 Kota Depok

Imam Budi Hartono akan melanjutkan RPJMD Kota Depok 2021-2026 jika terpilih pada Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Menag Yaqut Minta Penyuluh Agama dan Penghulu Dukung Empat Program Prioritas Pemerintah

12 hari lalu

Menag Yaqut Minta Penyuluh Agama dan Penghulu Dukung Empat Program Prioritas Pemerintah

Menag Yaqut Cholil Qoumas meminta penyuluh agama dan penghulu ikut mendukung pelaksanaan program prioritas pemerintah.

Baca Selengkapnya

Indonesia Sambut Kunjungan Paus Fransiskus pada September 2024

15 hari lalu

Indonesia Sambut Kunjungan Paus Fransiskus pada September 2024

Kemlu menyatakan bahwa Indonesia siap menyambut kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3-5 September 2024

Baca Selengkapnya

Golkar Jajaki Koalisi dengan PKS Hadapi Pilkada Depok 2024

17 hari lalu

Golkar Jajaki Koalisi dengan PKS Hadapi Pilkada Depok 2024

Ketua DPD Golkar Kota Depok Farabi A. Arafiq telah bertemu dengan Ketua DPD PKS Kota Depok Imam Budi Hartono untuk menjajaki koalisi di Pilkada Depok.

Baca Selengkapnya

Hasil SPAN PTKIN Diumumkan Hari Ini Pukul 14.00, Simak Cara Mengeceknya

26 hari lalu

Hasil SPAN PTKIN Diumumkan Hari Ini Pukul 14.00, Simak Cara Mengeceknya

Berikut tautan dan cara mengecek hasil SPAN PTKIN yang akan diumumkan hari ini pukul 14.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Hubungan Kekerabatan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf

45 hari lalu

Hubungan Kekerabatan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf bersaudara, keduanya putra K.H. Muhammad Cholil Bisri.

Baca Selengkapnya

Ini Aturan Penggunaan Speaker Masjid yang Diperdebatkan

46 hari lalu

Ini Aturan Penggunaan Speaker Masjid yang Diperdebatkan

Menteri Agama atau Menag Yaqut Cholil Qoumas mengeluarkan surat edaran terkait aturan penggunaan speaker masjid. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Tahukah TOA Bukan Nama Benda, Lantas dari Mana Asal Sebutan untuk Pengeras Suara Ini?

46 hari lalu

Tahukah TOA Bukan Nama Benda, Lantas dari Mana Asal Sebutan untuk Pengeras Suara Ini?

Aturan penggunaan pengeras suara alias Toa di masjid dan musala kembali menjadi perhatian hari-hari ini. Tahukah asal nama TOA ini?

Baca Selengkapnya

Pengeras Suara Masjid dan Musala Jadi Perhatian Menag Yaqut Cholil Qoumas Beberapa Tahun Terakhir

47 hari lalu

Pengeras Suara Masjid dan Musala Jadi Perhatian Menag Yaqut Cholil Qoumas Beberapa Tahun Terakhir

Penggunaan pengeras suara di masjid dan musala selama Ramadan menjadi perhatian Menag Yaqut Cholil Qoumas dalam beberapa tahun terakhir. Ini aturannya

Baca Selengkapnya

Alasan Pemerintah Tetapkan Awal Puasa Ramadan 1445 H Pada Selasa, 12 Maret 2024, Ini Poin-poinnya

48 hari lalu

Alasan Pemerintah Tetapkan Awal Puasa Ramadan 1445 H Pada Selasa, 12 Maret 2024, Ini Poin-poinnya

Pemerintah menetapkan awal puasa Ramadan 1445 Hijriah pada Selasa, 12 Maret 2024. Apa saja alasan Menteri Agama Yaqut dalam sidang Isbat?

Baca Selengkapnya