Tolak Ikut Pelajaran Agama, Siswi SMK Ini Tak Naik Kelas

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Selasa, 26 Juli 2016 17:27 WIB

Sejumlah penghayat kepercayaan menggotong gunungan saat Kirab Grebek Suro di Padepokan Wulan Tumanggal Desa Dukuh Tengah, Kabupaten Tegal, JawaTengah, 13 Oktober 2015. Memperingati 1 Suro (Tahun Baru Jawa) penghayat kepercayaan (jamaah) dari berbagai daerah melakukan Kirab Grebek Suro dengan membawa gunungan hasil bumi dan hewan ternak guna mensyukuri rezeki bersama-sama. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Semarang - Siswa kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 7 Semarang, Zulfa Nur Rahman, tak naik kelas karena menolak ikut pelajaran agama Islam. Padahal Zulfa merupakan penganut aliran penghayat kepercayaan. Masalah ini bermula ketika Zulfa mengisi identitas sebagai penganut agama Islam saat duduk di bangku kelas X dan XI.

“Saat itu Zulfa dan keluarganya tak mengetahui soal peraturan (sekolah). Padahal sehari-hari Zulfa ikut penghayat,” kata Kepala Divisi Hukum dan HAM Himpunan Penghayat Kepercayaan Jawa Tengah Tito Hersanto, Selasa, 26 Juli 2016.

Ketika hendak naik kelas XII, Zulfa tidak mengisi identitasnya sebagai penganut Islam. Dia sudah menyadari bahwa penganut aliran kepercayaan tak seharusnya dipaksa ikut pelajaran agama Islam. Padahal kurikulum di SMKN 7 Semarang tak mengikutkan aliran penghayat kepercayaan.

Zulfa akhirnya tak naik kelas karena tak mengikuti pelajaran agama. Tito menyesalkan hal itu baru disampaikan beberapa waktu lalu. Padahal proses kenaikan siswa di SMKN 7 sudah sekitar sebulan lalu.

Kepala Sekolah SMKN 7 Semarang Sudarmanto menyatakan, saat mendaftarkan diri sebagai siswa baru, Zulfa mencantumkan agama Islam. “Kartu keluarga (KK) tertulis agama Islam,” ujar Sudarmanto dalam surat klarifikasinya yang dikirimkan kepada Tempo, Selasa, 26 Juli 2016.

Dia menjelaskan, ketika kelas X, Zulfa mengikuti pelajaran agama Islam, tapi hanya pelajaran teori. Saat kelas XI, Zulfa masih mengikuti pelajaran agama Islam. “Tapi, saat pelajaran praktek berupa baca Al-Quran dan salat, dia tidak bersedia, dengan alasan dia penganut kepercayaan,” tuturnya.

Menurut Sudarmanto, pihak sekolah sudah berkali-kali memanggil orang tua Zulfa. “Diingatkan, kalau tidak bersedia mengikuti pelajaran praktek agama Islam, anaknya tidak mendapat nilai pelajaran agama Islam. Dampaknya, dia tidak naik kelas,” katanya. Kala itu, ucap dia, orang tua Zulfa menjawab, tidak masalah anaknya tidak naik kelas.

Nasib Zulfa berbeda dengan kakaknya yang juga pernah belajar di sekolah yang sama. Menurut Sudarmanto, kakak Zulfa dinyatakan lulus SMKN 7 Semarang. “Karena bersedia mengikuti pelajaran agama Islam, baik teori maupun praktek,” ucapnya.

ROFIUDDIN





Advertising
Advertising

Berita terkait

Sejak Kapan Komunitas Yahudi Ada di Indonesia?

15 Oktober 2023

Sejak Kapan Komunitas Yahudi Ada di Indonesia?

Kedatangan Yahudi ke Indonesia pun memiliki sejarah panjang. Berikut perkembangan komunitas Yahudi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Cerita Penghayat Kepercayaan Dapat KTP Baru: Daripada Dicap Islam KTP, Mending PD

19 Juli 2023

Cerita Penghayat Kepercayaan Dapat KTP Baru: Daripada Dicap Islam KTP, Mending PD

Pemberian KTP ini dapat meningkatkan rasa percaya diri para Penghayat Kepercayaan.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Efek Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah, BRIN Gelar Operasi TMC

24 Februari 2023

Antisipasi Efek Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah, BRIN Gelar Operasi TMC

BRIN dan BMKG menggelar Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Tengah untuk mengantisipasi efek Cuaca Ekstrem.

Baca Selengkapnya

Satu Keluarga Tewas di Kalideres Mungkin Ikut Aliran Tertentu, Polisi Masih Selidiki

16 November 2022

Satu Keluarga Tewas di Kalideres Mungkin Ikut Aliran Tertentu, Polisi Masih Selidiki

Sementara bukan karena kelaparan penyebab satu keluarga tewas. Apakah karena menganut aliran tertentu atau ada hal lain, masih didalami.

Baca Selengkapnya

Berbagai Pandangan tentang Apokaliptik

15 November 2022

Berbagai Pandangan tentang Apokaliptik

Pencarian kata apokaliptik mendadak banyak ditelusuri artinya, karena dikaitkan dengan kemungkinan kasus kematian misterius keluarga di Kalideres

Baca Selengkapnya

Jokowi Jamin Hak Penghayat Kepercayaan di Perpres Strategi Kebudayaan

17 September 2022

Jokowi Jamin Hak Penghayat Kepercayaan di Perpres Strategi Kebudayaan

Salah satu yang diatur dalam Perpres yang diteken Jokowi ini adalah jaminan atas hak kelompok penghayat kepercayaan dalam urusan pemajuan kebudayaan.

Baca Selengkapnya

Ekspor Naik, Pemprov Jateng Catat Surplus Perdagangan

2 November 2021

Ekspor Naik, Pemprov Jateng Catat Surplus Perdagangan

Data ekspor Jateng mengalami surplus yang paling tinggi selama 3 tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Pemuda Seluruh Indonesia Ikuti Peringatan Sumpah Pemuda di Semarang

28 Oktober 2021

Pemuda Seluruh Indonesia Ikuti Peringatan Sumpah Pemuda di Semarang

Dengan kondisi turbulensi akibat pandemi, anak muda dituntut berkontribusi untuk membantu kebangkitan bangsa.

Baca Selengkapnya

Belajar Tangani Terorisme, Ganjar Nonton Film The Mentors

26 Oktober 2021

Belajar Tangani Terorisme, Ganjar Nonton Film The Mentors

Sekolah juga harus jadi sasaran pemahaman, sebab dinilai menjadi tempat yang subur untuk berkembangnya terorisme.

Baca Selengkapnya

Pemprov Jateng Raih Anugerah Keterbukaan Informasi Publik 2021

26 Oktober 2021

Pemprov Jateng Raih Anugerah Keterbukaan Informasi Publik 2021

Keterbukaan informasi publik ini tak sekadar hak namun juga bisa dijadikan pedoman.

Baca Selengkapnya