Sultan: Konflik Papua di Yogyakarta Sudah Selesai  

Kamis, 21 Juli 2016 23:02 WIB

Sejumlah mahasiswa Papua berdialog dengan Wakil Ketua III DPR Papua dari fraksi Gerindra Yanni (kanan) di asrama Papua Kamasan, Yogyakarta, 19 Juli 2016. Dialog tersebut berakhir buntu karena mahasiswa Papua ingin bertemu langsung dengan tim dari Dewan Perwakilan Rakyat Papua. TEMPO/Pius Erlangga

TEMPO.CO, Yogyakarta - Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X akhirnya turun tangan menangani perseteruan antara mahasiswa Papua dan sejumlah komunitas nasionalis garis keras di wilayah itu.

"Sudah clear. Enggak ada masalah dengan mahasiswa Papua. Saya juga orang tuanya. (Mereka harus) Sekolah dengan baik. Jangan bicara soal politik,” kata Sultan saat ditemui di Kepatihan Yogyakarta, Kamis, 21 Juli 2016.

Pernyataan Sultan itu dilontarkan sehari setelah dia menerima kedatangan komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Natalius Pigai, 20 Juli 2016. Hari ini, Kamis, 21 Juli 2016, Sultan juga menerima kedatangan empat tokoh masyarakat Papua di Yogya dan sejumlah ormas yang mengatasnamakan Elemen Merah Putih Anti Komunis di Kepatihan Yogyakarta.

Selain menegaskan konflik sudah selesai, Sultan menuding sejumlah pemberitaan, khususnya di media daring, menjadi penyebab terjadinya konflik. Sultan meminta masyarakat mengantisipasi terjadinya kasus itu dan tidak terpancing isu yang beredar.

“Jangan dianggap fakta. Itu pola bermain orang lain untuk mendeteksi dan membangun emosi kami. Jadi (media) jangan memperpanjang (kasus tersebut),” tutur Sultan.

Direktur Eksekutif Lembaga Pembela HAM Papua Mathius Murib, yang memimpin rombongan tokoh masyarakat Papua menemui Sultan, menjelaskan, aksi unjuk rasa yang terjadi di asrama Papua Kamasan pada 14-16 Juli 2016 tidak mewakili semua masyarakat Papua. "Hanya oknum," katanya.

Untuk itu, dia mengimbau orang tua mahasiswa Papua, pemerintah daerah Papua, dan pemerintah DIY bersama-sama bertanggung jawab terhadap konflik yang terjadi serta tidak saling menunjuk siapa yang salah dan siapa yang benar. "Kata kuncinya adalah adil dan damai," kata Mathius.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Paksi Katon–salah satu ormas yang ikut memblokir asrama Kamasan pada 15 Juli 2016–Muhammad Suhud mengaku kehadiran mereka saat itu bertujuan untuk menindak mahasiswa Papua yang turun ke jalan.

“Karena gerakan separatis. Kalau keluar (dari asrama) itu nantang orang Jogja. Pasti perang. Kami siap perang,” tutur Suhut.

PITO AGUSTIN RUDIANA


Berita terkait

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

12 hari lalu

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

13 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

17 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Inisiatif Panglima TNI Ubah Istilah KKB Jadi OPM Tidak Memilki Arti

19 hari lalu

Pakar Sebut Inisiatif Panglima TNI Ubah Istilah KKB Jadi OPM Tidak Memilki Arti

Perubahan istilah KKB menjadi OPM justru berpotensi meningkatkan eskalasi konflik di Papua

Baca Selengkapnya

TNI Kejar Pelaku Pembunuhan Danramil Aradide Papua yang Tewas Ditembak OPM

19 hari lalu

TNI Kejar Pelaku Pembunuhan Danramil Aradide Papua yang Tewas Ditembak OPM

TNI masih melakukan pengejaran terhadap pelaku pembunuhan Letda Inf Oktovianus Sogalrey.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

20 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Anggota Komisi I Sebut Istilah OPM Lebih Realistis tapi Berdampak Politis

20 hari lalu

Anggota Komisi I Sebut Istilah OPM Lebih Realistis tapi Berdampak Politis

Penyebutan nama OPM bisa berdampak negatif lantaran kurang menguntungkan bagi Indonesia di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

46 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.

Baca Selengkapnya

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

52 hari lalu

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

53 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya