Komisi Kesehatan DPR Bentuk Panja Awasi Vaksin Palsu  

Reporter

Rabu, 20 Juli 2016 21:28 WIB

Contoh vaksin palsu yang disita polisi, 23 Juni 2016. TEMPO/Rezki

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Komisi Kesehatan Dewan Perwakilan Rakyat Ermalena mengatakan komisinya akan membentuk panitia kerja (panja) pengawasan peredaran obat dan vaksin palsu. "Minggu depan sudah efektif," katanya saat ditemui selepas rapat internal Komisi VIII di gedung DPR, Jakarta, Rabu, 20 Juli 2016.

Ermalena berharap panja tersebut dapat mengeluarkan rekomendasi kepada pihak terkait agar dapat mencegah kejadian serupa di masa mendatang. "Kami harap dapat memperkuat BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) dalam mengawasi," ujarnya.

Menurut Ermalena, panja ini akan membahas hasil rapat kerja DPR dengan Kementerian Kesehatan beberapa waktu lalu, yang meminta empat Peraturan Menteri Kesehatan dievaluasi.

Keempat peraturan tersebut adalah Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di puskesmas, Permenkes No. 35/2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di apotek, Permenkes No. 58 tentang standar pelayanan kefarniasian di rumah sakit, dan Permenkes No. 2/2016 tentang penyelenggaraan mutu obat pada instalasi farmasi pemerintah.

Bila keempat peraturan tersebut dievaluasi, diharapkan BPOM dapat melakukan pengawasan, dari produksi, distribusi, hingga penggunaan obat dan makanan. "Peran BPOM selama ini belum maksimal karena regulasinya," kata Ermalena.

Politikus Partai Persatuan Pembangunan ini menambahkan, panja tersebut akan mendengarkan pula masukan dari beberapa pihak untuk menentukan apakah diperlukan penerbitan regulasi baru. Seperti pelibatan orang tua korban, rumah sakit, fasilitas pelayanan kesehatan, pengguna (dokter), dan produsen (Bio Farma). "Kami akan membicarakan hal yang memungkinkan jadi pintu masuk," ujarnya.

Ermalena menambahkan, bila pembahasan berlangsung intens, kerja panja diprediksi akan selesai dalam sepekan. DPR sendiri akan mulai masuk masa reses pada tengah pekan depan. "Ini tidak bisa menunggu, kecuali ada pihak lain yang harus kami panggil," tuturnya.

AHMAD FAIZ



Berita terkait

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

2 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

2 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

2 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

3 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

3 hari lalu

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

Penarikan iuran yang akan dimasukkan dalam komponen perhitungan harga tiket pesawat itu dinilainya berpotensi melanggar Undang-Undang (UU).

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

3 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

3 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

3 hari lalu

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

DPR Arizona lewat pemungutan suara memutuskan mencabut undang-undang larangan aborsi 1864, yang dianggap benar-benar total melarang aborsi.

Baca Selengkapnya

MK Tekankan Perlunya Penyempurnaan UU Pemilu, Ini Reaksi DPR

3 hari lalu

MK Tekankan Perlunya Penyempurnaan UU Pemilu, Ini Reaksi DPR

MK menyatakan terdapat beberapa kelemahan dalam UU Pemilu, Peraturan KPU, dan Peraturan Bawaslu.

Baca Selengkapnya

Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

4 hari lalu

Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

Bambang Haryadi, mengungkapkan upaya Komisi VII dalam mengatasi tantangan produksi pupuk di Indonesia.

Baca Selengkapnya