Ikatan Dokter Anak: Efek Vaksin Palsu Segera Terlihat

Reporter

Editor

Pruwanto

Senin, 18 Juli 2016 20:31 WIB

Contoh vaksin palsu yang disita polisi, 23 Juni 2016. TEMPO/Rezki

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Arief Budiman menjelaskan, efek samping vaksin palsu akan segera terlihat setelah imunisasi. Anak yang diimunisasi menggunakan vaksin Tripacel palsu atau DPT akan langsung menunjukkan efek pada tubuhnya. "Biasanya efek berupa alergi," kata Arief saat menghadiri acara mediasi dengan orang tua pasien Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Bunda, Ciledug, Tangerang, Banten, Senin, 18 Juli 2016.

Tripacel atau DPT memiliki efek demam. Efek ini muncul karena DPT merupakan vaksin aseluler atau hanya menggunakan sebagian komponen bakteri. "Pasien yang mendapat vaksin palsu akan memunculkan efek bahaya saat itu juga," ujarnya. Namun, jika sudah lama berlalu dan tidak muncul tanda apa-apa, zat yang dimasukkan ke dalam tubuh itu tidak berbahaya.

Arief menganjurkan orang tua pasien memvaksin ulang anaknya menggunakan vaksin jenis sama atau setara yang disediakan pemerintah. Dampak vaksin catch-up, menurut dia, tidak berbeda bahkan tak berpengaruh buruk pada kesehatan anak. "Tidak ada kata terlambat untuk imunisasi," tuturnya. Dokter sudah biasa menangani orang tua yang awalnya ragu mengimunisasi anaknya. "Tapi, begitu anaknya sakit, jadi mau imunisasi."

Ikatan Dokter Anak merekomendasikan penjadwalan imunisasi DPT ulang bagi bocah berusia kurang dari 3 tahun sebanyak tiga kali vaksinasi dengan interval masing-masing satu bulan. Bagi bocah 1-7 tahun, vaksinasi dilakukan sebanyak tiga kali dalam interval masing-masing satu, dua, dan tiga bulan. Anak yang berusia 7-18 tahun diimunisasi menggunakan vaksin jenis PG dengan dosis berbeda.

Badan Reserse Kriminal Polri saat ini masih memeriksa vaksin palsu yang diduga diberikan kepada anak di Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Bunda. Kepolisian masih menyelidiki kasus vaksin palsu tersebut. Diduga vaksin palsu ini tersebar sampai ke sembilan provinsi.

IDKE DIBRAMANTY YOUSHA | PRU

Baca: Sebaran Vaksin Palsu Diduga sampai 9 Provinsi



Berita terkait

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

1 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

4 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

10 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

10 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

20 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

37 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

38 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

57 hari lalu

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.

Baca Selengkapnya

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

31 Januari 2024

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

Masih ada sejumlah penyakit tropis terabaikan yang belum hilang dari Indonesia sampai saat ini. Perkembangan medis domestik diragukan.

Baca Selengkapnya