Menkes Menolak Membuka Rekam Medis Korban Vaksin Palsu  

Reporter

Minggu, 17 Juli 2016 20:53 WIB

Menteri Kesehatan, Nila F Moeloek mengendong balita, Indira Alifa Audy Prasetyo (3 bulan) putri dari Risna Agustina yang diduga menerima vaksin palsu di Klinik Bidan M Elly Novita S di Ciracas, Jakarta Timur, 30 Juni 2016. Kementerian Kesehatan memberikan vaksin ulang secara gratis kepada Balita yang diduga menerima vaksin palsu. Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek menolak membuka rekam medis untuk publik. Tanggapan ini menyusul adanya permintaan dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia agar rekam medis korban vaksin palsu dibuka untuk umum.

"Rekam medis itu sebenarnya sesuatu yang sifatnya rahasia, tidak secara awam," kata Nila di Kementerian Kesehatan, Minggu, 17 Juli 2016. "Kalau punya (rekam medis), terus dikeluarkan begitu saja, itu tidak benar."

Nila mengatakan rekam medis boleh dibuka untuk kepentingan penyidikan dan kepentingan kementeriannya. Nila menjelaskan, penyidik perlu melihat rekam medis untuk menelusuri nama obat yang diberikan kepada pasien. "Di rekam medis, orang tercatat diimunisasi, tapi nama obatnya kan tidak ketahuan. Itu harus kita telusuri lagi," ujarnya.

Membuka rekam medis juga diperlukan untuk melihat nama vaksin yang dicurigai masuk daftar vaksin palsu. "Nanti diambil oleh Bareskrim dan kita uji lab di BPOM, dan benar ternyata palsu. Inilah yang harus kita telusuri," tutur Nila.

Jika rekam medis diambil publik, kata Nila, Kementerian akan kehilangan data yang diperlukan penyidik. Terlebih, rekam medis merupakan rahasia yang tidak boleh sembarangan dibuka untuk umum.

Nila tidak akan membiarkan rekam medis dibuka untuk umum. "Tapi itu akan diambil oleh kita. Bareskrim juga berwenang mengambilnya," ucapnya.

Dia menjelaskan, pada Senin, 18 Juli 2016, Kementerian Kesehatan akan melakukan vaksin ulang di tiga lokasi, dua di antaranya di Jakarta Timur dan Bekasi. "Banten sementara belum karena datanya belum lengkap," tuturnya.

Nila menjelaskan, di Jakarta Timur, vaksin ulang akan dilaksanakan di puskesmas dan RSUD Ciracas serrta di Rumah Sakit Harapan Bunda. Sedangkan di Bekasi dilakukan di Rumah Sakit Sayang Bunda.

Nila mengatakan pemberian vaksin ulang akan dilakukan secara bertahap di semua lokasi yang menjadi korban. "Jadi tidak sekaligus keseluruhannya," ucapnya.

Nila mengatakan kementeriannya sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta serta Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengenai pemberian vaksin ulang tersebut.

Mengenai data anak yang terkena vaksin palsu, kata Nila, tim satuan tugas telah mengontak anak-anak yang menjadi korban. "Kami sudah menerima daftarnya, kurang lebih 20," katanya. "Mungkin besok masih bisa bertambah lagi."

MAYA AYU PUSPITASARI

Berita terkait

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

2 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

4 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

10 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

10 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

20 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

37 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

38 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Astra Gandeng Raline Shah Sebagai Juri Tamu di 15th SATU Indonesia Awards 2024

50 hari lalu

Astra Gandeng Raline Shah Sebagai Juri Tamu di 15th SATU Indonesia Awards 2024

Pendaftaran SATU Indonesia Awards dibuka mulai 4 Maret - 4 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

57 hari lalu

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.

Baca Selengkapnya