Arist Merdeka: Predator Seksual Berasal dari Empat Lingkungan

Reporter

Sabtu, 16 Juli 2016 17:29 WIB

Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait, mendengarkan penjelasan pengasuh Pondok Panti Asuhan Gus Mad (kiri) di Pondok Pesantren Yatim Piatu Dhuafa Bayi Terlantar Millinium Roudlotul Jannah, Candi, Sidoarjo, Jawa Timur, 3 Agustus 2015. Kunjungannya terkait informasi pelanggaran hak anak yang di asuh. ANTARA/Umarul Faruq

TEMPO.CO, Denpasar - Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait mengatakan pemerkosa atau pelaku kejahatan seksual terhadap anak sering kali berasal dari lingkungan terdekatnya. "Karena itu, diperlukan kewaspadaan kepada orang-orang tersebut," katanya dalam seminar bertema “Stop Kekerasan Seksual pada Anak” di Hotel Nikki, Denpasar, Sabtu, 16 Juli 2016.

Di hadapan 1.100 peserta, yang mayoritas merupakan kalangan perawat dari sejumlah rumah sakit di Bali, Arist menuturkan selama 2015 ada 6.725 kasus (51 persen merupakan kejahatan seksual). Dari jumlah itu, 237 kasus dilakukan anak di bawah umur, yakni 14 tahun. Adapun 82 persen korbannya berasal dari keluarga menengah ke bawah.

Pria kelahiran Pematang Siantar, 17 Agustus 1960, itu juga mengimbau para orang tua, termasuk semua pihak, mewaspadai sepak terjang predator seksual, yang bila situasi memungkinkan bakal melakukan kekerasan terhadap anak. “Saat ini hampir tidak ada ruang yang aman dan nyaman bagi anak-anak untuk bermain,” ujarnya.

Predator seksual umumnya berasal dari empat lingkungan, yaitu rumah (ayah tiri, ayah kandung, kakak, paman, tukang kebun, sopir mobil jemputan, dan kerabat dekat); sekolah (guru reguler, guru spiritual, penjaga sekolah, keamanan sekolah, tukang kebun, dan pengelola sekolah); lingkungan sosial (tetangga, pedagang keliling, dan teman sebaya); dan panti/boarding school (pengelola panti, pengasuh, dan sesama anak asuhan panti).

“Anak adalah seseorang yang berusia di bawah 18 tahun, termasuk yang masih dalam kandungan. Adapun hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara,” ujar Arist.

Aris menuturkan anak sangat rentan terhadap segala bentuk eksploitasi, kekerasan, diskriminasi, dan penelantaran. “Anak juga menjadi sosok yang lemah dan paling rentan dalam situasi apa pun dalam keluarga, masyarakat, dan negara," tuturnya.

Pemerhati anak, Irene F. Mongkar, menambahkan, bila ditinjau dari dampak psikologisnya, 79 persen korban kekerasan dan pelecehan seksual mengalami trauma yang mendalam, depresi, fobia, dan menarik diri dari lingkungan. “Stres yang dialami korban dapat mengganggu fungsi dan perkembangan otaknya,” ucapnya.

Adapun empat jenis dampak trauma akibat kekerasan seksual yang dialami anak-anak itu adalah pengkhianatan (betrayal), merasa terancam, trauma secara seksual (traumatic sexualization), dan merasa tidak berdaya (powerlessness). "Selain itu, korban kekerasan seksual umumnya merasa bersalah, malu, dan memiliki gambaran diri yang buruk."

ROFIQI HASAN

Berita terkait

New York Times Meragukan Artikelnya Sendiri Soal Kisah Perkosaan Hamas

40 hari lalu

New York Times Meragukan Artikelnya Sendiri Soal Kisah Perkosaan Hamas

Video baru New York Times soal tentara Israel membantah dugaan perkosaan yang dilakukan Hamas terhadap perempuan selama serangan 7 Oktober

Baca Selengkapnya

Robinho Akan Jalani Hukuman 9 Tahun di Brasil karena Kasus Perkosaan di Italia

46 hari lalu

Robinho Akan Jalani Hukuman 9 Tahun di Brasil karena Kasus Perkosaan di Italia

Mantan pemain Manchester City dan Real Madrid, Robinho, akan menjalani hukuman penjara selama sembilan tahun atas kasus pemerkosaan.

Baca Selengkapnya

Survei Pernah Ungkap India sebagai Negara Tak Aman untuk Perempuan

57 hari lalu

Survei Pernah Ungkap India sebagai Negara Tak Aman untuk Perempuan

Survei yang dilakukan Thomson Reuters Foundation pada 2018 silam pernah mengungkap India sebagai salah satu negara tak aman untuk perempuan.

Baca Selengkapnya

Perkosaan kepada Turis Kembali Terjadi di India, Ini 5 Negara Paling Berbahaya untuk Perempuan

59 hari lalu

Perkosaan kepada Turis Kembali Terjadi di India, Ini 5 Negara Paling Berbahaya untuk Perempuan

Perkosaan kepada turis perempuan asal Spanyol di India mencoreng pariwisata di negara tersebut

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan Seksual Istri Pasien oleh Dokter di Palembang, Bukan Perkosaan Tapi Ini Kata Pelapor

1 Maret 2024

Dugaan Pelecehan Seksual Istri Pasien oleh Dokter di Palembang, Bukan Perkosaan Tapi Ini Kata Pelapor

Febriansyah, Pengacara TA menjelaskan kliennya yang sedang hamil tersebut bukan mengalami perkosaan oleh dokter MY.

Baca Selengkapnya

Hamas Bantah Tuduhan Perkosaan dan Kekerasan Seksual dalam Serangan 7 Oktober

5 Desember 2023

Hamas Bantah Tuduhan Perkosaan dan Kekerasan Seksual dalam Serangan 7 Oktober

Hamas membantah tuduhan bahwa anggotanya melakukan pemerkosaan dan kekerasan seksual terhadap warga Israel.

Baca Selengkapnya

Israel dan AS Tuding Hamas Lakukan Perkosaan pada 7 Oktober, Tapi Tolak Diselidiki PBB

5 Desember 2023

Israel dan AS Tuding Hamas Lakukan Perkosaan pada 7 Oktober, Tapi Tolak Diselidiki PBB

Israel dan Amerika Serikat mengklaim terjadinya perkosaan oleh Hamas terhadap sejumlah perempuan dalam serangan pada 7 Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Ingat Kematian Arie Hanggara 39 Tahun Lalu, Catatan Gelap Perlindungan Anak di Indonesia

10 November 2023

Ingat Kematian Arie Hanggara 39 Tahun Lalu, Catatan Gelap Perlindungan Anak di Indonesia

Arie Hanggara anak berusia 7 tahun meninggal 39 tahun lalu, disiksa orang tuanya. Ayah sebagai pelaku dihukum 5 tahun, ibu tirinya 2 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

Pemenang Nobel Perdamaian Mencalonkan Diri sebagai Presiden Kongo

3 Oktober 2023

Pemenang Nobel Perdamaian Mencalonkan Diri sebagai Presiden Kongo

Denis Mukwege, dokter kandungan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2018, mencalonkan diri sebagai presiden Kongo dalam pilpres Desember

Baca Selengkapnya

PBB: Rusia Siksa Sejumlah Warga Ukraina Secara Brutal hingga Tewas

25 September 2023

PBB: Rusia Siksa Sejumlah Warga Ukraina Secara Brutal hingga Tewas

Metode penyiksaan yang dilakukan Rusia di sebagian wilayah Ukraina yang didudukinya sangat brutal hingga beberapa korbannya tewas

Baca Selengkapnya