Pilih Tito, Jokowi Disebut Ingin Lepas dari Cengkeraman Mega  

Reporter

Editor

Pruwanto

Jumat, 15 Juli 2016 09:46 WIB

Presiden Jokowi menyaksikan penandatanganan berita acara pelantikan Komjen Pol Tito Karnavian sebagai Kapolri di Istana Negara, Jakarta, 13 Juli 2016. Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Depok - Pengamat kepolisian, Yundini Husni, menganggap pemilihan Jenderal Tito Karnavian sebagai Kepala Kepolisian RI adalah manuver Presiden Joko Widodo untuk lepas dari cengkeraman Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

"Pemilihan Tito (merupakan) manuver Presiden Jokowi untuk lepas," kata Yundini, pengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian, seusai sidang promosi gelar doktornya pada Program Studi Ilmu Politik Universitas Indonesia, Kamis, 14 Juli 2016.

Menurut Yundini, kalau merupakan petugas partai, Jokowi mau-tidak mau seharusnya memilih Budi Gunawan, jenderal bintang tiga yang didukung PDI Perjuangan sebagai calon Kapolri. Karena ada dugaan kasus rekening gendut, Budi Gunawan urung diangkat menjadi Kepala Polri.

Pemilihan Jokowi terhadap Tito, ucap Yundini, adalah bentuk pembangkangannya terhadap partai. Artinya, Jokowi enggan memilih calon Kapolri yang berasal dari partai. Jokowi memilih Tito karena dianggap bisa membantu menjalankan kekuasaannya.

Bahkan, ucap Yundini, Jokowi mempersiapkan Tito lebih baik ketimbang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mempersiapkan Timur Pradopo. Tito sudah dipersiapkan tiga bulan sebelumnya dengan mengangkatnya menjadi jenderal bintang tiga dan ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme. Tito melangkahi empat angkatan di atasnya.

Yundini menganggap pengangkatan Tito sebagai bentuk presidential power Jokowi. Setiap pemilihan suksesi selalu dilihat dari pendekatan personal antara penguasa dan calon Kepala Polri. Padahal suksesi Kapolri harus memperhatikan kaidah kelembagaan. "Pendekatannya tidak boleh suka dan tidak suka," ujarnya.

Menurut Yundini, kepentingan politik presiden dalam menentukan Kapolri muncul sebagai fenomena presidential power. Presiden, tutur dia, ingin mengendalikan Kapolri terpilih sehingga dapat berimplikasi pada independensi dan profesionalisme dalam menjalankan tugas sebagai penegak hukum.

"Polri pemegang wewenang kekuasaan di bidang penegakan hukum," katanya. "Jadi Polri sangat menggiurkan untuk diperebutkan." (Baca: Kapolri Tito: Saya Akan Kerja Sama dengan KPK dan Kejaksaan )

IMAM HAMDI

BACA JUGA
Serangan di Nice: Belum Ada WNI Jadi Korban Truk
Dosen PTIK Gugat Hak Prerogatif Pemilihan Kapolri




Berita terkait

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

9 jam lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Alasan Mendagri Sebut Pilkada 2024 Tetap Digelar Sesuai Jadwal

18 jam lalu

Alasan Mendagri Sebut Pilkada 2024 Tetap Digelar Sesuai Jadwal

Pilkada 2024 digelar pada 27 November agar paralel dengan masa jabatan presiden terpilih.

Baca Selengkapnya

Respons KPU Saat Mendagri Minta Cegah Kebocoran Data Pemilih Pilkada 2024

19 jam lalu

Respons KPU Saat Mendagri Minta Cegah Kebocoran Data Pemilih Pilkada 2024

Tito Karnavian mengingatkan KPU tentang potensi pidana jika terjadi kebocoran data pemilih Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

22 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

23 jam lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

1 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024: Mendagri Sebut DP4 Capai 207 Juta Jiwa

1 hari lalu

Pilkada 2024: Mendagri Sebut DP4 Capai 207 Juta Jiwa

Mendagri mengingatkan agar KPU melindungi keamanan data pemilih untuk Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Tito Karnavian Pastikan Pilkada Serentak Digelar 27 November 2024

1 hari lalu

Tito Karnavian Pastikan Pilkada Serentak Digelar 27 November 2024

Mendagri Tito Karnavian mengatakan sebelumnya memang ada wacana yang muncul untuk mempercepat pelaksanaan Pilkada.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

1 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

1 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya