Ini Empat Vaksin Palsu yang Beredar di Masyarakat

Reporter

Kamis, 14 Juli 2016 20:23 WIB

Contoh vaksin palsu yang disita polisi, 23 Juni 2016. TEMPO/Rezki

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek tak hanya membeberkan 14 nama rumah sakit dan delapan bidan yang menjadi penerima vaksin palsu. Dalam rapat dengan Komisi Kesehatan Dewan Perwakilan Rakyat di gedung DPR, Kamis, 14 Juli 2016, Nila juga mengungkapkan adanya vaksin palsu yang beredar di masyarakat.

Menurut Nila, Badan Pengawas Obat dan Makanan menemukan 37 fasilitas pelayanan kesehatan yang mengadakan vaksin melalui jalur tidak resmi. "Berasal dari 9 provinsi dan telah diambil 39 sampel untuk diuji," katanya di gedung DPR, Jakarta, Kamis, 14 Juli 2016.

Baca: Menteri Nila Umumkan 14 Rumah Sakit Penerima Vaksin Palsu

Dari hasil uji lab BPOM terhadap 39 sampel tersebut, empat jenis vaksin dinyatakan palsu. Nila menuturkan instrumen hukum yang bisa digunakan adalah sanksi administratif hingga pencabutan izin terhadap fasilitas kesehatan.

Baca: Ini Delapan Bidan Pemakai Vaksin Palsu

Ia menambahkan, pihaknya telah menegur dan melapor ke Bareskrim untuk diselidiki lebih lanjut. "Oknum bisa dikenai sanksi administrasi sampai pidana," ujarnya.

Berikut ini empat vaksin yang dinyatakan palsu.

1. Vaksin Tripaceal
Produsen: PT Sanofi Pasteur
Asal sampel: RSIA Mutiara Bunda Jalan H Mencong, Ciledug
Isi kandungan: Na dan Cl serta vaksin hepatitis B
Kandungan seharusnya: toksoid difteri, toksoid tetanus, dan vaksin hepatitis B

2. Serum Anti-Tetanus
Produsen: PT Bio Farma
Asal sampel: RS Bhineka Husada, Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan
Isi kandungan: Na dan Cl
Kandungan seharusnya: Serum anti-tetanus

3. Vaksin Tripacel
Produsen: PT Sanofi Pasteur
Asal sampel: Klinik Tridaya Medica, Jalan Tridaya Indah I Blok A1 Tambun, Bekasi
Isi kandungan: Antigen Pertusis
Kandungan seharusnya: toksoid difteri, toksoid tetanus, dan vaksin hepatitis B

4. Vaksin Pediacel
Produsen: PT Sanofi Pasteur
Asal sampel: Apotek/Klinik Rahiem Farma, Jalan Dermaga Raya 129, Klender, Jakarta Timur
Isi kandungan: toksoid difteri, toksoid tetanus, vaksin Acellular Pertusis, vaksin polio (IPV)
Kandungan seharusnya: Hepatitis B

AHMAD FAIZ

Berita terkait

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

2 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

4 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

10 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

10 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

20 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

37 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

38 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Astra Gandeng Raline Shah Sebagai Juri Tamu di 15th SATU Indonesia Awards 2024

50 hari lalu

Astra Gandeng Raline Shah Sebagai Juri Tamu di 15th SATU Indonesia Awards 2024

Pendaftaran SATU Indonesia Awards dibuka mulai 4 Maret - 4 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

57 hari lalu

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.

Baca Selengkapnya