Cerita Rumah Cinta: Pertaruhan Hidup Ambu dan Abah Lutung  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Kamis, 14 Juli 2016 09:24 WIB

REUTERS/Jo Yong-Hak

TEMPO.CO, Bandung - Pasangan suami-istri Supendi Wijaya, 44 tahun, dan Dewi Nurjanah, 42 tahun, mendirikan Rumah Cinta di Bandung sebagai tempat singgah bagi anak pasien kanker dari keluarga miskin. Rumah mereka di Garut dijual untuk mewujudkan komitmen menolong pasien kanker. Mereka kini tinggal bersama penghuni rumah singgah yang tempatnya disewa sejak 2012.

Rumah singgah itu dirintis sejak 2012 ketika bungsu dari dua anak mereka menjalani penyembuhan di Rumah Sakit Umum Pusat dr Hasan Sadikin, Bandung, hingga akhirnya wafat. Saat itu mereka menetap sementara di Jalan Cibarengkok, di belakang rumah sakit, di rumah sewaan Rp 600 ribu per bulan. Sebutan Abah Lutung didapat karena ia suka menghibur mendiang anaknya ketika sakit agar tertawa dengan bertingkah seperti lutung.

Di rumah sakit, Supendi—yang aktif membantu keluarga anak pasien kanker lain dari berbagai daerah—mengajak mereka yang miskin untuk tinggal bersama. Alasannya, ia tak tega melihat mereka bergeletakan di luar ruang perawatan. Mereka berbagi makanan dan tempat tinggal. “Beras dulu ada kiriman dari kampung, lauk-pauk dari uang belanja. Kami gratiskan sejak itu sampai sekarang,” kata mantan staf pemasaran sebuah bank swasta itu.

Tak hanya itu, Supendi ikut mencarikan dana berobat bagi rekan-rekannya ke berbagai yayasan peduli kanker di Bandung yang tidak ditanggung oleh Jaminan Kesehatan Masyarakat. Dia pun mengurusi penggunaan mobil ambulans untuk mengantar jenazah anak pasien kanker ke rumah mereka di pelosok kampung. “Saya sempat kesal karena anak sendiri sakit malah mengurus orang lain,” ujar Dewi.

Mengalami beragam pengalaman pahit mendampingi keluarga miskin yang kesulitan mencari biaya obat ke yayasan, susah makan dan minum selama menjaga di rumah sakit, hingga tak bisa memulangkan jenazah anak mereka ke kampung, Supendi dan Dewi bertekad mendirikan Rumah Cinta. Supendi, yang pernah dicap sebagai calo pasien, menjual rumah di kampung untuk rumah singgah.

Abah Lutung ikut menanggung kebutuhan sehari-hari orang tua pasien miskin. Dananya hasil dari gaji serta donasi kenalan dan kawan dekat. Mereka pantang membuat proposal untuk disorongkan kepada pemerintah atau perusahaan swasta. "Masak, untuk cinta kita harus bikin proposal? Kalau belum ada, kita usahakan supaya ada. Allah menjawab walau belum maksimal, ngeureuyeuh (pelan-pelan) saja," tuturnya.

Selain tempat singgah, Rumah Cinta menyiapkan uang untuk sejumlah biaya, seperti membeli obat-obat yang tidak ditanggung pemerintah, sewa ambulans, sampai menyediakan 250-300 bungkus nasi saban hari untuk anak pasien kanker dan orang tua miskin di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung. “Bahagia melihat anak-anak itu bisa bermain sampai sembuh,” ucap Dewi.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

1 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

2 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

4 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

5 hari lalu

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

8 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

9 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

9 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

12 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

14 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

15 hari lalu

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.

Baca Selengkapnya