Anggaran Kemenkes Ditunda, DPR Fokus Ungkap Vaksin Palsu  

Reporter

Editor

Budi Riza

Rabu, 13 Juli 2016 18:26 WIB

Contoh vaksin palsu yang disita polisi, 23 Juni 2016. TEMPO/Rezki

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Kesehatan Dewan Perwakilan Rakyat Dede Yusuf memutuskan menunda pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Kementerian Kesehatan Tahun 2017, yang seharusnya dilakukan hari ini. Menurut dia, anggaran ini merupakan kepentingan Kementerian Kesehatan sedangkan persoalan vaksin palsu dinilai lebih penting untuk dibahas.

Dede mengatakan Komisi memiliki hak untuk menyetujui atau tidak rencana pembahasan anggaran Kementerian Kesehatan tahun depan. Namun sesuai kesepakatan DPR, prioritas lebih diberikan untuk membahas vaksin palsu. “Agar vaksin palsu ini dianggap serius oleh pemerintah,” katanya di gedung DPR, Jakarta, Rabu, 13 Juli 2016.

Para Legislator mencecar dengan berbagai pertanyaan dan tuntutan terhadap Kementerian Kesehatan sehubungan dengan kasus vaksin palsu dalam rapat kerja kedua lembaga ini. Anggota Komisi IX, Ribka Tjiptaning, mendesak Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek untuk menyebutkan fasilitas layanan kesehatan dan rumah sakit yang terindikasi mendistribusikan vaksin palsu. Dia meminta pemerintah mengungkap sindikat vaksin palsu di Indonesia. “Negara (harus) tanggung jawab.”

Anggota Komisi IX, Irgan Chairul Mahfiz, pun mempertanyakan kinerja Badan Pengawas Obat dan Makanan terkait dengan pengujian sampel yang diduga vaksin palsu di seluruh wilayah Indonesia. Menurut dia, temuan empat vaksin palsu dari 39 jenis sampel pada 37 titik fasilitas layanan kesehatan di sembilan daerah tidak cukup mewakili.

Irgan menilai sanksi administrasi harus tegas diberikan kepada pengelola rumah sakit dan fasilitas layanan kesehatan yang terbukti melanggar. Bahkan operasional pemberian vaksin bisa dihentikan bagi rumah sakit swasta yang terbukti mendistribusikan vaksin palsu.

DPR meminta Kementerian Kesehatan menjelaskan secara rinci persoalan vaksin palsu besok, sebelum membahas masalah anggaran. Menteri Nila setuju dengan sejumlah masukan dari anggota Komisi. Ia tidak mempersoalkan penundaan pembahasan anggaran. “Untuk besok, kami sanggup. Tapi, kami tidak bisa bekerja sendiri,” kata Nila.

Nila mengatakan akan bekerja sama dengan satuan tugas yang terdiri atas BPOM, Badan Reserse Kriminal Kepolisian, dan Kementerian Kesehatan. Dia menyanggupi permintaan DPR dengan mengajak BPOM dan Bareskrim untuk menggelar rapat lanjutan esok hari.
Rencananya dalam rapat lanjutan besok, pemerintah akan mengungkapkan secara rinci persoalan vaksin palsu di depan para anggota Komisi IX DPR.

Nila mengaku belum mendapatkan izin dari Bareskrim untuk mengungkap nama-nama fasilitas layanan kesehatan dan rumah sakit, yang disinyalir mendistribusikan vaksin palsu. Namun dengan rapat lanjutan yang akan digelar besok, Bareskrim bisa menjelaskan lebih rinci.

DANANG FIRMANTO

Berita terkait

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

2 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

2 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

2 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

3 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

3 hari lalu

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

Penarikan iuran yang akan dimasukkan dalam komponen perhitungan harga tiket pesawat itu dinilainya berpotensi melanggar Undang-Undang (UU).

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

3 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

3 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

3 hari lalu

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

DPR Arizona lewat pemungutan suara memutuskan mencabut undang-undang larangan aborsi 1864, yang dianggap benar-benar total melarang aborsi.

Baca Selengkapnya

MK Tekankan Perlunya Penyempurnaan UU Pemilu, Ini Reaksi DPR

3 hari lalu

MK Tekankan Perlunya Penyempurnaan UU Pemilu, Ini Reaksi DPR

MK menyatakan terdapat beberapa kelemahan dalam UU Pemilu, Peraturan KPU, dan Peraturan Bawaslu.

Baca Selengkapnya

Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

4 hari lalu

Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

Bambang Haryadi, mengungkapkan upaya Komisi VII dalam mengatasi tantangan produksi pupuk di Indonesia.

Baca Selengkapnya