TEMPO Interaktif, Jakarta:Puluhan balita di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, terjangkit muntaber. Gejalanya, penderita mengalami suhu tubuh panas, batuk, dan muntah-muntah. "Setelah itu berak-berak," kata Sigiono, salah satu warga yang membawa balitanya ke Rumah Sakit Bayu Asih, Senin pagi.Tiga balita lainnya di Gang Aster, Kelurahan Nagri Kaler, juga mengalami penyakit serupa. Menurut Agus Djamaludin, Kepala Bidang Pelayawanan Rumah Sakit Bayu Asih, dalam pekan terakhir cukup banyak penderita muntaber yang dirujukkan. "Sebanyak 47 pasien yang menjalani rawat inap karena muntaber, diantaranya yang muntaber," kata Agus.Penyebab muntaber, katanya, kondisi lingkungan yang tidak sehat. Ditambah cuaca saat ini sudah masuk musim kemarau panjang. Syam Askari, Kepala Dinas Kesehatan Kabupetan Purwakarta, mengatakan, serangan muntaber yang terjadi sekarang ada yang dimulai dengan serangan panas dan tanpa panas. Dinas kesehatan belum memberlakukan kejadian luar biasa muntaber. Berbeda dengan Kabupaten Cianjur yang dinyatakan telah masuk dalam kejadian luar biasa. Tercatat sudah 82 orang dan dua meninggal gara-gara muntaber. Kini 18 orang masih dirawat di Rumah Sakit Umum Cianjur, dua di antaranya kritis.Wakil Kepala Ruangan Transit Bayi Rumah Sakit Umum Cianjur, Dendi Kurniadi, mengatakan dalam sepekan terakhir terjadi lonjakan pasien muntaber. Setiap hari, tutur Dendi, ada sekitar 5 sampai 7 orang yang harus mendapatkan perawatan."Dari hasil pemeriksaan dan keterangan pasien, sebagin besar kebutuhan air minum mereka diperoleh dari air yang diduga tercemar," tegasnya.Sebelumnya, Kepala Dinas Kabupaten Cianjur, Dedi Kuswenda, menegaskan, pihaknya sudah menerapkan status kejadian luar biasa untuk beberapa wilayah di Kabupaten Cianjur.Nanang Sutisna | Deden Abdul Azis