Pembebasan Sandera di Filipina, Kalla: Semua Sudah Dilakukan  

Reporter

Selasa, 12 Juli 2016 14:58 WIB

Ekspresi Wakil Presiden Jusuf Kalla saat mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, 25 April 2016. Dari lawatan ke empat negara Eropa, total investasi yang bisa diboyong ke Indonesia mencapai US$ 20,5 miliar atau setara Rp 266,5 triliun. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah terus berupaya menggunakan berbagai cara untuk membebaskan warga negara Indonesia yang disandera di Filipina. Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan, Presiden Joko Widodo sudah berkirim surat meminta pemerintah Filipina membantu langkah pembebasan.

"Semua sudah dilakukan," kata Kalla di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Selasa, 12 Juli 2016. Meski demikian, Kalla menegaskan pemerintah enggan bernegosiasi dan memberikan uang tebusan kepada pelaku. Kalla berpegangan kepada asumsi pembajakan yang berlaku di mana kalau diberikan toleransi akan menimbulkan pembajakan berikutnya.

Oleh sebab itu, Kalla menambahkan, apa pun pilihan yang dilakukan pemerintah selalu ada risiko yang mengikuti. Menurut dia, kalau bernegosiasi maka ada risiko pembajakan berulang lagi. Begitu pun sebaliknya, bila tak ada negosiasi, risikonya ialah keselamatan sandera. "Mudah-mudahan risikonya kecil," ucapnya.

Baca: Panglima TNI Kesal Pembebasan Sandera Lamban

Pemerintah, lanjutnya, berada di posisi yang tidak mudah. Di satu sisi tidak ingin kejadian pembajakan berulang kembali dan di sisi lain ingin WNI yang disandera selamat. Namun dari pihak pengusaha tidak menutup kemungkinan malah memilih langkah negosiasi yang dianggap pemerintah bisa membuat kejadian serupa terulang di kemudian hari.

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Pandjaitan mengatakan opsi menggunakan kekuatan militer bukan pilihan utama. Alasannya hal itu berkaitan dengan undang-undang di Filipina yang mesti dihormati.

Saat ini pemerintah tengah fokus mengutamakan pengamanan ke depannya. Opsi yang muncul ke permukaan ialah mengganti jenis kapal pengangkut batu bara dari berkapasitas kecil ke yang besar. "Agar sulit dilakukan pembajakan," kata Luhut.

Tujuh anak buah kapal asal Indonesia kembali disandera kelompok Abu Sayyaf saat melintasi perairan Filipina. Belum juga dibebaskan, tiga WNI lain ditangkap di wilayah perairan Malaysia beberapa hari lalu.

ADITYA BUDIMAN

Berita terkait

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

1 jam lalu

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 7 Mei 2024 diawali oleh kabar Ketua Umum PMI Jusuf Kalla meminta kelompok Palestina Hamas untuk bersatu dengan Fatah

Baca Selengkapnya

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

12 jam lalu

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

Ketua PMI Jusuf Kalla meminta Hamas untuk bersatu dengan Fatah ketika bertemu perwakilan kelompok tersebut di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

1 hari lalu

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

Hamas meminta bantuan dari Jusuf Kalla agar menjadi mediator guna mengakhiri perang dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Lagi, Benjamin Netanyahu Menolak Tuntuan Hamas untuk Mengakhiri Perang Gaza

2 hari lalu

Lagi, Benjamin Netanyahu Menolak Tuntuan Hamas untuk Mengakhiri Perang Gaza

Benjamin Netanyahu menolak tuntutan Hamas yang ingin mengakhiri perang Gaza untuk ditukar dengan pembebasan sandera

Baca Selengkapnya

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

2 hari lalu

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

Ribuan warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv menuntut Benjamin Netanyahu menerima proposal gencatan senjata Hamas demi dibebaskannya sandera

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

9 hari lalu

Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

Top 3 Dunia pada 28 April 2024, ICC akan memproses langkah hukum yang disorongkan Lebanon melawan Israel atas tuduhan kejahatan perang.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

9 hari lalu

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

Ribuan warga Israel menuntut dilakukannya pemilhan umum dini dan meminta agar sandera dibebaskan menyusul video yang dilansir Hamas.

Baca Selengkapnya

Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

10 hari lalu

Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

Hamas bingung ditekan untuk membebaskan sandera warga negara Israel, namun dunia tampak tutup mata pada genosidan di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

11 hari lalu

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

Rencana serangan Israel ke Kota Rafah di Gaza yang berbatasan dengan Mesir dapat menimbulkan bencana bagi stabilitas regional

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

12 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya