Lebaran, Jumlah Orang Gila yang Dibuang ke Surabaya Meningkat  

Reporter

Kamis, 7 Juli 2016 06:37 WIB

Sejumlah penderita psikotik (gangguan jiwa), mengikuti acara Pelepasan Ex Psikotik di Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Keputih Surabaya, (4/2). ANTARA/Eric Ireng

TEMPO.CO, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berharap, pemudik yang kembali ke Kota Pahlawan tak membawa sanak saudaranya. Risma tak ingin Surabaya penuh sesak dan tak dapat mencapai hasil maksimal untuk memenuhi kebutuhan warganya.

"Saya berharap masyarakat yang kembali (ke Surabaya) tidak membawa saudaranya ke sini karena kota ini tidak nyaman lagi kalau terlalu banyak penghuninya," tuturnya setelah melayani gelar griya (open house) di rumah dinasnya, Rabu, 6 Juli 2016.

Selain magnet bagi pencari kerja, Surabaya menjadi sasaran keluarga tak bertanggung jawab. Mereka membuang anggota keluarganya yang mengalami gangguan psikotik alias gangguan kejiwaan. Bahkan, jumlahnya bertambah banyak saat Lebaran. "Orang gila itu banyak yang dibuang sama keluarganya," ujar Risma.

Setiap tahun, pada hari kedua Lebaran, ia biasa menyempatkan diri mengunjungi Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Surabaya di kawasan Keputih. Dalam kurun waktu 2 jam, ada empat sampai lima penderita gangguan jiwa yang terjaring patroli anak buahnya di jalan-jalan Surabaya. Rata-rata pengidap gangguan psikotik berusia lanjut itu dibuang keluarganya.

Modusnya, keluarga sengaja meninggalkan mereka di pinggir jalan, puskesmas, masjid, bahkan restoran cepat saji. Karena linglung, petugas Satpol PP maupun Linmas membawanya ke Liponsos.

Setibanya di sana, mereka dirawat sampai sembuh. Setelah mampu berbicara dengan baik, biasanya si kakek atau nenek mengaku sejatinya mereka dibuang oleh putra-putrinya. "Saya pulangkan enggak mau, mungkin takut sama anaknya," kata Risma.

Mirisnya, meski telah dirawat sampai sembuh dan diantar secara cuma-cuma ke daerah asal, ada kerabat yang tetap menolak. Bahkan, mereka sengaja menutup pintu rumah, berlagak sedang tak ada di sana. Mau tak mau, petugas Liponsos yang mengantar si kakek membawanya kembali ke Surabaya.

Akibatnya, kini jumlah penghuni Liponsos membeludak. Risma menyebut, sedikitnya ada 2.115 orang terdiri atas pengidap gangguan psikotik, gelandangan, dan anak jalanan. Sedangkan sekitar 70 lansia ditempatkan di Griya Wredha. Sekitar 95 persen penghuni Liponsos bukan orang Surabaya, tapi dari luar kota, bahkan luar pulau.

"Kalau semua dibuang ke Surabaya, bagaimana? Masa, saya tega mengeluarkan lagi setelah sembuh?" kata Risma.

Risma pun tak habis pikir atas perilaku keluarga yang membuang anggotanya tersebut. Menurut dia, perilaku itu tergolong perbuatan jahat. "Sungguh keterlaluan, ini kejam dan durhaka betul!"

Perempuan peraih penghargaan Wali Kota Terbaik Dunia versi World Mayor itu kini terus berupaya mencari solusi. Ia berharap pemerintah kabupaten dan kota tetangga mau diajak bersinergi. "Saya yakin, kabupaten/kota lain punya anggaran untuk ngopeni mereka," ucapnya.

ARTIKA RACHMI FARMITA


Berita terkait

3P Ciri Orang Alami Gangguan Jiwa, Ini yang Perlu Dilakukan

1 hari lalu

3P Ciri Orang Alami Gangguan Jiwa, Ini yang Perlu Dilakukan

Psikiater menyebut ciri-ciri orang dengan gangguan jiwa yang butuh pertolongan medis. Ciri-ciri gangguan jiwa itu diistilahkan dengan 3P.

Baca Selengkapnya

Masuk Bursa Cagub Jakarta, Risma: Saya Takut dan Tak Punya Uang

3 hari lalu

Masuk Bursa Cagub Jakarta, Risma: Saya Takut dan Tak Punya Uang

PDIP sebelumnya mengusulkan Menteri Sosial Tri Rismaharini hingga Menpan RB Abdullah Azwar Anas sebagai cagub Jakarta.

Baca Selengkapnya

Bantu Desain Ulang Kemasan, Upaya Kemensos Keluarkan Pelaku UMKM dari Kemiskinan

4 hari lalu

Bantu Desain Ulang Kemasan, Upaya Kemensos Keluarkan Pelaku UMKM dari Kemiskinan

Sebanyak 11 ribu orang telah keluar dari kemiskinan. Di bulan ini, ada sekitar 4.000 orang keluar dari kemiskinan

Baca Selengkapnya

Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

5 hari lalu

Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

Hoarding disorder adalah gangguan kesehatan mental yang membuat orang ingin terus mengumpulkan barang hingga menumpuk.

Baca Selengkapnya

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

5 hari lalu

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengukir sejarah baru dalam kepemimpinannya di Kota Surabaya.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

6 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Termasuk Nama Potensial di Pilkada Jakarta, Mengapa Anies Baswedan Belum Terpikir Maju?

10 hari lalu

Termasuk Nama Potensial di Pilkada Jakarta, Mengapa Anies Baswedan Belum Terpikir Maju?

Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan enggan menanggapi pertanyaan wartawan apakah akan maju lagi pada Pemilikan Kepala Daerah DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Pengamat Klaim 3 Tokoh Ini Punya Modal Popularitas untuk Maju Pilkada Jakarta

10 hari lalu

Pengamat Klaim 3 Tokoh Ini Punya Modal Popularitas untuk Maju Pilkada Jakarta

Pengamat Politik Karyono menyebut ada tiga tokoh yang memiliki modal popularitas untuk maju Pilkada Jakarta. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Tri Rismaharini Menjanjikan untuk Maju Pilkada Jakarta

11 hari lalu

Pengamat Sebut Tri Rismaharini Menjanjikan untuk Maju Pilkada Jakarta

Menurut sejumlah pengamat politik, Menteri Sosial Tri Rismaharini memiliki nama besar di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Risma Dikabarkan Maju di Pilkada Jakarta, Begini Respons PDIP

14 hari lalu

Risma Dikabarkan Maju di Pilkada Jakarta, Begini Respons PDIP

Ketua DPP PDIP Djarot Saiful merespons kabar jika Tri Rismaharini atau Risma maju di Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya