Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Agus Rianto bersama Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul, saat menyampaikan keterangan terkait aksi bom bunuh diri di Polresta Surakarta, di Gedung Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta, 5 Juli 2016. Tempo/Egi Adyatama
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Agus Rianto mengatakan untuk mengantisipasi ancaman teror, Kepolisian RI memiliki strategi tersendiri.
"Satuan yang menangani memang Densus, tapi kami semua anggota Polri juga berkewajiban untuk melakukan langkah antisipasi sesuai tugas masing-masing," ujar Agus melalui pesan pendek, Selasa, 5 Juli 2016.
Agus menjelaskan, kegiatan pengamanan Polri saat ini masih dalam pelaksanaan Operasi Ramadaniya. Ramadaniya adalah sandi operasi Polri dalam pengamanan Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriah. Kegiatan ini sebelumnya bernama Operasi Ketupat.
"Total kekuatan lebih dari 158 ribu orang, terdiri dari unsur perkuatan lain seperti TNI, Kementerian Perhubungan, kementerian lain, dan komunitas masyarakat," kata Agus.
Kepala Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan Kepolisian RI mengerahkan 150 ribu personel di seluruh Indonesia dalam Operasi Ramadaniya 2016.
Menurut Boy, titik-titik yang menjadi pusat pengamanan polisi adalah arus mudik, rumah tinggal, dan objek wisata. "Termasuk di pintu arus mudik termasuk seperti pelabuhan, terminal, dan bandara," kata dia di Markas Besar Polri, Selasa, 21 Juni 2016.