TEMPO Interaktif, Jakarta:Sekitar 200 massa perwakilan Aliansi Bhinneka Tunggal Ika menggelar pawai budaya di sepanjang Jalan Sudirman dan MH Thamrin, Jakarta, hari ini. Pawai itu menampilkan beragam kesenian dari berbagai daerah di Indonesia seperti tarian Bali, Reog Ponorogo, Tarian Aceh, dan Debus Banten. Pawai budaya itu mengusung tema “Pancasila Rumah Kita”. Salah satu butir pernyataan Aliansi berbunyi, “Kebhinnekaan adalah harga mati untuk mempertahankan identitas bangsa Indonesia.” Pawai berlangsung sekitar tiga jam, mulai pukul 10.30 sampai 13.30 WIB. Memakai 25 truk dan iring-iringan motor. Ppeserta pawai mengitari kawasan Semanggi, bundaran Hotel Indonesia, dan Monumen Nasional, Jakarta. Mereka berpawai di jalan sebanyak tiga kali putaran. Juru bicara Aliansi Bhinneka Tunggal Ika, Ratna Sarumpaet, mengatakan, bangsa Indonesia harus terus menghidupkan sikap yang menghargai keragaman dan toleransi. Indonesia merupakan bangsa yang majemuk. Karena itu, Indonesia tak bisa dimonopoli kelompok politik atau agama tertentu. Di samping arak-arakan, Aliansi Bhinneka pun menggelar aksi panggung di depan Hotel Indonesia. Panggung itu menyuguhkan pertunjuukan perkusi dan pembacaan puisi. Di panggung itu, peserta aksi pun membacakan pernyataan sikap, lalu menutupnya dengan doa. Saat pembacaan doa di panggung, Ratna Sarumpaet dan Fakny Sahilatua, anggota aliansi mengedarkan kotak sumbangan untuk korban gempa di Yogyakarta dan Jawa Tengah.Aksi berlangsung tertib. Tapi, lalu lintas sempat tersendat di sebagian Jalan Sudirman, Bunderean Hotel Indonesia dan Jalan Thamrin. Sebab, pada puncak aksi, pukul 11.00-13.00 WIB, tak hanya anggota aliansi yang berkumpul di Bundaran Hotel Indonesia. Warga Jakarta yang kebetulan melintas pun sebagian ikut menonton pawai budaya itu. ninin p damayanti