Fraksi PDIP Berkumpul di Istana Presiden, Ada Apa?

Reporter

Editor

Zed abidien

Senin, 27 Juni 2016 17:27 WIB

Presiden Joko Widodo berbincang dengan Seskab Pramono Anung sebelum memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, 27 April 2016. Dalam ratas tersebut, Jokowi juga mengundang pimpinan KPK, Gubernur DKI Jakarta, dan sejumlah menteri terkait proyek reklamasi. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Pemandangan langka terjadi di Istana Kepresidenan hari ini. Sejumlah kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, yang terdiri atas menteri hingga ketua fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat, berkumpul bersama. Beberapa di antaranya adalah Bendahara Umum PDIP Olly Dondo Kambey, Ketua Fraksi PDIP dari Komisi XI Hendrawan Supratikno, hingga Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani. Ada apa gerangan?

"Sebagai fraksi terbesar pendukung pemerintah, kami berkumpul karena ada beberapa hal yang perlu disamakan," ucap Sekretaris Kabinet Pramono Anung yang juga merupakan kader PDIP di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 27 Juni 2016.

Pramono enggan menjelaskan secara detail apa saja yang dibahas dalam pertemuan itu. Ia hanya mengatakan pertemuan sejak pagi itu menyinggung Undang-Undang Pengampunan Pajak, anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan, dan beberapa rancangan undang-undang lain.

Adapun pertemuan itu sendiri adalah permintaan langsung dari Fraksi PDIP di Dewan Perwakilan Rakyat. Itulah kenapa, kata Pramono, tujuan pertemuan lebih kepada penyamaan sikap. "Apa yang nanti akan menjadi sikap PDIP sudah disampaikan ke Presiden Joko Widodo. Saya rasa tak elok kalau saya sampaikan sekarang," ujarnya.

Olly membenarkan kabar bahwa pertemuan itu menyinggung banyak hal, mulai dari Undang-Undang Pengampunan Pajak hingga APBNP. Soal Undang-Undang Pengampunan Pajak misalnya, disampaikan soal perdebatan yang terjadi di kalangan para kader. "Perdebatan itu pasti ada. PDIP itu kan kritis. Kami memberikan pandangan kritis agar UU itu jadi kredibel," ujar Olly.

Secara terpisah, Hendrawan Supratikno mengatakan bahwa dalam pertemuan tadi, Presiden Joko Widodo mengharapkan Undang-Undang Pengampunan Pajak benar disahkan. Sebab, Presiden Joko Widodo mengharapkan ada dana kembali ke Indonesia. "Sehingga perekonomian kita liquid, fiskal kita balik. Itu saja (pesannya)," ujar Hendrawan.

Rencananya, Undang-Undang Pengampunan Pajak akan dibahas lebih lanjut pada sidang paripurna esok. Apabila 50 persen plus 1 dari keseluruhan jumlah anggota DPR yang hadir di sidang tersebut setuju dengan Undang-Undang Pengampunan Pajak, maka undang-undang itu akan disahkan.

ISTMAN M.P.

Berita terkait

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

1 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

1 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

1 jam lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

2 jam lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

2 jam lalu

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

Presiden Jokowi nge-prank jurnalis yang sudah menuggu sekitar setengah jam untuk sesi wawancara cegat atau doorstop.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

3 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

4 jam lalu

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

PLN mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di tanah air

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

4 jam lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

6 jam lalu

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

Pengajuan nama Budi Gunawan oleh Jokowi, kata narasumber yang sama, bertujuan untuk meluluhkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

7 jam lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya