Risma Lawan Ahok, Kompetisi Pilgub DKI Bakal Ketat

Reporter

Senin, 27 Juni 2016 14:00 WIB

Warga Kampung Guji Baru RT 04 RW 02 Kelurahan Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta mendeklarasikan Tri Rismaharini sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Mereka menyebut diri sebagai Baris, Barisan Risma, Jakarta, 24 Juni 2016. TEMPO/Akmal Ihsan

TEMPO.CO, Jakarta - Kabar Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini akan masuk bursa calon gubernur pada pemilihan kepala daerah DKI Jakarta 2017 semakin berembus kencang. Sebagian warga Jakarta pun sudah mendeklarasikan dukungan. Dari sepak terjangnya di Surabaya, sosok Risma dianggap layak memimpin Jakarta.

“Pilkada yang berkualitas tak dilihat hanya dari penyelenggaranya, tapi juga para pesertanya. Kompetisi itu harus mampu menghadirkan lawan tanding yang setara,” ujar pakar otonomi daerah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Siti Zuhro, saat dihubungi Tempo, Senin, 27 Juni 2016.

Menurut Siti, Risma sangat relevan dengan sifat pilkada yang demikian. Siti menilai Risma mampu bersaing dengan gubernur inkumben. Partai politik yang mengusung Risma ke pilkada DKI, kata dia, akan mendapat keuntungan.

“Bukan hanya karena karakter kepemimpinannya, sejumlah kebijakannya banyak mendapat apresiasi dari banyak kalangan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri,” ujarnya.

Jika Risma bisa dihadapkan dengan Ahok, ujar Siti, pilkada DKI 2017 akan menjadi kompetisi best among the best. “Dalam konteks itu, pencalonan Risma sangat relevan untuk difinalkan.”

Pengamat politik dari Charta Politika, Yunarto Wijaya, mengatakan elektabilitas Ahok saat ini masih lebih tinggi dibanding sosok lain, termasuk Risma. “Tapi akan ada perbedaan jika Risma menyatakan diri maju menjadi cagub,” katanya saat dihubungi, Senin.

Menurut Yunarto, tingkat elektabilitas seorang calon cenderung berubah jika sudah resmi maju. “Contohnya Yusril Ihza Mahendra, elektabilitasnya berbeda antara belum dan sudah (menyatakan diri maju). Perlahan meningkat meski belum mendapat dukungan partai.”

Dia memandang faktor mesin politik bisa menjadi alasan ketatnya persaingan merebutkan kursi DKI 1. Hal itu terjadi bila Risma didukung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). “Ini akan jadi persaingan dua kekuatan besar di Jakarta, antara calon dengan elektabilitas tertinggi (Ahok) dan partai dengan elektabilitas tertinggi (PDIP) berdasarkan survei.”

Namun, Yunarto melihat PDIP belum menunjukkan sinyal akan mendukung Risma. “Saya melihat mereka masih dalam persoalan akan mendukung Ahok atau tidak. Belum ada pernyataan soal Risma.”

Dukungan terhadap Risma sudah muncul dari sejumlah elemen masyarakat di Jakarta. Jumat lalu, warga Kampung Guji Baru, Duri Kepa, Jakarta Barat, sudah mendeklarasikan dukungan.

Dukungan pun datang dari para relawan Joko Widodo. Sebanyak 17 dari 23 organisasi relawan Jokowi merekomendasikan Risma untuk memimpin DKI. Risma dinilai sebagai sosok yang mampu mengedepankan dialog secara humanis untuk menyelesaikan masalah Jakarta.

Dukungan itu mereka nyatakan seusai konsolidasi pada 22 Juni lalu. Rekomendasi itu ditujukan pada sejumlah partai besar, salah satunya PDIP yang memenangkan Jokowi pada pemilu presiden 2014.

YOHANES PASKALIS

Berita terkait

Masuk Bursa Cagub Jakarta, Risma: Saya Takut dan Tak Punya Uang

1 hari lalu

Masuk Bursa Cagub Jakarta, Risma: Saya Takut dan Tak Punya Uang

PDIP sebelumnya mengusulkan Menteri Sosial Tri Rismaharini hingga Menpan RB Abdullah Azwar Anas sebagai cagub Jakarta.

Baca Selengkapnya

Bantu Desain Ulang Kemasan, Upaya Kemensos Keluarkan Pelaku UMKM dari Kemiskinan

1 hari lalu

Bantu Desain Ulang Kemasan, Upaya Kemensos Keluarkan Pelaku UMKM dari Kemiskinan

Sebanyak 11 ribu orang telah keluar dari kemiskinan. Di bulan ini, ada sekitar 4.000 orang keluar dari kemiskinan

Baca Selengkapnya

Termasuk Nama Potensial di Pilkada Jakarta, Mengapa Anies Baswedan Belum Terpikir Maju?

7 hari lalu

Termasuk Nama Potensial di Pilkada Jakarta, Mengapa Anies Baswedan Belum Terpikir Maju?

Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan enggan menanggapi pertanyaan wartawan apakah akan maju lagi pada Pemilikan Kepala Daerah DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Pengamat Klaim 3 Tokoh Ini Punya Modal Popularitas untuk Maju Pilkada Jakarta

8 hari lalu

Pengamat Klaim 3 Tokoh Ini Punya Modal Popularitas untuk Maju Pilkada Jakarta

Pengamat Politik Karyono menyebut ada tiga tokoh yang memiliki modal popularitas untuk maju Pilkada Jakarta. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Tri Rismaharini Menjanjikan untuk Maju Pilkada Jakarta

9 hari lalu

Pengamat Sebut Tri Rismaharini Menjanjikan untuk Maju Pilkada Jakarta

Menurut sejumlah pengamat politik, Menteri Sosial Tri Rismaharini memiliki nama besar di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Risma Dikabarkan Maju di Pilkada Jakarta, Begini Respons PDIP

12 hari lalu

Risma Dikabarkan Maju di Pilkada Jakarta, Begini Respons PDIP

Ketua DPP PDIP Djarot Saiful merespons kabar jika Tri Rismaharini atau Risma maju di Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

PDIP Masih Menjaring Nama untuk Pilkada Jakarta 2024: Banyak Tokoh Potensial

12 hari lalu

PDIP Masih Menjaring Nama untuk Pilkada Jakarta 2024: Banyak Tokoh Potensial

Untuk Pilkada Jakarta 2024, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful mengatakan partainya saat ini masih menjaring nama.

Baca Selengkapnya

Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris

14 hari lalu

Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris

Lebaran di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Paris tahun ini dihadiri sedikitnya 150 orang Diaspora dan Warga Bangsa yang kuliah maupun bekerja dan tinggal di sekitaran Perancis.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Blak-blakan Kritik 3 Menteri Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres: Mereka Hanya Baca Pidato Kenegaraan

14 hari lalu

Faisal Basri Blak-blakan Kritik 3 Menteri Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres: Mereka Hanya Baca Pidato Kenegaraan

Faisal Basri menanggapi kesaksian empat menteri Presiden Jokowi dalam sidang sengketa Pilpres 2024. Tiga di antaranya disebut hanya membaca pidato.

Baca Selengkapnya

Mensos Jelaskan Program Pena kepada Direktur OECD

15 hari lalu

Mensos Jelaskan Program Pena kepada Direktur OECD

Direktur OECD membuka peluang program Pena dapat menjadi contoh untuk negara anggota lainnya.

Baca Selengkapnya