TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengapresiasi karikatur Presiden Joko Widodo kontra “Cina” yang dipublikasikan media Manila Times. Menurut Luhut, hal itu menunjukkan kehadiran Presiden Joko Widodo atau pemerintah Indonesia secara keseluruhan dalam menangani isu strategis dan sensitif seperti Laut Cina Selatan.
"Memang saya kira (karikatur itu) menunjukkan kehadiran dan keteguhan pemerintah," ujar Luhut saat dicegat awak media pada Hari Anti-Narkotik Internasional di Jakarta, Ahad, 26 Juni 2016.
Karikatur Presiden Joko Widodo kontra Cina dipublikasikan dalam situs berita Filipina, Manila Times, pada Sabtu kemarin, pukul 02.29 waktu setempat. Karikatur itu menggambarkan Presiden Joko Widodo mengenakan pakaian perang ala tentara Romawi dengan keris luk 13 di tangan kanan tengah menerjang naga yang merepresentasikan Cina.
Tak jauh di belakang Presiden Joko Widodo, pada gambar itu, berdiri seorang petani Filipina dan Rodrigo Duterte. Petani Filipina berteriak, "Go Jokowi!", sementara Duterte digambarkan berdiam diri sambil memegang jeriken dan bendera putih. (Baca: Soal Natuna, Media Filipina Memuat Karikatur Jokowi-"Cina")
Karikatur itu beredar tak lama setelah insiden penembakan kapal Cina di perairan Natuna beberapa hari lalu. Kapal KRI Imam Bonjol milik TNI Angkatan Laut menembak kapal Cina karena tak mau berhenti saat ketahuan hendak mencuri ikan di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.
Presiden Joko Widodo sempat mengecek langsung lokasi kejadian bersama sejumlah menteri. Dalam pengecekan itu, Presiden Joko Widodo hadir dengan kapal perang Imam Bonjol yang dipakai untuk menembak kapal Cina. Banyak pihak menganggap tampilnya Presiden Joko Widodo dengan kapal perang tersebut sebagai pesan terhadap Cina bahwa Indonesia siap memperjuangkan ZEE-nya.
Luhut melanjutkan, sikap pemerintah Indonesia terhadap ZEE-nya memang tidak berubah meskipun berhadapan dengan negara besar seperti Cina. Ia berkata, sikap itu tidak bisa ditawar-tawar lagi. "Tentu kami akan tetap memelihara hubungan baik dengan siapa saja (tak terkecuali Cina). Bersikap baik itu juga menjadi keniscayaan," kata Luhut.
ISTMAN M.P.
Berita terkait
Menkumham Berikan Paspor untuk WNI Keturunan di Filipina
27 Maret 2022
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly menyerahkan paspor beserta izin tinggal special non immigrant visa kepada perwakilan warga negara Indonesia yang berasal dari warga negara keturunan atau Persons of Indonesian Descent (PIDs). Acara penyerahan paspor dilakukan secara simbolis di Lapangan Upacara KJRI Davao, Filipina.
Baca SelengkapnyaDirektur PFN Akui Film G 30 S PKI Dibuat Sesuai Selera Orde Baru
16 September 2017
Menurut Elprisdat, film bisa dijadikan sesuatu untuk mengukur isu. Dia juga mengatakan film dapat membandingkan yang terjadi di masa lalu dan sekarang
Baca SelengkapnyaPFN Tak Masalah Bila Film G 30 S PKI Diputar Kembali
14 September 2017
Elprisdat menuturkan keinginan warganet di media sosial agar
film G 30 S PKI diputar lagi tidak masalah.
Ditanya Soal Kasus Munir, Wiranto: Bicara Pembangunan Saja
8 September 2017
Wiranto ogah berkomentar soal penyelesaian kasus pembunuhan Munir yang terjadi 13 tahun lalu.
Baca SelengkapnyaStaf Khusus Presiden Temui Wiranto Bahas Keamanan Papua
4 September 2017
Staf Khusus Presiden untuk Papua, Lenis Kogoya, menemui Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto di kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Senin.
Baca SelengkapnyaKasus First Travel, Wiranto Menduga Ada Kelemahan Regulasi
29 Agustus 2017
Wiranto menyebut ada kelemahan regulasi yang berujung pada pengulangan kasus penipuan First Travel.
Baca SelengkapnyaIndonesia dan Cina Perkuat Kerja Sama Bidang Polhukam
25 Agustus 2017
Kerja sama Indonesia dan Cina terus meningkat sejak
ditandatanganinya Kemitraan Strategis Komprehensif pada 2013.
Wiranto Paparkan Pentingnya Konektivitas Kelautan
25 Agustus 2017
Wiranto menyoroti kelebihan Indonesia yang memiliki enam juta kilometer persegi yurisdiksi maritim.
Baca SelengkapnyaWiranto Bahas Soal Perompakan di Simposium Keamanan Maritim
25 Agustus 2017
Dibutuhkan satu struktur yang membahas pengembangan kapasitas keamanan maritim dengan melibatkan negara-negara lain.
Baca SelengkapnyaWiranto Minta Dunia Internasional Perkuat Kerja Sama Maritim
25 Agustus 2017
Dibutuhkan satu struktur yang membahas pengembangan kapasitas keamanan maritim.
Baca Selengkapnya