POSPERA Sebut Teman Ahok Distorsi Makna Relawan

Reporter

Editor

Erwin prima

Sabtu, 25 Juni 2016 15:13 WIB

Adian Yunus Yusak Napitupulu, politikus sekaligus aktivis 98, di Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) di kawasan Menteng, Jakarta, 23 Juni 2014.TEMPO/Nurdiansah

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jendral Dewan Pengurus Pusat Posko Perjuangan Rakyat (POSPERA) Abdul Rahim Labuangsa mengatakan ada banyak dudut pandang keilmuan untuk menggambarkan kondisi relawan Teman Ahok saat ini.


Berdasarkan pandangan politik, ujarnya, relawan Teman Ahok dibaratkan balon yang ditiup, terlihat tampak besar tapi kosong. Oleh karena itu, menurutnya, Teman Ahok bukanlah kekuatan yang perlu diperhitungkan.


"Yang harus dicari tahu adalah siapa si peniup balon yang menjadi sutradara di balik teman Ahok," ujarnya di Kantor Dewan Pengurus Pusat POSPERA, Cipinang, Jakarta Timur, Sabtu, 25 Juni 2016.

Sementara, dari kacamata bisnis, menurut Rahim, Teman Ahok bukanlah relawan, melainkan Event Organizer yang memperkerjakan sekian banyak karyawan dengan sistem kontrak. Hal itu terbukti dan diakui oleh Teman Ahok bahwa relawannya diberi upah Rp 2,5 juta per bulan. "Maka teman Ahok sudah mendistorsi makna mulia dari kata relawan," ujarnya.

Sedangkan dari pandangan kriminologi, Rahim menilai hingga saat ini relawan Teman Ahok ternyata tidak bisa membuktikan banyak hal terkait dengan transparansi aliran dana yang masuk ke Teman Ahok dan pengumpulan KTP yang dilakukan dengan cara benar.


Menurut dia, hal tersebut bisa dikategorikan korupsi, money laundry, dan penipuan. "Kejahatan-kejahatan itu waktu kadaluwarsanya cukup lama jadi jika hari ini dugaan-dugaan itu belum bisa dibuktikan, aparat penegak hukum masih bisa terus melakukan pengusutan dan pengembangan kasus hingga 12 tahun kedepan," katanya.

Tidak hanya itu, Rahim menilai ada banyak kekerasan yang dilakukan oleh relawan Teman Ahok terhadap musuh politiknya. Salah satunya, kekerasan verbal yang paling banyak dilakukan oleh Teman Ahok terhadap siapa saja yang dinilai musuh politiknya. "Biasanya menggunakan sosial media sebagai alat politiknya," ucapnya.

Rahim mengatakan dalam kurun waktu satu tahun terakhir ini, para pendukung Ahok telah melakukan ratusan ribu kekerasan verbal, dari caci maki hingga intimidasi. "Kami minta agar mereka menghentikan kekerasan tersebut," katanya.

Rahim mengkhawatirkan kekerasan-kekerasan verbal yang selama ini digunakan oleh para pendukung Ahok itu bisa menuai kekerasan fisik dari para korban kekerasan verbal yang selama ini di-bully oleh pendukung Ahok di media sosial. " Untuk itu kalau para pendukung Ahok benar-benar memperjuangkan demokrasi maka tidak mungkin membangun demokrasi di atas segala bentuk kekerasan," ujarnya.

Sebelumnya, lima eks Teman Ahok menggelar konferensi pers di depan puluhan wartawan di Kafe Dua Nyonya, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa, 22 Juni 2016. Mereka mengungkap dugaan manipulasi pengumpulan salinan KTP untuk mendukung Ahok.


"Kami bukan sakit hati, tapi makin hari pembohongan makin muncul. Saya terpanggil karena masyarakat disuguhi politik kebohongan," ujar Richard Sukarno, eks Teman Ahok, di Kafe Dua Nyonya, Cikini, Jakarta, Rabu, 22 Juni 2016. Selain itu, Richard mengatakan dalam pengumpulan KTP, relawan Tan Ahok juga diberi upah Rp 500 ribu setiap pekannya.

Salah satu pendiri relawan Teman Ahok, Singgih Widiatono menduga, konferensi pers yang dilakukan oleh lima mantan relawan Teman Ahok itu telah didesain oleh sebuah organisasi masyarakat dan politikus di Dewan Perwakilan Rakyat.


Advertising
Advertising

Namun, saat ditanya siapa politikus itu, dia enggan membeberkannya. "Yang jelas, ormas tersebut terafiliasi dengan partai politik," katanya di Sekretariat Teman Ahok, Pejaten, Jakarta Selatan, Rabu, 22 Juni 2016.

ABDUL AZIS

Berita terkait

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

1 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

3 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

33 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

33 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

47 hari lalu

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.

Baca Selengkapnya

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

50 hari lalu

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?

Baca Selengkapnya

Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

51 hari lalu

Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

Pengamat politik Adi Prayitno sebut nama Ahok dan Anies Baswedan masih kuat di Jakarta. Bagaimana dengan Ridwan Kamil?

Baca Selengkapnya

69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

52 hari lalu

69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

Menjadi politisi sambil tetap aktif dalam dunia film. Begini perjalanan Deddy Mizwar menapaki dua bidang yang berbeda tersebut.

Baca Selengkapnya

Pengamat soal Tokoh yang Cocok Maju Pilkada DKI 2024: Anies dan Ahok Masih Kuat

56 hari lalu

Pengamat soal Tokoh yang Cocok Maju Pilkada DKI 2024: Anies dan Ahok Masih Kuat

Pengamat politik mengatakan Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok masih memiliki suara kuat di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Di TPS Ahok, Ganjar-Mahfud Unggul dengan 113 Suara

14 Februari 2024

Di TPS Ahok, Ganjar-Mahfud Unggul dengan 113 Suara

Paslon Ganjar-Mahfud memimpin suara di TPS tempat Ahok menyalurkannhak suara.

Baca Selengkapnya