Anggota DPR Tak Setuju Anggaran Bawaslu Dipangkas  

Reporter

Rabu, 22 Juni 2016 22:29 WIB

Komisioner Bawaslu Nasrullah (tengah) bersama Koordinator CSIS Arya Fernades dan Direktorat Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri Akbar Ali (kanan), mengikuti diskusi Evaluasi Pilkada Serentak 2015 dan Menyoal Revisi UU No. 8 Tahun 2015 tentang Pilkada, di Gedung Badan Pengawas Pemilu, Jakarta, 18 Maret 2016. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pemerintahan Dewan Perwakilan Rakyat Muhammad Lukman Edy menyarankan alokasi anggaran untuk Badan Pengawas Pemilu tidak dikurangi. Menurut Lukman, hal itu tidak sebanding dengan wewenang Bawaslu yang kini ditambah.

"Karena memang ada wewenang baru, dan berdasarkan kewenangan baru itu, seharusnya anggarannya ditambah," kata Lukman di gedung DPR, Jakarta, Rabu 22 Juni 2016.

Menurut Lukman, pemotongan anggaran Bawaslu merupakan bentuk ketidakseragaman kebijakan Kementerian Keuangan dan Pengesahan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah. "Ini tidak matching dengan RUU Pilkada yang disahkan dan menjadi kewenangan Kementerian Keuangan," tuturnya.

Menurut dia, anggaran Bawaslu perlu ditambah karena lembaga itu bekerja untuk semua tahapan pilkada. Dengan kewenangan baru terkait dengan fungsi pengawasan dan peradilan, kata Lukman, pemotongan anggaran membuat fungsi terhenti. "Artinya, fungsi baru Bawaslu tidak bisa terjadi. Sudah kami titipkan ke Banggar untuk dititipkan ke rapat menteri," ucapnya.

Berbeda dengan Komisi Pemilihan Umum, pada rapat dengar pendapat, Lukman meminta kepastian KPU bahwa pengurangan anggaran ini tidak mempengaruhi kinerja lembaga tersebut. "Pengurangan anggaran KPU kami setujui, termasuk pagu anggaran," katanya.

KPU, kata Lukman, hanya punya beban untuk menyejahterakan pegawai pensiunan. Itu pun sudah menjadi janji pemerintah sejak lama. Hasilnya, dewan menyetujui pagu anggaran KPU Rp 304 miliar. "Ini janji lama pemerintah, tapi kami setujui dan Kementerian Keuangan tidak masalah," ucapnya.

Lukman mengatakan Komisi II saat ini paham dengan kondisi keuangan negara yang membuat Presiden Joko Widodo mengambil kebijakan penghematan. Namun, Komisi VII, kata dia, masih mengoreksi pengurangan anggaran yang dilakukan Kementerian Keuangan. "Kami memfasilitasi kebijakan ini agar bisa lancar," ujarnya.

ARKHELAUS W.


Berita terkait

DPR Sebut Lembaga Kepresidenan Masuk Kajian Revisi UU Pemilu, Apa Alasannya?

1 hari lalu

DPR Sebut Lembaga Kepresidenan Masuk Kajian Revisi UU Pemilu, Apa Alasannya?

Komisi II DPR telah mengusulkan revisi UU Pemilu dan UU Pilkada sejak awal masa bakti 2019.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

1 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

1 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

1 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

1 hari lalu

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

PT Bank Tabungan Negara (BTN) usulkan skema dana abadi untuk program 3 juta rumah yang digagas Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

1 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

KASN Ingatkan ASN Tak Terlibat Politik Praktis di Pilkada 2024, Begini Aturannya

2 hari lalu

KASN Ingatkan ASN Tak Terlibat Politik Praktis di Pilkada 2024, Begini Aturannya

KASN menyebut ASN masih berpotensi melanggar netralitas di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

2 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

MK Tekankan Perlunya Penyempurnaan UU Pemilu, Ini Reaksi DPR

3 hari lalu

MK Tekankan Perlunya Penyempurnaan UU Pemilu, Ini Reaksi DPR

MK menyatakan terdapat beberapa kelemahan dalam UU Pemilu, Peraturan KPU, dan Peraturan Bawaslu.

Baca Selengkapnya