HTI Berdakwah di Kampus ISI Yogya, Haramkan Gambar Manusia

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Sabtu, 18 Juni 2016 07:38 WIB

Dosen, mahasiswa dan alumni Institut Seni Indonesia Yogyakarta berunjuk rasa menolak Hizbut Tahrir Indonesia, Jumat 17 Juni 2016.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Juru bicara organisasi masyarakat Hizbut Tahrir Indonesia pusat, Muhammad Ismail Yusanto, mengatakan organisasinya tidak menghambat seni di kampus-kampus, di antaranya Institut Seni Indonesia Yogyakarta. "Tapi seharusnya seni dikendalikan norma agama," kata Ismail ketika dihubungi, Jumat, 18 Juni 2016.

Ismail memberi komentar atas gerakan penolakan HTI masuk kampus ISI Yogyakarta oleh mahasiswa, alumnus, dosen, dan masyarakat sekitar kampus itu. Penolakan terjadi karena gerakan yang mengusung khilafah itu masuk ruang akademik.

Sejumlah dosen yang diduga berafiliasi dengan HTI tidak mau mengajarkan materi seni rupa yang berhubungan dengan tubuh manusia, misalnya tidak boleh menggambar tubuh manusia. Selain itu, mereka menggelar kajian tentang khilafah di Masjid Al-Mukhtar kampus ISI.

Ismail membantah HTI bertentangan dengan Pancasila. Khilafah yang pihaknya maksud dalam gerakan itu berisi syariah, ukhuwah, dan dakwah. Menurut dia, HTI merupakan ormas Islam yang bergerak secara terbuka di kampus-kampus.

Di Yogyakarta, HTI juga menyebarkan ide-ide khilafah di Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Ahmad Dahlan, dan Universitas Gadjah Mada. "Kegiatan kami berdakwah dan non-kekerasan. Tidak mengerti apa yang dipersoalkan," ucapnya.

Dia tidak setuju jika HTI dengan khilafahnya dituding tak sesuai dengan Pancasila. Ismail meminta ada yang membuktikan bahwa HTI bertolak belakang dengan dasar negara Indonesia. "Ini upaya membungkam dakwah Islam dengan topeng bertentangan dengan Pancasila," ujarnya.

Setidaknya 300-an mahasiswa, dosen, alumnus ISI menggelar aksi menolak HTI di halaman rektorat kampus ISI pada Jumat siang, 17 Juni 2016. Penggagas aksi itu antara lain alumnus ISI yang menjadi dosen Institut Kesenian Jakarta, Tomy Widiyatno Taslim. Mereka juga bergerak bersama masyarakat Kecamatan Sewon dengan menghadirkan Lurah Desa Sewon Wahyudi.

Mereka membentangkan spanduk “ISI Tolak HTI” dan memasang lambang Pancasila. Mereka juga berselawat, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan berdoa. Ada pula seniman yang menggelar aksi teatrikal mengecat tubuh berkarakter gambar Pancasila. Seniman Yustoni Voluntero mengenakan sarung dan kopiah berorasi menolak penyebaran gerakan khilafah di ISI.

Rektor ISI Yogyakarta Agus Burhan datang untuk memberi pernyataan sikap rektorat. Isinya adalah rektorat segera mengeluarkan surat keputusan larangan organisasi masyarakat dan partai politik menyebarkan ideologi yang bertentangan dengan Pancasila. "Bukan hanya HTI, tapi semua ormas dan parpol tidak boleh di kampus," ujar Burhan.

Menurut Burhan, penyebaran ideologi HTI itu mengganggu kegiatan kemahasiswaan, pengembangan bidang ilmu, dan perkuliahan serta menghambat kreativitas. Gerakan khilafah yang membatasi kebebasan berekspresi itu, tutur Burhan, tidak sejalan dengan pengembangan bidang keilmuan ISI Yogyakarta. Penyebaran ideologi itu muncul di ruang-ruang kuliah melalui dosennya. Sejumlah pengajar tidak mau mengampu mata kuliah yang menggambarkan manusia.

Selain itu, kajian tentang khilafah berlangsung di Masjid Al-Mukhtar kampus ISI. Burhan menyebutkan kegiatan ibadah di masjid itu didominasi kelompok tertentu. Ini menggambarkan situasi kampus yang tidak sehat. Tak hanya di ISI, penyebaran gerakan khilafah, menurut Burhan, juga terjadi di Universitas Islam Indonesia, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

SHINTA MAHARANI




Berita terkait

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

1 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

2 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Mau Kuliah di Fakultas Hukum, Apa yang Sebaiknya Disiapkan?

3 hari lalu

Mau Kuliah di Fakultas Hukum, Apa yang Sebaiknya Disiapkan?

Berminat menjadi sarjana hukum, tentu saja harus kuliah di fakultas hukum. Berikut yang perlu disiapkan calon mahasiswa hukum.

Baca Selengkapnya

5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

11 hari lalu

5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

QS World University Rankings atau QS WUR by Subject 2024 kembali menghadirkan daftar kampus dengan jurusan kedokteran terbaik di Indonesia.

Baca Selengkapnya

10 Program Studi Paling Ketat SNBP 2024 dari Berbagai Universitas

17 hari lalu

10 Program Studi Paling Ketat SNBP 2024 dari Berbagai Universitas

Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) mengumumkan 10 program studi paling ketat dalam SNBP) 2024. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Unika Santo Thomas Sumatera Utara Nyatakan Sihol Situngkir Tersangka TPPO Tak Lagi Jabat Rektor Sejak 2022

30 hari lalu

Unika Santo Thomas Sumatera Utara Nyatakan Sihol Situngkir Tersangka TPPO Tak Lagi Jabat Rektor Sejak 2022

"Bapak Sihol Situngkir sudah tidak menjabat lagi sebagai rektor di Unika Santo Thomas," kata Maidin,

Baca Selengkapnya

Ribuan Mahasiswa jadi Korban TPPO Berkedok Magang Ferienjob Jerman, Pakar: Kampus Tak Hati-Hati

30 hari lalu

Ribuan Mahasiswa jadi Korban TPPO Berkedok Magang Ferienjob Jerman, Pakar: Kampus Tak Hati-Hati

Pakar pendidikan menilai ribuan mahasiswa bisa menjadi korban TPPO berkedok magang ferienjob karena kesalahan kampus

Baca Selengkapnya

Ini Daftar Perguruan Tinggi yang Diduga Terlibat TPPO Berkedok Magang lewat Ferienjob di Jerman

31 hari lalu

Ini Daftar Perguruan Tinggi yang Diduga Terlibat TPPO Berkedok Magang lewat Ferienjob di Jerman

Ada sekitar 41 perguruan tinggi di Indonesia yang tercatat mengirimkan sejumlah mahasiswanya dalam program magang mahasiswa ke Jerman pada 2023.

Baca Selengkapnya

Korban Dugaan TPPO Mahasiswa Indonesia Magang di Jerman Disebut Banyak yang Belum Buka Suara

34 hari lalu

Korban Dugaan TPPO Mahasiswa Indonesia Magang di Jerman Disebut Banyak yang Belum Buka Suara

Direktur Beranda Perempuan Indonesia, Zubaedah, menyakini masih ada banyak penyintas dugaan TPPO bermodus mahasiswa magang di Jerman.

Baca Selengkapnya

Peran 5 Tersangka Perdagangan Orang Berkedok Magang Mahasiswa di Jerman, Ada dari Pihak Universitas

37 hari lalu

Peran 5 Tersangka Perdagangan Orang Berkedok Magang Mahasiswa di Jerman, Ada dari Pihak Universitas

Bareskrim mengungkap kasus TPPO atau perdagangan orang berkedok magang ke Jerman yang melibatkan 33 universitas dan diikuti ribuan mahasiswa.

Baca Selengkapnya