Terduga Teroris Surabaya Pendiam dan Rajin Bersih-bersih
Editor
Endri Kurniawati
Jumat, 10 Juni 2016 20:36 WIB
TEMPO.CO, Surabaya - Baru dua pekan di rumah orang tuanya, terduga teroris PHP ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror di Jalan Lebak Timur, Surabaya. Ibu PHP yang sudah lama tinggal di rumah itu tidak menyangka anak keduanya yang baru pulang dari Sulawesi itu menyimpan bom di rumahnya, seperti yang dituduhkan polisi.
Anik Muji Rahayu, 39 tahun, kakak kandung Priyo, tidak habis pikir kapan adik kandungnya itu merakit bom. “Baru dua pekan, lalu bantu-bantu memperbaiki rumah,” ucap Anik kepada Tempo, Jumat 10 Juni 2016.
Densus 88 menangkap empat terduga teroris di tiga tempat yang berbeda pada Rabu, 8 Juni 2016. Mereka adalah PHP, BRN alias JF alias F, FN, dan S. JF ditangkap di Jalan Raya Gresik bawah jalan tol. FN ditangkap di kontrakannya di Lebak Agung. PHP ditangkap di rumah orang tuanya di Jalan Lebak Timur. Sedangkan S ditangkap di warung miliknya di Jalan Kalianak.
Adapun Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Kepolisian RI Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan para tersangka yang ditangkap di Surabaya itu berencana meledakkan bom pada 17 Ramadan 1437 atau 22 Juni 2016. Ketiga tersangka berencana mengebom wilayah Jawa Timur, terutama Surabaya. Mereka ingin membuat peristiwa yang mirip dengan bom di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Januari lalu.
Keluarga kebingungan mendengar sangkaan polisi. Selama di rumah, ujar Anik, adiknya membantu memperbaiki rumah selama 1,5 pekan dan berhenti karena bahan bangunan habis. Di sela-sela waktu itulah, PHP menjumpai temannya, termasuk FN. Ibu PHP menuturkan sempat melihat FN berkunjung ke rumahnya. Namun ia tidak berpikir macam-macam. Menurut Anik, dia dan ibunya hanya mengingatkan adiknya untuk menjaga pergaulan. Sebab, adiknya itu pernah tersangkut kasus narkoba. "Tidak pernah kepikiran ada kejadian tuduhan teroris dan bom semacam ini," katanya.
Menurut Anik, PHP dikenal pendiam. Setiap pagi, laki-lakinya itu menyapu rumah, lalu duduk-duduk di teras. Kedatangan PHP kali ini untuk menjenguk orang tuanya. Ayahnya menderita tekanan darah rendah dan dirawat di rumah.
“Yo iki jenenge apes (Ya begini namanya bernasib sial),” ujar ibu PHP yang enggan disebut namanya.
Menurut sang ibu, PHP sudah lama tinggal dengan istri pertamanya di Sulawesi. Dia pindah ke Sulawesi dan menikah dengan perempuan bercadar setelah keluar Lembaga Pemasyarakatan Porong pada 2014. PHP sempat ditahan karena kasus narkoba. Di Sulawesi, ia bekerja membantu istrinya membuka butik.
Baca juga: Warung 'Titipan Ilahi' yang Digerebek Densus 88 di Surabaya
SITI JIHAN SYAHFAUZIAH