Tim Gegana Brimob Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya bersiap meledakan tiga buah bom di sebuah lapangan Jalan Tambak Osowilangun, Surabaya, 9 Juni 2016. Bom itu didapat polisi saat penangkapan empat orang terduga teroris di Surabaya. FOTO/ Edwin Fajerial Suko Purnomo Adi
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan tiga terduga teroris yang ditangkap di Surabaya, Rabu, 8 Juni lalu, berhubungan dengan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
"Mereka terinspirasi seruan kelompok ISIS yang tersebar di media sosial," kata Boy di kantornya, Kamis, 9 Juni 2016.
Tiga orang yang ditangkap adalah Priyo Hadi Purnomo (PHP), BRN alias Jeffy (JF) alias F, dan Ferry Novendi (FN).
Menurut Boy, awalnya mereka bukan dari kelompok teroris. Mereka terkena pengaruh penyebarluasan radikalisme. PHP adalah mantan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Porong yang dihukum karena kasus narkoba. PHP bebas pada 2014. Dia juga pernah dipenjara karena menggelapkan uang di tempat kerjanya.
Saat di LP Porong, PHP berkenalan dengan Sibgotulloh dan Muhammad Sholeh. Sibgotulloh, kata Boy, berkaitan dengan jaringan teroris di Kalimantan, juga dengan Maman Abdurrahman. Dia pun terlibat dalam terorisme pada 2011-2012. Sibgo kini ditahan setelah ditangkap di Malaysia ketika ia hendak berangkat ke Suriah.
Tersangka BRN alias Jeffry, 27 tahun, adalah penjaga rumah milik Salim Mubarok alias Abu Jandal. Rumah ini dikelola Helmi Alamudi. Rumah digunakan untuk menampung istri dan anak kelompok teroris yang pergi ke Suriah.
"Jeffry masuk daftar pencarian orang Polres Malang dalam kasus pengeroyokan atau kekerasan dalam rumah tangga," ujar Boy. Sedangkan Ferry adalah warga Surabaya.
Boy menjelaskan, tiga tersangka terinspirasi seruan juru bicara ISIS, Syaikh Abu Muhammad Al Adnani. "Isinya mengajak jaringan teror di mana pun melakukan aksi teror di negaranya masing-masing," ucapnya.
TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali
1 hari lalu
TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali
TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.