TEMPO.CO, Surabaya - Anggota Staf Informasi dan Data Badan Meteorologi, Geofisika, dan Klimatologi Maritim Tanjung Perak, Eko Prasetyo, mengatakan banjir rob di Kabupaten Lumajang terjadi akibat pasang maksimal. Pasang maksimal biasanya terjadi di pantai selatan Pulau Jawa. "Ini fenomena biasa," kata Eko kepada Tempo, Rabu, 7 Juni 2016.
Pasang maksimal terjadi ketika jarak bumi dan bulan mencapai titik terdekatnya, sehingga posisi bulan di antara bumi dan matahari dalam satu garis lurus yang menyebabkan menguatnya gaya tarik bumi dan matahari terhadap air laut.
Kondisi jarak bumi, matahari, dan bulan mencapai titik terdekat itu terjadi dua kali dalam satu bulan, yaitu saat bulan purnama yang bertepatan dengan pertengahan bulan kamariah dan saat bulan mati, yaitu saat akhir atau awal bulan kamariah. "Pada bulan ini pasang maksimal mulai terjadi," ujarnya.
Selain pasang maksimal, gelombang tinggi sekitar 4-5 meter bahkan lebih di pantai selatan menyebabkan rob di Lumajang. Gelombang tinggi menambah permukaan air laut yang mengalami pasang maksimal, akibatnya air meluber ke daratan yang posisinya lebih rendah.
Selain di Lumajang, banjir rob biasanya terjadi di sebagian Banyuwangi. Hal yang berbeda dialami oleh Kabupaten Pacitan, meski letaknya juga di pantai selatan. Pacitan tak terkena rob. Ini karena daratannya lebih tinggi dibandingkan dengan permukaan air laut. "Rob bisa juga dipengaruhi kondisi daratan di suatu daerah."
Kondisi pasang maksimal ini diperkirakan berakhir pada besok, Kamis, 9 Juni, atau paling lambat berakhir lusa, yaitu hari Jumat, 10 Juni. Sedangkan gelombang tinggi akan berlangsung hingga lima hari mendatang.
Masyarakat diharapkan tetap berhati hati, jangan panik. “Nelayan disarankan tidak melaut selama gelombang tinggi."
Banjir rob menerjang lokasi di sepanjang 75 kilometer garis pantai pesisir selatan Lumajang, Jawa Timur, dalam beberapa hari terakhir ini. Rob paling parah melanda Desa Wotgalih, Kecamatan Yosowilangun; Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian; dan Desa Buluhrejo, Kecamatan Tempursari.
EDWIN FAJERIAL
Berita terkait
Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran
42 menit lalu
Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran membantah banyak wisatawan pulang mendadak dan sebabkan kemacetan pasca-guncangan gempa pada dinihari tadi.
Baca SelengkapnyaGempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok
8 jam lalu
Warga Depok merasakan guncangan gempa 6,5 magnitudo yang terjadi pada Sabtu malam. Titik gempa di laut selatan Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaTop 3 Tekno: UTBK dan Tips Lolos Seleksi Mandiri, Gempa dan BMKG
8 jam lalu
Sejak 2023 seleksi masuk perguruan tinggi negeri di Indonesia jalur atau seleksi mandiri dipermudah dengan menggunakan nilai UTBK saja.
Baca SelengkapnyaSeismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut
9 jam lalu
Ada tujuh kali gempa tektonik jauh yang terekam dengan amplitudo 4-26 mm, S-P 12-60 detik, dan lama gempa 29-533 detik.
Baca SelengkapnyaBPBD: Gempa M6,2 dari Laut Selatan Jawa Barat Berdampak Kerusakan dan Korban Luka
10 jam lalu
Gempa bermagnitudo 6,2 di Laut Selatan Jawa Barat tidak hanya terasa kencang dan lama getarannya.
Baca SelengkapnyaGempa Bikin Warga Garut Berhamburan dan Trauma, Kaca Jendela Bergetar Kencang
14 jam lalu
Masyarakat Kabupaten Garut, Jawa Barat, dikagetkan dengan gempa bumi yang terjadi pada Sabtu malam, 27 April 2024, sekitar pukul 23.30 WIB.
Baca SelengkapnyaGempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG
16 jam lalu
BMKG memperbarui informasi gempa yang mengguncang kuat dari laut selatan Pulau Jawa pada Kamis menjelang tengah malam, 27 April 2024.
Baca SelengkapnyaGempa M6,5 Malam Ini, Guncangan Terkuat di Sukabumi dan Tasikmalaya
17 jam lalu
Berikut data dan penjelasan dari BMKG tentang sebaran dampak gempa itu dan pemicunya.
Baca SelengkapnyaGempa dari Laut Selatan Malam Ini, Guncangannya Dirasa Kencang dan Lama
18 jam lalu
Gempa mengguncang dari Laut Selatan Pulau Jawa pada Sabtu malam ini, 27 April 2024.
Baca SelengkapnyaGempa Tektonik M5.2 di Laut Banda, Terasa Sampai Maluku Tenggara
21 jam lalu
Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas intra-slab subduksi banda.
Baca Selengkapnya