La Nina di Indonesia, Daerah Ini Bakal Alami Banjir dan Tanah Longsor

Reporter

Rabu, 8 Juni 2016 15:52 WIB

Jembatan Citarum berubah menjadi dermaga perahu di perbatasan Dayeuhkolot Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, saat banjir sungai Citarum merendam ruas jalan provinsi tersebut, 16 Maret 2016. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat diminta waspada terhadap potensi curah hujan tidak normal pada periode musim kemarau, yaitu Juli, Agustus, dan September 2016.

“Curah hujan tinggi banyak terjadi di beberapa wilayah sehingga berpotensi menimbulkan tanah longsor, bahkan puting beliung,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam rilisnya pada Rabu, 8 Juni 2016.

Wilayah yang terkena dampak curah hujan tak normal itu adalah Sumatera Utara bagian barat, Sumatera Barat bagian barat, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa bagian barat, dan Kalimantan Utara.

Lalu Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Papua. Sutopo berharap koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah berjalan intensif untuk mencegah dampak negatif dari banjir dan tanah longsor tersebut.

Curah hujan yang tidak normal itu merupakan bagian dari fenomena La Nina yang, oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), diprediksi muncul mulai Juni hingga September 2016. Perubahan iklim atau La Nina dengan intensitas lemah hingga sedang ini muncul akibat fenomena Dipole Mode Negatif.

La Nina terjadi di saat kondisi suhu muka laut di bagian barat Sumatera lebih hangat daripada suhu muka laut di pantai timur Afrika. “Sehingga menambah pasokan uap air, yang menimbulkan bertambahnya curah hujan untuk wilayah Indonesia bagian barat,” kata Sutopo.

La Nina ini, kata Sutopo, akan berdampak positif dan negatif. Dampak positifnya, kekeringan dan kebakaran lahan tidak akan sebesar pada 2015. “Selain faktor alam yang mendukung, antisipasi kebakaran hutan pada 2016 lebih baik dibanding tahun sebelumnya.”

BNPB, kata Sutopo, telah menempatkan 2 helikopter dan 2 pesawat air tractor untuk water bombing di Pekanbaru, Riau, sejak April 2016. “Hampir setiap hari helikopter dan pesawat tersebut melakukan pemadaman api di Riau,” ujarnya.

Dampak negatifnya, potensi banjir dan tanah longsor diperkirakan meningkat. Curah hujan tinggi banyak terjadi di beberapa wilayah sehingga menimbulkan tanah longsor, bahkan puting beliung.

Kata Sutopo, kejadian bencana pada 2016 relatif lebih sedikit dibanding pada 2015. Begitu pun jumlah korban jiwanya. Dihitung pada periode yang sama, kejadian bencana pada 2015 mencapai 1.702. Sedangkan pada 2016, hingga 7 Juni, telah terjadi 978 kejadian bencana.

Diperkirakan, pada musim hujan akhir 2016 dan awal 2017, curah hujan akan meningkat dibanding periode sebelumnya sehingga potensi banjir, tanah longsor, dan puting beliung juga akan meningkat.

“Antisipasi menghadapi kemarau basah dan musim hujan akibat La Nina perlu ditingkatkan, sesuai dengan tingginya ancaman bencana,” ujarnya.

YOHANES PASKALIS

Berita terkait

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

2 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

4 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

5 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

6 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

13 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

17 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

17 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

17 hari lalu

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab

Baca Selengkapnya

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

22 hari lalu

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.

Baca Selengkapnya