Tantangan Penderita Hemofilia, dari BPJS Hingga Biaya

Reporter

Senin, 6 Juni 2016 20:53 WIB

www.uwpexponent.org

TEMPO.CO, Surabaya - Salah satu kendala dalam penanganan Hemofilia adalah pembiayaan. Kepala Depo Farmasi Bagian Anak RSUD Dokter Soetomo, Mariyatul Qibtiyah mengatakan masih banyak kendala meskipun biaya pengobatan penyakit turunan ini sudah ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

“Perlu koordinasi antara aturan kementerian dengan kami yang di lapangan,” kata Mariyatul, Sabtu 4 Juni 2016.

Kendala dari pembiayaan Hemofilia, kata dokter Mariyatul, terletak pada hasil diagnosa yang terkadang tidak masuk dalam daftar BPJS. Mariyatul mencontohkan dianogsa pasien dalam golongan berat, yang terkadang membutuhkan biaya banyak. Namun dalam aturan Kementerian Kesehatan punya aturan sendiri untuk standar pembiayaan.

“Kadang obat yang akan diberikan tidak sesuai dengan standar harga yang disediakan Kemenkes,” kata Mariyatul.

Hemofilia merupakan gangguan pembekuan darah akibat kekurangan faktor pembekuan darah. Penyakit ini merupakan penyakit keturunan yang tidak bisa disembuhkan. Bahayanya adalah ketika korban menderita luka dan tak kunjung berhenti. Tidak ada obat kusus untuk menyembuhkan secara total penyakit ini. (Baca juga: Hati-Hati Lebam pada Tubuh Anak, Tanda Hemofilia)

Penyembuhan dilakukan dengan menambahkan faktor pembekuan darah secara konsentrat atau transfusi. Mariyatul mengatakan itu harus dilakukan seumur hidup untuk menstabilkan kadar pembekuan darah. Tidak heran, jika jika akhirnya biaya tinggi. Mariyatul mengungkapkan untuk ukuran sedang saja bisa mencapai Rp 5 juta untuk 2 sampai 3 kali per minggu berobat.

Dokter spesialis anak dari RSUD Dr Soetomo, Mia Ratwita Andarsinu menjelaskan Hemofilia merupakan penyakit katastropik yang berbiaya tinggi dan secara komplikasi dapat membahayakan jiwa. Tidak ada cara tertentu agar penyakit keturunan yang dibawa oleh kromosom X bisa disembuhkan secara total. Tehnik pengobatannya hanya bisa dilakukan dengan terapi rutin.

Permasalahan lain tentang penderita Hemofilia yaitu biasanya penderita mengalami masalah psikososial. Ada rasa minder karena penyakit yang diderita. Oleh karenanya Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia merangkul penderita yang sebagian besar anak-anak untuk optimis meraih masa depan seperti orang normal pada umumnya.

Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia (HMHI) mencatat jumlah penyandang hemophilia di Indonesia saat ini mencapai 25 ribu orang. Dari jumlah itu, baru 1.025 yang didiagnosa. Sedangkan di Jawa Timur jumlah penderita mencapai 333 jiwa pada 2016, naik dari tahun sebelumnya yang 226 orang.

Ketua Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia (HMHI) Sukariya mengatakan keterbatasan akses informasi yang menyebabkan penderita hemophilia susah terdeteksi. Banyak masyarakat yang awam tentang penyakit ini. "Perlu sosialisasi kusus utamanya di daerah-daerah," ujarnya.

SITI JIHAN SYAHFAUZIAH

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

4 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

2 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

4 hari lalu

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

PDIP Surabaya mengusulkan wali kota - wakil wali kota inkumben Eri Cahyadi-Armuji maju ke Pilkada Kota Surabaya 2024.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

9 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

10 hari lalu

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengukir sejarah baru dalam kepemimpinannya di Kota Surabaya.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

10 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

11 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

11 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

12 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya