Memperingati Hari Lingkungan Bersama Sahabat Hutan

Reporter

Senin, 6 Juni 2016 00:11 WIB

Jalan menuju puncak Gunung Putri, Lembang, Jawa Barat, rusak parah oleh kendaraan bermotor, 5 Juni 2016. TEMPO/Yanti Herawati

TEMPO.CO, Bandung - Matahari belum terlalu tinggi saat kami memulai perjalanan menuju puncak Gunung Putri di kawasan Lembang, Jawa Barat, Ahad, 5 Juni 2016. Bersama komunitas pecinta lingkungan Sahabat Hutan Bandung, Tempo menjelajah punggung gunung setinggi 1.587 mdpl ini hingga ke puncaknya, bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Internasional.

Setelah membayar tiket masuk Rp 7.500 per orang, kami mulai menapaki jalan berbatu. Sekitar 100 meter dari pintu tiket masuk, jalan tanah tak lagi rata. Jejak berupa parit-parit yang cukup dalam ditinggalkan oleh roda-roda mobil jip dan motor trail.

Semakin masuk ke hutan pinus, kerusakan makin parah. Tak hanya menggaruk tanah merah, roda kendaraan bermotor membuat jalan rusak parah dan sulit dilalui, bahkan oleh pejalan kaki. Jalan selebar 4 meter itu berubah menyerupai sungai kering dengan kedalaman hingga 2 meter.

Asep, pesepeda yang ikut dengan rombongan, mengeluh karena kerusakan jalan itu membuatnya nyaris menyerah saat menggowes menuju puncak gunung. "Jalannya rusak parah, mustahil bisa mengendarai sepeda di jalur seperti ini," katanya. Asep, yang tinggal di Lembang, mengatakan 10 tahun lalu kawasan Gunung Putri-Sukawana menjadi jalur favorit pesepeda gunung.

Tak hanya Gunung Putri, hal serupa ditemui di hutan-hutan pegunungan sekitar Bandung Raya. Kerusakan terjadi baik di kawasan utara maupun Bandung selatan. Kondisi ini membuat sejumlah pecinta lingkungan sepakat membentuk komunitas Sahabat Hutan Bandung. "Hutan-hutan di sekitar Bandung merana karena eksploitasi berlebihan. Kami berkomitmen bersama-sama melindungi kawasan tersebut," kata Andrew McCoulloch, ekspatriat asal Australia yang juga menjadi inisiator komunitas ini.

Inisiator lainnya, Anwar Holid, menambahkan, anggota komunitas Sahabat Hutan Bandung terdiri atas orang-orang dengan beragam profesi. Meski berbeda latar belakang, mereka memiliki hobi yang sama. "Kami suka jalan-jalan ke hutan. Untuk itu, kami ingin mengajak masyarakat dan menggugah kesadaran mereka bagaimana memperlakukan hutan," ujarnya saat ditemui di tempat yang sama.

Sahabat Hutan Bandung sengaja menggelar field trip ke Gunung Putri untuk menyaksikan langsung kerusakan di kawasan tersebut. Beberapa kali, rombongan bertemu dengan pengunjung bermotor yang hilir mudik menimbulkan polusi udara dan suara.

Di kawasan Bandung Utara, Gunung Putri termasuk tujuan yang cukup populer bagi penggemar olah raga hiking. Dari puncaknya, sejauh mata memandang ke arah selatan Lembang Bandung, terlihat keindahan Patahan Lembang yang membentang 22 kilometer dari timur hingga barat di kawasan utara Kota Bandung.

Dengan latar kawasan Lembang, susunan-susunan batuan yang menjulang menjadi tebing terlihat kokoh dan eksotis. Dari atas puncak gunung, pengunjung bisa melihat bukit-bukit yang berjejer lurus dari lereng Gunung Palasari melewati kawasan Maribaya, Lembang, hingga Cisarua-Cimahi.

Satu lagi obyek favorit di Gunung Putri adalah benteng perang peninggalan Belanda. Bob Holland, anggota Sahabat Hutan, mengatakan situs ini sangat menarik, baik dari sisi lokasi maupun sejarahnya. "Bisa punya daya jual tinggi untuk turis jika direstorasi dan dirawat dengan baik," ujar penggemar hiking asal Australia itu.

DEWI RINA


Berita terkait

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

27 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya

44 Rumah di Desa Cibedug Bandung Barat Masih Terancam Tanah Bergerak

58 hari lalu

44 Rumah di Desa Cibedug Bandung Barat Masih Terancam Tanah Bergerak

Masih ada puluhan rumah di Desa Cibedung, Bandung Barat, yang berpotensi terimbas tanah bergerak. Pemerintah menjamin relokasi hunian.

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

59 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

BKSDA Sumatera Selatan mencatat sebanyak 127 kasus konflik buaya dan manusia terjadi di Bangka Belitung dalam lima tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Walhi Beberkan Kerusakan Lingkungan Akibat Hilirisasi Nikel di Maluku Utara: Air Sungai Terkontaminasi hingga..

29 Januari 2024

Walhi Beberkan Kerusakan Lingkungan Akibat Hilirisasi Nikel di Maluku Utara: Air Sungai Terkontaminasi hingga..

Walhi mengungkapkan kerusakan lingkungan yang diakibatkan hilirisasi industri nikel di Maluku Utara.

Baca Selengkapnya

Penelitian Sebut Industri Nikel Merusak Hutan dan Lingkungan Indonesia

24 Januari 2024

Penelitian Sebut Industri Nikel Merusak Hutan dan Lingkungan Indonesia

Penelitian menyebutkan aktivitas industri nikel di Indonesia menyebabkan kerusakan hutan dan lingkungan secara masif.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Kritik Gibran Glorifikasi Hilirisasi Nikel Jokowi: Faktanya Merusak Lingkungan

23 Januari 2024

Greenpeace Kritik Gibran Glorifikasi Hilirisasi Nikel Jokowi: Faktanya Merusak Lingkungan

Greenpeace mengkritik Gibran yang mengglorifikasi program hilirisasi nikel Presiden Jokowi. Industri ini dinilai banyak merusak lingkungan.

Baca Selengkapnya

Di Debat Cawapres, Mahfud Kutip Surat Ar-Rum Ayat 41 Ingatkan Soal Kerusakan Alam

21 Januari 2024

Di Debat Cawapres, Mahfud Kutip Surat Ar-Rum Ayat 41 Ingatkan Soal Kerusakan Alam

Dalam debat cawapres, calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud Md mengatakan kerusakan alam di bumi terjadi karena tingkah laku manusia.

Baca Selengkapnya

TKN Prabowo-Gibran Bilang Perusahaan Perusak Lingkungan Harus Dihukum Seberat-beratnya

21 Januari 2024

TKN Prabowo-Gibran Bilang Perusahaan Perusak Lingkungan Harus Dihukum Seberat-beratnya

Menurut Budisatrio Djiwandono, Prabowo-Gibran akan memberikan hukuman berat kepada pihak yang merusak alam.

Baca Selengkapnya

Karhutla di Gunung Arjuna Capai 4.000 Hektare, Diduga Ulah Pemburu

8 September 2023

Karhutla di Gunung Arjuna Capai 4.000 Hektare, Diduga Ulah Pemburu

Karhutla di Gunung Arjuna dan sekitarnya pertama kali terpantau muncul di kawasan Bukit Budug Asu, pada Sabtu, 26 Agustus lalu.

Baca Selengkapnya

Catatan Eks Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil: Pandemi Covid-19, Kehilangan Eril, Patung Sukarno

6 September 2023

Catatan Eks Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil: Pandemi Covid-19, Kehilangan Eril, Patung Sukarno

Ridwan Kamil sebagai Gubernur Jawa Barat telah purnatugas. Berikut sebagian kecil catatan selama ia menjabat, termasuk kehilangan Eril,

Baca Selengkapnya