Wapres JK: Pemerintah Akan Hapus Eselon 3 dan 4

Selasa, 31 Mei 2016 20:48 WIB

Ekspresi Wakil Presiden Jusuf Kalla saat mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, 25 April 2016. Dari lawatan ke empat negara Eropa, total investasi yang bisa diboyong ke Indonesia mencapai US$ 20,5 miliar atau setara Rp 266,5 triliun. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemerintah akan menghapus jabatan eselon 3 dan 4 dalam jenjang jabatan birokrasi pemerintah. Menurut Kalla, kebijakan itu merupakan bagian dari program reformasi birokrasi.

"Merampingkan organisasi suatu kebutuhan. Katakanlah bikin program 10 tahun, nanti pada ujungnya eselon 3 dan 4 akan hilang," kata Kalla seusai melakukan rapat Komite Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa, 31 Mei 2016.

Dalam rapat tersebut hadir sejumlah menteri antara lain Menteri Pemberdayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi, Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, dan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro.

Kalla mengklaim perampingan birokrasi akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena akan mengurangi porsi belanja pegawai. Selama ini, kata Kalla, belanja pegawai rata-rata mencapai 60 persen bahkan 80 persen dari Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah.

Kalla mengatakan, perbaikan struktural harus diperhatikan dalam proses perampingan birokasi. Apalagi, sebelumnya ada perubahan prosedur pemerintahan setelah diberlakukannya otonomi daerah.

"Jangan birokrasi terkotak-kotak di daerah, sehingga siapa saja di birokrasi itu bisa bertugas di manapun di Indonesia. Karena itu kami ubah supaya untuk tingkat tertentu seperti dulu," kata Kalla.

Menurut Kalla, pemerintah menargetkan perampingan birokrasi bisa dilakukan bertahap mulai 2017 dalam waktu delapan tahun. Penghapusan eselon, kata Kalla, tidak bisa dilakukan secara mendadak karena melibatkan ratusan ribu pegawai. Cara yang dipilih adalah pada saat ada pegawai yang pensiun, maka jumlah pegawai yang direkrut akan dikurangi.

Selain pertimbangan tersebut, dibutuhkan juga persiapan teknologi maupun pelatihan bagi pegawai untuk meningkatkan kompetensi dan produktivitasnya. "Mungkin lima tahun kelar, tapi perlu penyesuaian," kata dia.

Sementara itu, Menteri Yuddy mengatakan penataan kelembagaan dan kepegawaian birokrasi jangan sampai menimbulkan guncangan. "Harus mengurangi beban-beban keuangan serta keterbatasan kualitas SDM di masa mendatang," kata Yuddy.

Dia mengatakan dalam rapat, Kalla memberi arahan agar dibuat peta reformasi birokrasi nasional. "Fokusnya pada pengurangan lembaga yang paling optimal dan pengurangan pegawai pada jumlah yang paling memadai dengan meningkatkan kapasitas dan kualitasnya dalam waktu delapan tahun ke depan," kata Yuddy.

AMIRULLAH

Berita terkait

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

22 jam lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

KPK Terima 214 CPNS Baru di 19 Unit Kerja

2 hari lalu

KPK Terima 214 CPNS Baru di 19 Unit Kerja

KPK berharap ke depannya, paraCPNS baru ini dapat menjaga nama baik lembaga dalam menjalankan tugasnya.

Baca Selengkapnya

Boyamin Saiman Sambangi KPK Minta Bantuan Mutasi PNS ke Nurul Ghufron

5 hari lalu

Boyamin Saiman Sambangi KPK Minta Bantuan Mutasi PNS ke Nurul Ghufron

Boyamin Saiman menyambangi KPK hari ini untuk menyampaikan surat permohonan bantuan kepada Nurul Ghufron. Satire minta dibantu mutasi PNS.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

6 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Segini Perbandingan Gaji Prabowo saat Jadi Menteri dan Presiden Nanti

6 hari lalu

Segini Perbandingan Gaji Prabowo saat Jadi Menteri dan Presiden Nanti

Berikut perbandingan besar gaji yang diterima Prabowo ketika saat menjadi Menteri Pertahanan dengan Presiden.

Baca Selengkapnya

PUPR, Kemensos dan Kemenhub Rekrut 84 Ribu CASN Tahun Ini, Simak Formasinya

7 hari lalu

PUPR, Kemensos dan Kemenhub Rekrut 84 Ribu CASN Tahun Ini, Simak Formasinya

Jumlah CASN yang direkrut terdiri atas 690 ribu PNS dan 1,6 juta untuk formasi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

7 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Pendaftaran IPDN Dibuka, Apa Saja Syarat dan Berkas Administrasinya?

8 hari lalu

Pendaftaran IPDN Dibuka, Apa Saja Syarat dan Berkas Administrasinya?

Institut Pemerintahan Dalam Negeri atau IPDN merupakan salah satu perguruan tinggi kedinasan yang banyak diminati selain STAN.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

9 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

10 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya