Gelombang Pasang Tinggi di Laut Selatan Yogya Terjadi hingga Lusa

Reporter

Kamis, 26 Mei 2016 15:53 WIB

Sejumlah bangunan yang berada di pinggir pantai rusak karena abrasi di Kawasan wisata Pelabuhan Nelayan Pantai Depok, Bantul, Yogyakarta, (20/9). Abrasi yang menyebabkan gelombang pasang tinggi menghancurkan 12 bangunan milik warga. TEMPO/Suryo Wibowo.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Daerah Istimewa Yogyakarta memperkirakan, potensi tingginya gelombang pasang di wilayah perairan laut selatan DIY masih akan berlangsung, setidaknya hingga akhir pekan ini.

“Perkiraan tinggi gelombang pada 23-28 Mei di laut selatan masih berkisar 2,5-3,5 meter akibat kecepatan angin yang cukup signifikan,” ujar Koordinator Stasiun Klimatologi dan Radar Cuaca BMKG Yogyakarta, Joko Budiono, Kamis, 26 Mei 2016.

Awal pekan ini, sejumlah warga dan nelayan di pesisir pantai selatan Gunungkidul dikejutkan dengan munculnya gelombang pasang yang tak biasa, dan menyebabkan puluhan kapal nelayan rusak, warung tenda milik warga hancur, serta infrastruktur rusak ringan hingga sedang.

“Karena ada angin timuran yang cukup kuat dan stabil dengan kecepatan rata-rata 10-20 knot (18-37 kilometer per jam) sehingga memicu gelombang lebih tinggi,” ujar Joko.

BMKG meminta warga dan wisatawan yang berada di pesisir untuk tetap waspada. Setidaknya, sampai angin timuran ini mereda. Sebab, kini, gelombang tinggi masih mungkin terjadi.

“(Gelombang tinggi) Ini berpotensi terjadi kapan saja, terutama ketika kecepatan angin kuat dan stabil,” ujarnya.

Tim Search and Rescue Pantai Baron Gunungkidul, sesuai dengan pantauan terakhirnya pada 25 Mei 2016, mencatat, gelombang pasang yang terjadi Senin petang itu menyebabkan sejumlah nelayan kehilangan kapal karena rusak atau terseret arus.

Sedikitnya enam pantai terdampak gelombang pasang. Di Pantai Baron, sembilan kapal rusak berat, 30 kapal rusak ringan, dua karung jaring/alat tangkap terbawa arus ke laut. Empat tenda lapak pedagang pun rusak berat. Di Pantai Sepanjang, lima unit gazebo ambruk dan tiga lapak warga terbawa arus.

Di Pantai Drini tercatat ada enam unit gazebo ambruk, dua lapak terbawa arus, dan satu unit warung makan isinya terbawa arus. Di Pantai Sadranan, lima lapak rusak ringan. Sedangkan di Pantai Somandeng, tercatat unit gazebo ambruk terbawa arus, satu warung dindingnya roboh, dan 30 lapak rusak ringan.

Di Pantai Ngandong, tiga unit gazebo ambruk dan dua lapak terbawa arus.

“Tidak ada korban jiwa, tapi kami minta nelayan terus waspada karena angin terasa lebih kencang. Baru lima kapal yang berani melaut hari ini,” ujar Sekretaris Tim Search and Rescue (SAR) Pantai Baron Surisdianto kepada Tempo.

Selain merusak kapal nelayan dan lapak pedagang, gelombang pasang pada Rabu sore menghanyutkan lima wisatawan asal kampung Panekan, Magetan, Jawa Timur. Mereka nekat bermain di pantai, meski ombak sedang ganas.

“Rombongan siswa dan guru, empat orang yang terseret berhasil kami selamatkan, tapi satu siswa masih hilang sampai hari ini,” ujar Surisdianto.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

1 jam lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah Indonesia dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

6 jam lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

14 jam lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

21 jam lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

1 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

1 hari lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

1 hari lalu

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

Jakarta diprediksi cenderung berawan hari ini, Rabu, 1 Mei 2024. Sejumlah wilayah berpeluang hujan siang nanti.

Baca Selengkapnya

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

1 hari lalu

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

BMKG mencatat kejadian gempa bumi dengan kekuatan M5,5 di wilayah Maluku Utara. Pusat gempa di laut, dipicu deformasi batuan Lempeng Laut Maluku.

Baca Selengkapnya

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

2 hari lalu

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar

Baca Selengkapnya

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

2 hari lalu

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.

Baca Selengkapnya