Waisak, Ini Pesan Bhiku Sri Pannyavaro dari Candi Borobudur  

Reporter

Minggu, 22 Mei 2016 06:42 WIB

Sejumlah pengunjung menyaksikan patung Budha di halaman candi Borobudur Magelang, 30 Mei 2015. Patung Budha tersebut akan ditempatkan di altar utama pada perayaan Tri Suci Waisak 2559 BE/2015. ANTARA/Anis Efizudin

TEMPO.CO, Magelang - Kepala Vihara Mendut, Bhiku Sri Pannyavaro Mahathera menyampaikan pesan pada Dharma Santi Waisak di Taman Candi Borobudur, Sabtu malam, 21 Mei 2016. Bhiku Sri Pannyavaro menyebut pujangga besar Empu Tantular yang menerjemahkan moral cinta kasih dengan Bhineka Tunggal Ika.

Dalam lontar Sutasoma dikenal Siwa Buddha Bhineka Tunggal Ika. Pada zaman Kerajaan Majapahit ada dua agama yang berbeda, Siwa dan Buddha. Keduanya beda tapi terap tunggal. Hakikat kebenaran itu tunggal.

Apa yang disampaikan Empu Tantular, ucap Sri Pannyavaro, menggambarkan pentingnya perekat kebersamaan di semua lini kehidupan bangsa. Ada keindahan, kebersamaan yang tercermin pada kehidupan beragama dan segenap umat Buddha. "Tidak mungkin melebur jadi satu, tapi bagaimana menghormati dan menerima dengan tulus. Kemanusiaan adalah universal," kata Sri Pannyavaro.

Menurut dia, dunia diwarnai berbagai macam perbedaan dan perbedaan itu sering saling menghancurkan merupakan keniscayaan alami. Bhiku menyampaikan bahwa saat purnama sempurna dari candi agung, umat Buddha ingin berikan pesan moral Bhineka Tunggal Ika ke dunia.

Bhineka Tunggal ika menjadi jati diri dan sifat dasar Bangsa Indonesia hingga kini. "Itu muncul ratusan tahun sebelum ada karya Empu Tantular,"kata Sri Pannyavaro. Maka dari itu perlu kerja keras untuk menjaga bangsa agar menjadi bangsa yang tangguh dan berbudi luhur. Nasehat terakhir Gautama, kata Sri Pannyavaro, adalah berjuanglah dengan penuh kesadaran.

Sidharta, kata Sri Pannyavaro, melihat penderitaan di luar istana yang menggetarkan hati Sidharta tidak melihat dari kasta mana yang menderita dan dari umat beragama yang mana. Penderitaan itulah yang mengguncangkan Sidharta.

Sri Pannyavaro menerangkan, saat seseorang bergetar hatinya, tidak tahan melihat penderitaan orang lain, dan ingin melakukan sesuatu untuk orang lain, maka itulah sesungguhnya kasih sayang. "Lazimnya orang tidak tahan dengan penderitaan diri sendiri. Amat jarang mereka yang tidak tahan melihat penderitaan orang lain. Itulah manusia besar," katanya.

Lebih lanjut Sri Pannyavaro menuturkan, penderitaan yang dilihat Sidharta kemudian mengubah seluruh kehidupan. Sidartha meninggalkan kenikmatan dan kepentingan pribadi sebagai putra mahkota. "Ia hidup sengara di hutan dan 45 tahun kemudian Gautama mengajarkan darma," tutur Sri Pannyavaro.

Ia menjelaskan, berpesan moral cinta kasih menjadi landasan yang Gautama ajarkan. Moral yg menumbuhkan kepedulian kepada seluruhnya yg menderita. Moral menumbuhkan sikap tidak mau berbuat buruk dan tidak takut menghargai perbedaan. "Moral juga mengendalikan diri dari perbuatan buruk yang merugikan orang lain, lingkungan dan diri," ujar Sri Pannyavaro.

Moral juga bicara tanggung jawab dan jujur untuk kepentingan orang lain dan diri sendiri. Jika manusia tidak bisa membendung kebencian dan kemarahan, Gautama memberi nasehat agar manusia jangan karena marah dan membenci lalu mengharap orang lain celaka. "Moral cinta kasih meredam kebencian dan amarah, egoisme keakuan," kata SriPannyavaro mengutip nasehat Gautama.

SHINTA MAHARANI


Berita terkait

Bentrok 2 Kelompok Massa Terjadi di Muntilan, Begini Reaksi Bupati Magelang

16 Oktober 2023

Bentrok 2 Kelompok Massa Terjadi di Muntilan, Begini Reaksi Bupati Magelang

Bupati Magelang Zaenal Arifin mengaku prihatin atas insiden bentrok atau gesekan dua kelompok massa di Muntilan.

Baca Selengkapnya

Libur Panjang Akhir Bulan Mau ke Mana? 5 Wisata Kabupaten Magelang Selain Borobudur

12 September 2023

Libur Panjang Akhir Bulan Mau ke Mana? 5 Wisata Kabupaten Magelang Selain Borobudur

Namun, selain Borobudur, Kabupaten Magelang juga memiliki beragam tempat wisata menarik yang patut dikunjungi.

Baca Selengkapnya

Digelar Sejak 2009, Ini yang Membuat Festival Lima Gunung Bertahan hingga Kini

27 Agustus 2023

Digelar Sejak 2009, Ini yang Membuat Festival Lima Gunung Bertahan hingga Kini

Festival Lima Gunung diadakan secara mandiri oleh seniman petani di Komunitas Lima Gunung, yakni Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing, dan Menoreh.

Baca Selengkapnya

Menyusuri Jejak Kali Manggis, Sungai Buatan Belanda di Tengah Kota Magelang Berusia Hampir 100 Tahun

12 Juli 2023

Menyusuri Jejak Kali Manggis, Sungai Buatan Belanda di Tengah Kota Magelang Berusia Hampir 100 Tahun

Kali Manggis yang usianya hampir 100 tahun mengalir melewati Jalan Manggis, Kelurahan Gelangan, Kota Magelang itu dibuat oleh orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Bersantai dan Menikmati Segarnya Suasana di Grojogan Kapuhan di Magelang

29 Juni 2023

Bersantai dan Menikmati Segarnya Suasana di Grojogan Kapuhan di Magelang

Grojogan Kapuhan terletak di Desa Kapuhan, Magelang. Pengunjung dapat mengakses lokasi tersebut dengan mudah lantartak jauh dari jalan raya.

Baca Selengkapnya

Pemilu 2024: DPT di Kabupaten Magelang Lebih Kecil dari DPS, Ini Penyebabnya

25 Juni 2023

Pemilu 2024: DPT di Kabupaten Magelang Lebih Kecil dari DPS, Ini Penyebabnya

KPU Kabupaten Magelang menyatakan sejumlah orang yang terdaftar dalam DPS Pemilu 2024 telah meninggal atau pun pindah.

Baca Selengkapnya

Rayakan Festival Songkran 13-15 April: Menyambut Tahun Baru di Thailand

13 April 2023

Rayakan Festival Songkran 13-15 April: Menyambut Tahun Baru di Thailand

Songkran adalah festival untuk menyambut tahun baru di Thailand yang jatuh pada 13 April.

Baca Selengkapnya

Berkunjung Ke Magelang? Jangan Lewatkan 5 Destinasi Wisata Alamnya

21 Agustus 2022

Berkunjung Ke Magelang? Jangan Lewatkan 5 Destinasi Wisata Alamnya

Magelang memiliki destinasi wisata alam yang banyak.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Unik Magelang: Akademi Militer hingga Rumah Candi Termegah

21 Agustus 2022

5 Fakta Unik Magelang: Akademi Militer hingga Rumah Candi Termegah

Magelang memiliki banyak fakta unik yang jarang diketahui, selain kota Akademi Militer dan Candi Borobudur.

Baca Selengkapnya

Pelapor Roy Suryo di Kasus Meme Patung Budha Borobudur Diperiksa 9 Jam dan Dicecar 25 Pertanyaan

28 Juni 2022

Pelapor Roy Suryo di Kasus Meme Patung Budha Borobudur Diperiksa 9 Jam dan Dicecar 25 Pertanyaan

Polisi memeriksa saksi-saksi pelapor dalam kasus meme patung Budha Candi Borobudur yang diunggah akun @KRMTRoySuryo2.

Baca Selengkapnya