Buku mewarnai yang terdapat di Toko Buku Gramedia Central Park, Jakarta Barat, 16 Januari 2016. Adult Colouring Book, sebagai terapi positif dengan mewarnai gambar dengan pola yang beragam. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Kendari - Kekhawatiran akan adanya razia atribut paham komunisme dan buku-buku kiri di Pulau Jawa berdampak hingga ke Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Toko Buku Gramedia yang terletak Jalan Ahmad Yani, Kendari, misalnya, terpaksa menarik sejumlah koleksi buku yang berbau paham komunis. Buku-buku itu diturunkan dari tempat pajangannya di rak buku.
Supervisor Toko Buku Gramedia Kendari, Ervan Handoko, yang ditemui Tempo, mengatakan penarikan buku-buku dari rak display berdasarkan permintaan dari Gramedia pusat. Gramedia menginstruksikan agar semua cabang di daerah menarik semua buku seri orang-orang kiri ataupun buku yang berbau komunisme.
"Ada empat koleksi buku yang kami tarik, yaitu MemoarPulauBuru, SarwoEdhie, dan Benny Moerdani. Dua lainnya saya lupa judulnya. Alasan penarikan karena khawatir jika ada warga yang membeli akan terpengaruh oleh paham komunis," kata Ervan, Jumat, 20 Mei 2016.
Sebelumnya, kata Ervan, penyidik Kejaksaan Kendari sekitar dua pekan lalu mendatangi tokonya. Penyidik tersebut meminta Gramedia Kendari menyusun daftar sejumlah jenis buku yang dianggap radikal dan berpaham komunis.
Wawa, salah satu pengunjung di Gramedia Kendari, kecewa karena tidak mendapati buku kiri yang ingin dia beli sebagai tambahan koleksi. Mahasiswi fakultas hukum di salah satu perguruan tinggi Islam itu bermaksud mencari MemoarPulauBuru.
Saat berkunjung ke Gramedia pekan lalu, kata dia, buku bersampul merah itu masih terpajang. "Waktu itu mau beli, hanya duitnya belum cukup. Nah, pas ke sini lagi, ternyata buku itu ditarik dengan alasan bercerita tentang PKI," tuturnya.