Calon ketua umum Partai Golkar, Ade Komarudin alias Akom memaparkan visi misi saat kampanye terakhir jelang Musyawarah Nasional Luar Biasa (munaslub) Partai Golkar di Nusa Dua, Bali, 13 Mei 2016. Dukungan dari Keluarga Besar Cendana disambut baik oleh ketua DPR RI tersebut. TEMPO/Johannes P. Christo
TEMPO.CO, Jakarta - Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golongan Karya akhirnya menetapkan Setya Novanto sebagai Ketua Umum Partai Golkar periode 2016-2019. Setya terpilih setelah pesaingnya, Ade Komarudin alias Akom, menyatakan mundur sebelum pemilihan ketua umum putaran kedua digelar.
Dalam pemilihan yang digelar sejak dinihari tadi, Setya mengungguli tujuh calon lain dengan 277 suara. Adapun Akom meraup 173 suara. Pemilihan seharusnya dilanjutkan dengan putaran kedua. Namun Akom menyatakan mundur.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat itu mengaku legawa dengan kemenangan Setya. Bagi dia, proses munaslub tersebut merupakan kreasi yang bagus partai beringin.
"Saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman Golkar. Ini tradisi demokrasi yang harus kita lanjutkan di masa mendatang," katanya di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali, Selasa, 17 Mei 2016.
Ade menjelaskan, dia bersama tim suksesnya sudah berembug tidak akan lanjut ke putaran kedua.
"Saya lebih muda daripada Pak Setya Novanto. Saya 50 tahun, Pak Setya 60 tahun," ujarnya. "Masih ada kesempatan untuk saya. Selanjutnya kebersamaan yang terbaik bagi Partai Golkar."