Tak Kapok, Sandera Abu Sayyaf Ini Ingin Segera Melaut  

Reporter

Editor

Febriyan

Senin, 16 Mei 2016 01:23 WIB

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Pangkostrad, Letjen Edy Rahmayadi, menyambut empat Warga Negara Indonesia yang dibebaskan setelah disandera kelompok Abu Sayyaf turun dari pesawat Boeing 737 TNI AU, di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat, 13 Mei 2016. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Bekasi - Meskipun baru saja bebas setelah menjadi sandera kelompok Abu Sayyaf, Ariyanto Misnan bertekad akan kembali melaut bulan depan. Ia menjadi tawanan selama hampir sebulan sejak disandera pada 15 April 2016. "Sebulan ini istirahat dulu di rumah," katanya kepada Tempo, Ahad, 15 Mei 2016.

Sebetulnya, kata dia, perusahaan tempatnya bekerja tak mempersoalkan ia cuti sampai batas waktu yang tak ditentukan setelah dibebaskan dari penyanderaan. Perusahaan mempersilakannya kembali bekerja asalkan betul-betul siap. "Sekarang saya juga sudah siap, hanya istirahat dulu selama sebulan," ujarnya.

Ariyanto mengaku tak berpikir untuk bekerja di darat. Sebab, sejak lulus sekolah menengah pertama, dia sudah mempersiapkan diri menjadi seorang pelaut, mengikuti jejak ayahnya, yang meninggal empat tahun silam. Karena itu, dia siap menanggung setiap risiko bekerja di laut. "Mungkin yang dekat-dekat dulu, seperti perbatasan Malaysia," tuturnya. "Kalau ke Filipina, tergantung pemerintah."

Ariyanto menjelaskan, perompakan yang terjadi pada kapal tugboat Henry terjadi pada malam hari setelah magrib. Sebetulnya, kata dia, di perairan antara Malaysia dan Filipina selalu ada patroli. Namun, ketika itu suasana sudah gelap, sedangkan para perompak menggunakan kapal kecil sehingga dengan mudah menuju kapal yang dia nakhodai. "Mereka bawa senjata lengkap," kata pria 23 tahun itu.

Selama menjadi sandera bersama tiga temannya, Ariyanto mengaku makan seadanya. Bahkan tak jarang mendapat makanan sisa dari kelompok separatis di Filipina itu. Bahkan ia dan temannya tidur tanpa alas apa pun di hutan belantara. Setiap hari, kelompok yang beranggotakan sekitar 200 orang tersebut selalu berpindah-pindah menghindari gempuran militer Filipina. "Saya juga ikut berpindah-pindah," ucapnya.

Kakak kandung Ariyanto, Indra Purwanto, mengatakan ia menyerahkan sepenuhnya kepada sang adik untuk mengambil keputusan. Namun Indra berpesan agar Ariyanto lebih berhati-hati dan meminta jaminan keamanan kepada pemerintah. "Keluarga meminta istirahat dulu setahun," ujarnya. "Tapi dia menolak karena menjadi tulang punggung keluarga."

ADI WARSONO

Berita terkait

Lagi, Benjamin Netanyahu Menolak Tuntuan Hamas untuk Mengakhiri Perang Gaza

3 jam lalu

Lagi, Benjamin Netanyahu Menolak Tuntuan Hamas untuk Mengakhiri Perang Gaza

Benjamin Netanyahu menolak tuntutan Hamas yang ingin mengakhiri perang Gaza untuk ditukar dengan pembebasan sandera

Baca Selengkapnya

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

9 jam lalu

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

Ribuan warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv menuntut Benjamin Netanyahu menerima proposal gencatan senjata Hamas demi dibebaskannya sandera

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

6 hari lalu

Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

Top 3 Dunia pada 28 April 2024, ICC akan memproses langkah hukum yang disorongkan Lebanon melawan Israel atas tuduhan kejahatan perang.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

7 hari lalu

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

Ribuan warga Israel menuntut dilakukannya pemilhan umum dini dan meminta agar sandera dibebaskan menyusul video yang dilansir Hamas.

Baca Selengkapnya

Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

8 hari lalu

Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

Hamas bingung ditekan untuk membebaskan sandera warga negara Israel, namun dunia tampak tutup mata pada genosidan di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

8 hari lalu

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

Rencana serangan Israel ke Kota Rafah di Gaza yang berbatasan dengan Mesir dapat menimbulkan bencana bagi stabilitas regional

Baca Selengkapnya

Hamas Rilis Video Sandera Amerika Masih Hidup

10 hari lalu

Hamas Rilis Video Sandera Amerika Masih Hidup

Hamas merilis kondisi terkini sandera asal Amerika Serikat yang dalam keadaan sehat.

Baca Selengkapnya

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

13 hari lalu

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

Pemerintah masih terus mengupayakan pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens. Belum ada perkembangan signifikan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Demonstran Menuntut Benjamin Netanyahu Bebaskan Sandera yang Ditahan Hamas

14 hari lalu

Ribuan Demonstran Menuntut Benjamin Netanyahu Bebaskan Sandera yang Ditahan Hamas

Demonstran menuntut ada lebih banyak langkah nyata dari Tel Aviv dalam membebaskan sandera yang sekarang ditahan Hamas di Gaza.

Baca Selengkapnya

Sembunyi di Bunker Milik Miliuner AS, Netanyahu Didemo Warga Israel

20 hari lalu

Sembunyi di Bunker Milik Miliuner AS, Netanyahu Didemo Warga Israel

Netanyahu dan istrinya dilaporkan berlindung di dalam bunker di kediaman tersebut pada akhir pekan lalu untuk menghindari serangan rudal Iran.

Baca Selengkapnya