Kalla Bicara Razia Buku yang Dituding Sebarkan Komunisme

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Sabtu, 14 Mei 2016 14:41 WIB

Presiden Joko Widodo (kiri) berdiskusi dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada acara Peresmian Penutupan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Tahun 2016 di Istana Negara, Jakarta, 11 Mei 2016. Musrenbangnas bertujuan memacu pembangunan infrastruktur dan ekonomi untuk meningkatkan kesempatan kerja serta mengurangi kemiskinan dan kesenjangan antarwilayah. Tempo/ Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Yogyakarta - Menjelang peringatan 18 tahun reformasi pada 21 Mei 1998 malah terjadi razia buku di sejumlah tempat dan larangan menggelar diskusi yang dituduhkan berbau komunisme. Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan tanggapan ketika ditanya soal ancaman kebebasan berekspresi saat ini.

Kalla menegaskan, reformasi tidak berarti semua orang bebas melakukan dan bicara apa saja. Ia meminta masyarakat melakukan sesuatu berdasarkan hukum dan aturan. “Saat ini Anda boleh tulis apa saja selama tidak menghasut. Apakah Anda saat ini tidak bebas menulis di koran?” kata Kalla setelah membuka acara Temu Jaringan Saudagar Muhammadiyah di Hotel Sahid Rich, Yogyakarta, Sabtu, 14 Mei 2016.

Kalla menjawab pertanyaan ihwal razia buku-buku yang dituduhkan menyebarkan ide-ide komunisme. Dia menuturkan belum tahu buku-buku apa saja yang dirazia aparat Kepolisian Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia beberapa hari terakhir.

Ia mengaku tak tahu isi buku itu dan akan mempelajarinya. Kalla berujar, razia buku itu tergantung isinya. “Tergantung bukunya. Kalau buku menghasut, di semua negara tidak boleh,” ucapnya. Padahal Mahkamah Konstitusi telah menerbitkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 20/PUU-VIII/2010 yang membatalkan PNPS Nomor 4 Tahun 1963 tentang Pelarangan Buku karena inkonstitusional dan bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945.

Kalla mengatakan belum bicara dengan Presiden Joko Widodo ihwal pembubaran banyak acara diskusi ilmiah serta razia buku-buku, atribut, dan kaus yang dituduh bermuatan komunisme. Misalnya, di Ternate, Maluku Utara, tentara menangkap aktivis Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) karena menyimpan kaus dan buku yang dituding berisi paham komunisme.

Ketika ditanya ihwal sikap pemerintah soal ancaman kebebasan berpendapat itu, dia menegaskan, pemerintah belum bersikap. “Kami belum bicara. Enggak ada, sesuai dengan hukum saja,” ujarnya.

Sebelumnya di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat, 13 Mei 2016, Kalla menuturkan tidak yakin komunisme berkembang kembali di Indonesia. Ia menganggap komunisme terbukti gagal. Bahkan, ucap dia, komunisme sudah tidak ada lagi di negara-negara besar yang pernah menerapkan ideologi itu.

SHINTA MAHARANI







Berita terkait

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

2 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

4 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

6 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

6 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

17 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

17 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

17 hari lalu

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.

Baca Selengkapnya

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

18 hari lalu

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

18 hari lalu

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, bakal merayakan lebaran tahun ini di Jakarta. Rencananya, Anies akan salat id di masjid dekat rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Setelah itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut akan bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh partai politik pengusungnya dan para politikus senior.

Baca Selengkapnya

Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

36 hari lalu

Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

Di depan Gedung MK terdapat 9 pilar besar, apa artinya? Ini riwayat pembangunannya di Jalan Merdeka Barat, Jakarta.

Baca Selengkapnya