Ahok Sewot Warga Luar Batang Dapat Tenda dari Prabowo  

Reporter

Sabtu, 14 Mei 2016 07:32 WIB

Tenda-tenda tempat tinggal penduduk Kampung Akuarium di kawasan Luar Batang, Jakarta Utara, setelah rumah mereka digusur dan menolak pindah ke rumah susun. Foto diambil Senin, 9 Mei 2016. Tempo/Gangsar Parikesit

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sewot atas keberadaan tenda yang menampung warga kawasan Luar Batang yang telah digusur dari rumahnya.

Ahok menegaskan, dia tidak akan memberikan surat peringatan pertama agar warga membongkar kembali tenda itu. Sebab, menurut dia, tenda itu didirikan di tanah negara.

"Ini tenda mau menduduki tanah negara. Maka kita bikin surat dari wali kota memperingati mereka yang menduduki tanah itu, kami bisa gugat Anda," kata Ahok di Balai Kota Jakarta pada Jumat, 13 Mei 2016.

Ahok mengatakan bantuan serta tenda yang diberikan kepada warga korban penggusuran itu tidak akan bertahan lama. "Nanti orangnya kalau udah enggak dikasih bantuan juga pergi kok. Kami udah ngasih peringatan. Apa yang mau dibuat bantuan sosial coba?" ujarnya.

Penggusuran kawasan Luar Batang berlangsung pada 11 April 2016. Ratusan rumah warga yang sejak 1980-an berdiri roboh oleh alat berat. Peristiwa itu merupakan bagian dari revitalisasi kawasan Sunda Kelapa, Museum Bahari, dan kawasan Luar Batang.

Penduduk dipindahkan ke Rumah Susun Rawa Bebek di Jakarta Timur dan Rumah Susun Marunda di Jakarta Utara. Namun sebagian di antara mereka tidak betah dan kembali ke Luar Batang.

Mereka tinggal di empat tenda besar sumbangan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. "Benar, mereka dapat tenda. Tapi tenda itu bukan dari Partai Gerindra, melainkan dari Pak Prabowo," ujar Aryo Djojohadikusumo, anggota Fraksi Gerindra di DPR yang juga keponakan Prabowo.

Soal sumbangan tenda itu, Ahok hanya tertawa. Dia meminta wartawan Balai Kota ikut-ikutan meminta tenda. "Iya dong, kasih tahu untuk partai-partai penyumbang, misalnya. Bilangin, wartawan Balai Kota minta tenda lagi, mau dudukin Monas dan Balai Kota. Lumayan," katanya.

Daeng Rais, warga Luar Batang yang digusur, mengakui menguruk bantaran pantai di belakang gudang pada 15 tahun silam. Setelah dua tahun tanah basah bisa dikeringkan, barulah dibangun rumah.

Penduduk yang hendak membangun rumah disyaratkan sudah tinggal di Luar Batang selama 10 tahun. Menurut Rais, pengurukan itu diizinkan Lurah Penjaringan.

Rais dan sebagian penduduk menolak tanda tangan pernyataan relokasi. Mereka lalu kembali ke Luar Batang dan mendirikan tenda yang disediakan Jaringan Merah Putih, organisasi pendukung Prabowo Subianto. Mereka tinggal di sana untuk menuntut Basuki mengganti bangunan yang dirobohkan.

DESTRIANITA KUSUMASTUTI

Berita terkait

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

6 jam lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

1 hari lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

3 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

5 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ombudsman Tindaklanjuti Laporan Jatam Terhadap OIKN soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

15 hari lalu

Ombudsman Tindaklanjuti Laporan Jatam Terhadap OIKN soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

Penjelasan Ombudsman Kalimatan Timur soal pelaporan Jatam perihal surat OIKN kepada masyarakat Sepaku.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Otorita IKN Ke Ombudsman soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

17 hari lalu

JATAM Laporkan Otorita IKN Ke Ombudsman soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

Jaringan Advokasi Tambang atau JATAM Kalimantan Timur melaporkan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) ke Ombudsman

Baca Selengkapnya

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

19 hari lalu

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Polemik Penggusuran Rumah Warga Demi IKN, Ini Penjelasan Otorita Usai Bertemu dengan Komnas HAM

24 hari lalu

Polemik Penggusuran Rumah Warga Demi IKN, Ini Penjelasan Otorita Usai Bertemu dengan Komnas HAM

Otorita IKN telah bertemu dengan Komnas HAM membahas soal polemik penggusuran rumah warga Sepaku

Baca Selengkapnya

Polemik Penggusuran Demi IKN, Otorita Bertemu Komnas HAM

27 hari lalu

Polemik Penggusuran Demi IKN, Otorita Bertemu Komnas HAM

OIKN mengadakan pertemuan dengan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) terkait penataan kawasan di wilayah Sepaku dekat IKN

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

35 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya