Timpang Pemasukan, Komunitas Parkir Yogya Desak Revisi Tarif

Reporter

Jumat, 13 Mei 2016 22:10 WIB

Sebuah taman dijadikan lahan untuk parkir liar di kawasan Tegal Alur, Jakarta Barat, (29/10). Berubah fungsi taman menjadi parkir liar ini dikarenakan oleh sejumlah oknum karena lokasinya berdekatan dengan pasar dan sekolah. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Yogyakarta -Forum Komunitas Parkir Yogyakarta mendesak adanya revisi tarif retribusi parkir di wilayah Kota Yogyakarta. Alasannya, untuk menghindari ketimpangan antara pengelolaan parkir dengan sistem tempat khusus parkir (TKP) dan parkir tepi jalan umum (TJU). ”Terutama untuk parkir TJU yang selama ini mengacu peraturan daerah lama. Saat ini sudah tak relevan lagi sehingga perlu direvisi,” ujar Ketua Forum Komunikasi Parkir Yogyakarta, Hanarto, kepada Tempo, Jumat, 13 Mei 2016.

Adanya ketimpangan pemasukan parkir dengan dua model sistem di Kota Yogyakarta, menurut Hanarto, mencolok mana kala musim libur panjang. Dia menjelaskan, untuk parkir dengan model TKP, seperti yang diterapkan di Abu Bakar Ali, pendapatan yang diperoleh cenderung lebih tinggi karena tarif ditentukan sendiri kelompok dan bersifat progresif. Sedangkan pada sistem parkir TJU, tarif mengacu Peraturan Daerah (Perda) yang lama yakni Perda Nomor 19 Tahun 2009 tentang Tarif Parkir. Perda mengatur untuk kendaraan roda dua hanya Rp 1.000 dan roda empat Rp. 2.000.

Hanarto menurutkan, pada liburan panjang akhir pekan lalu, dalam sehari pendapatan parkir di TKP Abu Bakar Ali berkisar Rp 4 sampai 5 juta dalam sehari. Tarif per kendaraan bermotor roda dua Rp 2 ribu per unit. Pemasukan ini dibagi untuk sekitar 60 juru parkir. Sedangkan di parkir tepi jalan umum, dengan mengacu perda lama yang tarifnya untuk roda dua diatur Rp 1.000 per unit, pemasukannya cenderung stagnan. Itupun terpotong setoran langsung ke pemerintah.

Ketimpangan ini, menurut dia, dikhawatirkan memicu kecemburuan. ”Revisi tarif ini sudah kami usulkan sejak 2015 tapi tak kunjung dibahas. Kami berharap tahun ini bisa mulai dibahas,” kata dia.

Anggota Komisi C DPRD Kota Yogyakarta, Hasan Widagdo, mengakui jika di lapangan ketimpangan parkir akibat pengelolaan dua sistem ini bakal terjadi. ”Namun untuk merevisi tarif parkir DPRD belum berani, khawatir menabrak aturan dan kandas,” ujarnya.

Hasan menuturkan, menguatnya usulan revisi tarif parkir belum dapat masuk ke program legislasi daerah karena belum ada kajian terkait produk hukum Undang-Undang Lalu Lintas Nomor 22 Tahun 2009. ”Dalam UU tersebut, parkir tepi jalan umum adalah hal yang seharusnya tak boleh terjadi. Karena itu, kami mempertimbangkan ulang revisi tarif untuk tepi jalan itu,” ujarnya.

Meskipun pemasukan melalui tarif parkir rata-rata tiap tahun di atas Rp 5 miliar, dan itu menggiurkan, DPRD menilai revisi tarif menjadi hal paling dilematis. Menurut Hasan, DPRD sudah mengusulkan sebelum revisi tariff. Namun, dia menilai, pemerintah kota membenahi dulu sistem koordinasi pemanfaatan lahan-lahan parkir baru. ”Sehingga lama-lama parkir tepi jalan berkurang,” ujarnya.


PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

21 jam lalu

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

Halal Fair 2024 menyajikan nuansa berwisata syariah bersama keluarga, digelar tiga hari di Jogja Expo Center Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

1 hari lalu

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

Yogyakarta International Airport sebagai satu-satunya bandara internasional di wilayah ini menjadi peluang besar bagi Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

1 hari lalu

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

1 hari lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

2 hari lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

4 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

4 hari lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

4 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

4 hari lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

5 hari lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya