KPK: 39 Persen Perempuan Diam Saja jika Lihat Korupsi  

Reporter

Editor

Febriyan

Jumat, 13 Mei 2016 04:14 WIB

Sejumlah wanita yang tergabung dalam Anggota Perempuan Indonesia Antikorupsi melakukan aksi mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di halaman Gedung KPK, Jakarta, 10 Februari 2015. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Balikpapan - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Basaria Pandjaitan menyatakan 39 persen perempuan Indonesia diam saja kala mengetahui tindak pidana korupsi. Hal tersebut berdasarkan hasil penelitian Universitas Gadjah Mada terhadap responden di Kota Garut dan Makassar.

“Ini cukup mengkhawatirkan, persentasenya 39 persen. Penelitian UGM yang kami ambil,” katanya saat meresmikan gerakan Saya Perempuan Antikorupsi Indonesia di Balikpapan, Kamis, 12 Mei 2016.

Ironisnya, hasil penelitian tersebut juga menunjukkan 26 persen perempuan Indonesia akan minta bagian saat terjadi praktek korupsi. Sedangkan 9 persen lain bersikap takut melaporkan adanya praktek korupsi.

Basaria mengatakan hanya 26 persen perempuan yang berani menyuarakan perlawanan antikorupsi di Indonesia. Menurut dia, perempuan seperti inilah nantinya yang akan menjadi agen perlawanan praktek korupsi di Indonesia.

“Jangan takut berlaku jujur. Saat ini berani jujur itu hebat. Silakan, telepon saya langsung bila melihat ada korupsi di sekitar Anda,” ucapnya.

Kejahatan korupsi di Indonesia, ujar Basaria, sudah pada tahap mengkhawatirkan. Uang negara yang selamat bisa dimanfaatkan untuk membiayai pembangunan sarana-prasarana, pelayanan publik, dan pemberian gaji aparatur negara secara layak.

“Semestinya, kalau kejahatan korupsi bisa ditekan, biaya pendidikan dan kesehatan semua rakyat Indonesia dapat digratiskan,” tuturnya.

Basaria mencontohkan sektor kehutanan di Provinsi Kalimantan Timur yang menyumbang penerimaan negara sebesar Rp 78,6 triliun per tahun. Saat korupsi mampu ditekan, dia yakin penerimaan negara akan meningkat sepuluh kali lipat dibanding sebelumnya.

“Ini luar biasa sekali untuk penerimaan negara kita,” katanya.

Sehubungan itu, Basaria meminta para perempuan mempelopori budaya hidup sederhana dalam keluarganya. Mulai saat ini, menurut dia, semua warga negara Indonesia harus mampu mempelopori langkah perlawanan kejahatan korupsi.

“Saya ini mantan polisi. Harus diakui, saya juga tidak bersih-bersih amat. Minimal harus berani mengakui kekurangan dan berbuat lebih baik ke depannya,” ujarnya.

S.G. WIBISONO




Berita terkait

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sudah Dua Kali Mangkir, KPK: Penyidik Bisa Menangkap Kapan Saja

2 jam lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sudah Dua Kali Mangkir, KPK: Penyidik Bisa Menangkap Kapan Saja

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengatakan jemput paksa terhadap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor tak perlu harus menunggu pemanggilan ketiga.

Baca Selengkapnya

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

15 jam lalu

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

Warga Panama pada Minggu, 5 Mei 2024, berbondong-bondong memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum untuk memilih presiden

Baca Selengkapnya

Beredar Video Harvey Moeis Jalan-Jalan Meski Ditahan, Kuasa Hukum: Itu Nyebar Fitnah

1 hari lalu

Beredar Video Harvey Moeis Jalan-Jalan Meski Ditahan, Kuasa Hukum: Itu Nyebar Fitnah

Kuasa hukum Harvey Moeis dan istrinya Sandra Dewi, Harris Arthur Hedar, membantah kliennya berkeliaran di salah satu pusat pembelanjaan di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

1 hari lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

2 hari lalu

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.

Baca Selengkapnya

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

2 hari lalu

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

2 hari lalu

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

2 hari lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

2 hari lalu

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

Nurul Ghufron menyebut peran pimpinan KPK lainnya dalam kasus dugaan pelanggaran kode etik yang menjerat dirinya.

Baca Selengkapnya