Polisi Grobogan Menyita Buku Bertema PKI dari Toko Buku

Reporter

Editor

Budi Riza

Rabu, 11 Mei 2016 14:53 WIB

Sorak-sorai dan pengibaran bendera bergambar palu arit menjadi pemandangan sehari-hari di berbagai kota di pulau Jawa. wikipedia. org

TEMPO.CO, Semarang – Jajaran Kepolisian Resor Grobogan, Jawa Tengah, menyita beberapa buku yang berisi cerita sejarah maupun tokoh-tokoh Partai Komunis Indonesia.

Kepala Kepolisian Resor Grobogan Ajun Komisaris Besar Indra Dharmawan Iriyanto mengatakan penyitaan buku dilakukan setelah ada laporan dari masyarakat. “(Buku-buku itu) dijual di toko swalayan,” kata Indra kepada Tempo di Semarang, Rabu, 11 Mei 2016.

Ada tujuh judul buku yang disita polisi, yaitu Siapa Dalang G30S PKI, The Missing Link G30S PKI, Fakta dan Rekayasa G30S PKI, Komunisme Ala Aidit, Tempo Musso, Peristiwa 1 Oktober, dan Nyoto Peniup Saxofon di Tengah Prahara.

Indra mengatakan petugas intelijen Polres Grobogan masih mendalami maksud dan tujuan isi buku dan maksud penjualan buku-buku itu.

Indra belum bisa memastikan apakah akan memproses hukum pelaku yang mengedarkan buku itu. “Untuk lebih lanjut, kami masih dalami apakah ada aturan-aturan hukum yang dilanggar. Sementara itu dulu ya,” katanya.

Kepala Humas Kepolisian Daerah Jawa Tengah Komisaris Besar Liliek Darmanto mengaku belum mengetahui adanya penyitaan buku oleh Polres Grobogan itu. “Saya belum mendapatkan laporan,” kata dia.

Ketua Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia Jawa Tengah, Kahar Muamalsyah, menyesalkan tindakan Polres Grobogan tadi.

“Atas dasar apa penyitaan itu,” kata Kahar. Dia mempertanyakan tindakan polisi yang baru akan melakukan penyelidikan tapi sudah mengambil atau menyita buku-buku milik orang.

Kahar menilai tindakan Polres Grobogan itu juga menggelikan sekaligus ironi. Sebab, buku-buku yang diambil Polres Grobogan itu juga ada yang isinya mengkritik PKI.
Dia menilai tindakan Polres Grobogan itu bisa memberangus kebebasan berekspresi. Selain itu juga berpotensi menghalang-halangi rakyat Indonesia untuk mengenal dan mempelajari sejarah bangsanya sendiri.

“Lagi pula, Mahkamah Konstitusi juga sudah mencabut peraturan mengenai kewenangan Jaksa Agung untuk melarang buku,” katanya.

ROFIUDDIN

Baca juga:
Pemerkosa Yuyun: Dibui 10 Tahun, Rok Jadi Bukti, Ini Mereka!
Inilah 5 Hal yang Amat Mengerikan di Balik Tragedi Yuyun dan Feby


Berita terkait

Kunjungi Pondok Pesantren, Jokowi Bicara Lagi `Gebuk` PKI  

11 Juni 2017

Kunjungi Pondok Pesantren, Jokowi Bicara Lagi `Gebuk` PKI  

okowi kembali menegaskan soal larangan Partai Komunis Indonesia (PKI). Karena itu, Presiden minta masyarakat tidak terprovokasi isu bangkitnya PKI.

Baca Selengkapnya

Tuding Ada Kader PKI di PDI-P, Alfian Akan Diperiksa Polisi

18 Mei 2017

Tuding Ada Kader PKI di PDI-P, Alfian Akan Diperiksa Polisi

Alfian Tanjung akan dimintai keterangan soal cuitannya yang diduga menuding sebagian politikus PDI Perjuangan adalah kader PKI.

Baca Selengkapnya

Fotografer Tempo Dipaksa Copot Kaus Aeroflot yang Dipakainya

17 Maret 2017

Fotografer Tempo Dipaksa Copot Kaus Aeroflot yang Dipakainya

Fotografer Tempo, Subekti, dipaksa mencopot kaus bergambar maskapai penerbangan Rusia, Aeroflot, yang ia kenakan saat salat Jumat di Jatinegara.

Baca Selengkapnya

Rezim Orde Baru Bangkit, Pengamat: Produk Reformasi Harus Waspada

13 Maret 2017

Rezim Orde Baru Bangkit, Pengamat: Produk Reformasi Harus Waspada

Pemerintahan Soeharto, presiden yang berkuasa di era Orde Baru selama 32 tahun, dianggap lebih baik ketimbang sekarang.

Baca Selengkapnya

Tuduhan Komunis, Alfian Tanjung Mohon Maaf pada Nezar Patria

8 Maret 2017

Tuduhan Komunis, Alfian Tanjung Mohon Maaf pada Nezar Patria

Alfian Tanjung meminta maaf kepada anggota Dewan Pers Nezar Patria. Alfian tak sanggup membuktikan tuduhannya kepada Nezar sebagai kader PKI.

Baca Selengkapnya

Yayasan Korban Peristiwa 65 Ingin Bertemu Presiden Jokowi  

31 Agustus 2016

Yayasan Korban Peristiwa 65 Ingin Bertemu Presiden Jokowi  

Bedjo Untung menuturkan YPKP 65 ingin berbicara dari hati ke hati dengan Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Agus Widjojo: Rekonsiliasi Tragedi PKI Tak Terhindarkan  

25 Agustus 2016

Agus Widjojo: Rekonsiliasi Tragedi PKI Tak Terhindarkan  

Setidaknya ada empat elemen dalam rekomendasi rekonsiliasi yang diberikan kepada Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya

Wantimpres: Presiden Terima Hasil Simposium Tragedi 1965  

25 Agustus 2016

Wantimpres: Presiden Terima Hasil Simposium Tragedi 1965  

Koordinator Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 1965 Bedjo Untung meminta Presiden Jokowi segera merespons rekomendasi tersebut.

Baca Selengkapnya

Tragedi 1965, Luhut Sebut Tidak Ada Korban Pembunuhan Massal  

21 Juli 2016

Tragedi 1965, Luhut Sebut Tidak Ada Korban Pembunuhan Massal  

Pengadilan menemukan adanya genosida. Pemerintah membantah hal ini.

Baca Selengkapnya

Penggalian Kuburan Korban 1965 Diharapkan Kelar Bulan Depan  

21 Juli 2016

Penggalian Kuburan Korban 1965 Diharapkan Kelar Bulan Depan  

Pemerintah tidak melihat ada jumlah kuburan massal yang signifikan, yang bisa membuktikan tuduhan adanya pembantaian pada 1965

Baca Selengkapnya