Berpacu dengan Awan Panas, Warga Merapi Andalkan Tabungan Tanggap Bencana

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Senin, 9 Mei 2016 23:04 WIB

Awan panas meluncur kembali dari puncak Gunung Merapi ke arah Kali Gendol, Cangkringan, Sleman, Selasa (1/11). TEMPO/Arif Wibowo

TEMPO.CO, Klaten - Secepat apa pun datangnya bantuan dari kawasan bawah Gunung Merapi tak akan mampu menandingi kecepatan awan panas yang meluncur dari puncak gunung di perbatasan Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta ini. Pengalaman yang dipetik dari erupsi Merapi pada 2010 menjadi pelajaran berharga bagi warga Dusun Kembangan, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, untuk menyiapkan diri sejak dini.

“Saat erupsi enam tahun lalu, banyak warga di sini yang kehilangan hewan ternak karena tidak sempat menyelamatkannya ketika mengungsi,” kata warga Dusun Kembangan, Desa Sidorejo, Sukiman, pada Senin, 9 Mei 2016.

Padahal, hewan ternak merupakan aset berharga bagi warga yang bermukim di lereng yang berjarak sekitar empat kilometer dari puncak Merapi. “Kalau ternaknya bisa diselamatkan sejak awal, warga bisa menjualnya untuk modal kembali bangkit setelah dilanda bencana,” kata Sukiman, yang juga koordinator Radio Lintas Merapi.

Agar kasus yang sama tidak terulang lagi, dibuatlah program penyelamatan harta milik penduduk berupa program tabungan siaga bencana. Sesuai namanya, tabungan siaga bencana hanya dapat dicairkan dalam kondisi darurat bencana saja.

“Tiap keluarga wajib menabung minimal Rp 5.000 atau kelipatannya per bulan. Uang yang terkumpul dari tabungan itu kemudian disetorkan ke bank,” kata Sukiman. Empat tahun berlalu, jumlah peserta tabungan siaga bencana itu sebanyak 70 keluarga. Tiap keluarga memegang buku tabungannya sendiri. Rata-rata besaran tabungan per keluarga saat ini mencapai sekitar Rp 800 ribu.

Dengan adanya tabungan siaga bencana, Sukiman berujar, warga Dusun Kembangan diharapkan bisa lebih cepat mengevakuasi harta benda dan ternaknya saat terjadi erupsi Merapi. “Uang tabungan itu diutamakan untuk kepentingan bersama dulu. Misalnya ketika terjadi erupsi, dananya segera dicairkan untuk menyewa truk guna mengangkut sapi dan kambing ke daerah aman,” ujar Sukiman.

Menurut Sukiman, awalnya tidak mudah menyadarkan warga agar mau bergabung dalam program tabungan siaga bencana. Sebab, sebagian warga terbiasa menabung hanya dalam bentuk ternak. Setelah dijelaskan bahwa ternak tidak bisa diuangkan dengan cepat dan datangnya bantuan dari pemerintah juga butuh waktu, warga pun berangsur sadar untuk mulai mandiri dalam menghadapi ancaman bencana.

Kepala Bidang Kesiapsiagaan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten Budi Prasetyo mengapresiasi positif ihwal tingginya kesadaran warga di lereng Merapi dengan membuat program tabungan siaga bencana. “Program itu sangat bermanfaat. Ada baiknya program serupa bisa dikembangkan di daerah lain yang juga berpotensi terjadi bencana,” katanya.

DINDA LEO LISTY

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

6 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

13 hari lalu

Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

Sleman menggelar sejumlah atraksi, mulai dari kesenian tradisional hingga pentas musik pada 13 hingga 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

28 hari lalu

Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

Pasar takjil di Kaliurang lereng Gunung Merapi akan diubah menjadi Festival Kuliner Kaliurang selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

30 hari lalu

Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

Pemudik dan wisatawan diminta cermat memilih jalur yang aman saat ke Sleman, Yogyakarta, tak semata mengandalkan Google Maps.

Baca Selengkapnya

Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

39 hari lalu

Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Beijing Sepakati Anggaran Pemerintah Pusat dan Daerah Periode 2024

47 hari lalu

Beijing Sepakati Anggaran Pemerintah Pusat dan Daerah Periode 2024

Sidang parlemen "Dua Sesi" Cina resmi ditutup dengan hasil akhir menyepakati anggaran pemerintah pusat dan daerah periode 2024, menerima laporan kerja

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

54 hari lalu

Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas. Tiga dari tujuh awan panas guguran tadi sore jarak luncurnya melampaui 2.000 meter.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

54 hari lalu

Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

Gunung Merapi kembali erupsi dan mengeluarkan awan panas guguran sebanyak tujuh kali pada Senin sore. Awan panas menuju arah barat daya.

Baca Selengkapnya

Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

57 hari lalu

Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

Destinasi destinasi di lereng Merapi menjadi salah satu favorit wisatawan saat berakhir pekan.

Baca Selengkapnya

Pemda Diminta Koordinasi dengan Bulog Bantu Salurkan Beras SPHP

26 Februari 2024

Pemda Diminta Koordinasi dengan Bulog Bantu Salurkan Beras SPHP

Penyaluran beras SPHP dimaksimalkan sebanyak 200 ribu ton per bulan untuk periode Januari-Maret 2024.

Baca Selengkapnya