Universitas Trunojoyo Temukan Bibit Jagung Tahan Kemarau

Reporter

Selasa, 3 Mei 2016 23:02 WIB

Ilustrasi jagung. REUTERS/Francois Lenoir

TEMPO.CO, Bangkalan-Mentri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir menyambut baik keberhasilan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura mengembangkan varietas jagung ke dalam beberapa varietas unggulan.

"Penelitian ini sudah betul karena potensi pertanian Madura adalah jagung dan ketela," kata Nasir saat berkunjung ke Universitas Trunojoyo Madura di Kabupaten Bangkalan, Selasa 3 Mei 2016.

Menurut Nasir, varietas jagung hasil riset Universitas Trunojoyo telah diuji coba pada lahan seluas empat hektare di Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Hasilnya, kata dia, tingkat produksinya jauh lebih tinggi dibandingkan bibit jagung biasa atau asli. "Bibit yang dinamai Madura 1 dan Madura 2 ini mampu menghasil 6 ton jagung perhektare, adapun bibit asli hanya 1,4 ton perhektare," ujar dia.

Nasir meminta riset tersebut tidak berhenti hanya pada pengembangan varietas bibit jagung saja. Menurut dia, untuk meningkatkan nilai keekonomian jagung, Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo harus terus mengembangkan varietas turunan jagung. "Seperti tepung jagung," ujar dia.

Selain tepung, kata Nasir, turunan jagung yang hingga saat ini jarang dikembangkan adalah minyak jagung dan gula jagung. Padahal minyak jagung dari sisi kesehatan sangat baik karena rendah kolesterol. "Minyak jagung ini harganya sangat mahal," ungkap dia.

Rektor Universitas Trunojoyo Muhammad Syarif menambahkan varietas jagung hasil riset Fakultas Pertanian memiliki beberapa keunggulan dibandingkan bibit jagung asli Madura yang banyak dipakai petani saat ini. Selain produksi yang tinggi, kata dia, bibit jagung tersebut juga tahan terhadap kondisi kurang air. "Harganya lebih murah dibanding bibit varian baru produksi pabrik," kata dia.

Keberhasilan Universitas Trunojoyo mengembangkan varietas bibit baru jagung Madura berkat tangan dingin Achmat Amzeri. Dosen Fakultas Pertanian ini melakukan riset sejak 2007. "Varietas Madura 1 dan 2 hasil penyilangan bibit jagung Madura dan Sulawesi," kata dia.

Menurut Amzeri riset bertahun-tahun itu menghasilkan enam varian bibit jagung. Namun dari enam jenis tersebut baru Madura 1 dan Madura 2 yang siap diluncurkan ke pasaran. Adapun varietas lainnya baru akan diluncurkan pada 2017. "Agar berhasil, petani yang memakai bibit kami akan mendapat pendampingan penuh sampai panen," ungkap dia.

MUSTHOFA BISRI

Berita terkait

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

1 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

6 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

46 hari lalu

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

47 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

47 hari lalu

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.

Baca Selengkapnya

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.

Baca Selengkapnya

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.

Baca Selengkapnya

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

28 Desember 2023

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

Dominasi riset bidang pangan sejalan dengan prioritas yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya