Akbar Tandjung Tolak Mahar Rp 1 Miliar, Alasannya?  

Reporter

Selasa, 3 Mei 2016 18:23 WIB

Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Umum Partai Golkar, Akbar Tandjung, menolak adanya uang mahar atau iuran wajib Rp 1 miliar yang dibebankan kepada bakal calon Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar. Menurut Akbar, partai harus diisi orang yang memiliki nilai dan gagasan perjuangan. "Biasanya orang seperti itu tidak memiliki dana besar," katanya di Akbar Tandjung Institute, Pancoran, Jakarta, Selasa, 3 Mei 2016.

Akbar mengatakan kewajiban menyetor uang menyulitkan mereka yang mempunyai keterpanggilan politik untuk menjadi pemimpin. Jumlah yang besar akan membuatnya berpikir ulang, meski idealismenya tinggi. "Akibatnya,k mereka tidak bisa ikut (pencalonan)," tuturnya.

Menurut Akbar, kewajiban iuran sebesar itu dapat menumbuhkan budaya negatif bagi organisasi partai. Mulai kepengurusan pusat, yang kemudian akan diikuti oleh lapisan bawah, seperti kepengurusan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota, bahkan kecamatan. "Pemilihan dengan nuansa uang itu bukanlah hal yang biasa dalam organisasi politik," ujarnya.

Mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat itu mengatakan, bila partai kesulitan dana untuk menyelenggarakan musyawarah nasional luar biasa, sebaiknya disampaikan secara terbuka, apa yang menjadi hambatan.

Bila memang uang yang menjadi masalah, Akbar menganjurkan panitia mengajak semua pemangku kebijakan partai untuk ikut berkontribusi. Namun jangan dipatok Rp 1 miliar untuk setiap calon ketua umum.

Bila disampaikan secara terbuka, semua kader serta-merta berpartisipasi sesuai dengan kemampuannya. "Ini masalah bersama. Saya yakin, semua memberikan kontribusinya," ucap Akbar.

Masalah iuran ini, menurut Akbar, pertama kali terjadi dalam sejarah Partai Golkar. Dalam munas atau munaslub sebelumnya, hal semacam itu tidak pernah ada, bahkan pada masa Orde Baru. “Meski ada unsur uang, saat itu bersifat sukarela,” katanya.

Ketimbang mewajibkan para bakal calon ketua umum untuk membayar, Akbar menyarankan partai mencari sumber lain untuk mendanai munaslub. Selain itu, tiap dana yang mengalir harus dibuka secara transparan. "Gunakan dana yang dimiliki, cari dari kader dan orang yang mengapresiasi partai," tuturnya.

Keputusan ihwal iuran dihasilkan dalam rapat pleno DPP Partai Golkar pada Kamis pekan lalu. Dalam rapat itu, disepakati para bakal calon ketua umum wajib membayar Rp 1 miliar. Hal itu dilakukan untuk mendanai penyelenggaraan munaslub dan menghindari politik uang.



AHMAD FAIZ




Advertising
Advertising

Berita terkait

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

8 hari lalu

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

"Ya semuanya teman, halalbihalal yo ditekani kabeh (ya didatangi semua)," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

19 hari lalu

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

Setelah hari pertama Idul Fitri di Jakarta, Jokowi terbang ke Medan untuk merayakan hari ke-2 Lebaran. Buat amankan tiket Bobby Nasution ke Pilgub?

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

27 hari lalu

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

Ujang pun menyampaikan bahwa para tokoh itu memiliki modal yang cukup untuk dikatakan sebagai calon unggulan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

28 hari lalu

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

Menurut Airlangga, dukungan dari ormas merupakan salah satu kunci agar dirinya dapat kembali terpilih untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar.

Baca Selengkapnya

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

28 hari lalu

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

Airlangga menyatakan dukungan itu merupakan amanah yang harus dijaga.

Baca Selengkapnya

Airlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024

29 hari lalu

Airlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024

Ketua Umum Golkar menargetkan partainya mampu menang lebih dari 50 persen dalam kontestasi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Disebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?

32 hari lalu

Disebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?

Presiden Jokowi membantah dirinya sempat ingin merebut posisi Ketua Umum Partai Golkar maupun Ketua Umum PDI Perjuangan.

Baca Selengkapnya

MKGR Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Kembali Jadi Ketum Golkar 2024-2029

33 hari lalu

MKGR Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Kembali Jadi Ketum Golkar 2024-2029

MKGR resmi mendeklarasikan dukungan kepada Airlangga Hartarto untuk melanjutkan jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Golkar 2024-2029.

Baca Selengkapnya

Disebut Masuk Bursa Caketum Golkar, Bahlil Lahadalia Bilang Begini

37 hari lalu

Disebut Masuk Bursa Caketum Golkar, Bahlil Lahadalia Bilang Begini

Tanggapan Bahlil Lahadalia soal dirinya yang disebut masuk bursa caketum Golkar.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat

37 hari lalu

Prabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat

Menurut Prabowo, keinginan itu bisa dilakukan bila ada dukungan untuk memberi nasihat. Prabowo meminta Golkar mendukungnya membangun pemerintahan.

Baca Selengkapnya