Tangis Bahagia Keluarga Sandera Abu Sayyaf di Klaten

Reporter

Senin, 2 Mei 2016 04:19 WIB

Sutomo, menunjukkan foto anak sulungnya, Bayu Oktavianto, 22 tahun, yang bekerja sebagai nahkoda di kapal Brahma 12. Kapal Brahma 12 dibajak di sebuah pulau wilayah Filipina sejak Sabtu sore pekan lalu. TEMPO/Dinda Leo Listy

TEMPO.CO, Klaten - Rahayu langsung berlari menuju rumahnya sambil menjerit kegirangan setelah mendengar kabar anak sulungnya, Bayu Oktavianto, telah berhasil dibebaskan dari cengkeraman kelompok Abu Sayyaf. Rahayu mendengar kabar bahagia itu dalam perjalanan pulang setelah mandi di sungai belakang rumahnya.

"Ada tetangga yang bilang kalau suami saya baru saja dapat telepon dari perusahaan. Katanya Bayu sudah dibebaskan,” kata perempuan 47 tahun itu saat ditemui di rumahnya di Dukuh Miliran, Desa Mendak, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah pada Ahad sore, 1 Mei 2016.

Bayu Oktavianto adalah satu dari sepuluh awak Kapal Brahma 12 yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan sejak 26 Maret lalu. Kepada PT Patria Maritim Lines, perusahaan tempat para awak Brahma 12 bekerja, kelompok ekstremis itu meminta tebusan 30 juta peso atau sekitar 14,3 miliar.

Baca juga:
Kenapa Laba-laba Tidak Terjerat Jaringnya Sendiri?
Kisah Ribut Ahok Vs Yusril: Soal Sampah Hingga Sekongkol Rustam

Sesampainya di rumah, Rahayu mendapati suaminya, Sutomo, masih berlinang air mata haru seusai menerima telepon dari perwakilan PT Patria Maritim Lines Jakarta. “Tetangga segera berdatangan saat mendengar mereka berdua (Rahayu dan Sutomo) menjerit-jerit di rumah,” kata nenek Bayu, Mitro.

Sutomo, 48 tahun, mengaku mendengar kabar ihwal sudah dibebaskannya sepuluh awak Brahma 12 sejak pukul 14.00. “Siang itu saya ditelepon wartawan dari salah satu media televisi yang bertugas liputan langsung di Filipina,” kata ayah empat anak itu. Namun Sutomo tidak langsung percaya dengan kabar itu.

Dua jam berselang, saat hendak menunaikan salat Asar, Sutomo menerima telepon dari perwakilan PT Patria. Suara perempuan di ujung telepon itu juga mengabarkan ihwal sudah bebasnya Bayu dan sembilan rekan kerjanya. “Tapi bagaimana proses pembebasannya, berapa besar uang tebusan yang diberikan ke kelompok Abu Sayyaf, itu dirahasiakan,” kata Sutomo.

Setelah melihat sosok anaknya dalam berita siaran langsung di televisi, Sutomo dan Rahayu sontak bersujud syukur di atas tikar yang sudah digelar di ruang tamu rumahnya untuk menyambut para santri yang rutin berdoa bersama tiap malam untuk keselamatan Bayu.

“Ternyata benar apa yang dikatakan pihak perusahaan selama ini. Bayu tampak sehat dan bugar. Dia masih gemuk seperti dulu,” kata Sutomo dengan berlinang air mata. Meski Bayu sudah bebas, pengajian rutin yang direncanakan berlangsung selama 40 hari itu tetap dilaksanakan malam ini.

DINDA LEO LISTY

Baca juga:
Kisah Ribut Ahok Vs Yusril: Soal Sampah Hingga Sekongkol Rustam
Survei: 9 dari 10 Orang Sungkan Menegur Orang yang Bau Badan



Berita terkait

Pejabat Militer Filipina Dapat Penghargaan dari Presiden Jokowi

5 Agustus 2022

Pejabat Militer Filipina Dapat Penghargaan dari Presiden Jokowi

Penghargaan diberikan atas jasa mereka menyelamatkan nelayan WNI dari penyanderaan kelompok teroris Abu Sayyaf Group (ASG).

Baca Selengkapnya

47 Orang Tewas, 49 Luka-luka Dalam Kecelakaan Pesawat Hercules Filipina

5 Juli 2021

47 Orang Tewas, 49 Luka-luka Dalam Kecelakaan Pesawat Hercules Filipina

Ke-96 penumpang dari Pesawat C-130 Hercules milik Militer Filipina yang jatuh pada Ahad kemarin berhasil diidentifikasi.

Baca Selengkapnya

Belasan Orang Meninggal Dalam Kecelakaan Pesawat Militer Filipina

4 Juli 2021

Belasan Orang Meninggal Dalam Kecelakaan Pesawat Militer Filipina

Sebanyak 17 orang meninggal dalam kecelakaan pesawat Angkatan Udara Filipina pada Ahad ini, 4 Juli 2021.

Baca Selengkapnya

Polisi Malaysia Tembak Mati Lima Anggota Abu Sayyaf di Sabah

18 Mei 2021

Polisi Malaysia Tembak Mati Lima Anggota Abu Sayyaf di Sabah

Polisi Malaysia pada Selasa mengatakan lima anggota kelompok militan Abu Sayyaf tewas dalam baku tembak di negara bagian Sabah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Kepala BNPT Sebut Pelaku Bom Makassar Terafiliasi Kelompok Abu Sayyaf Filipina

29 Maret 2021

Kepala BNPT Sebut Pelaku Bom Makassar Terafiliasi Kelompok Abu Sayyaf Filipina

BNPT menyebut dua pelaku bom Makassar merupakan anggota JAD yang terhubung dengan kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan.

Baca Selengkapnya

Empat WNI Korban Penyanderaan Abu Sayyaf Diserahkan ke KBRI Manila

23 Maret 2021

Empat WNI Korban Penyanderaan Abu Sayyaf Diserahkan ke KBRI Manila

Empat WNI yang pekan lalu diselamatkan dari penyanderaan Abu Sayyaf, diserahkan ke KBRI Manila untuk selanjutnya dipulangkan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Lagi, WNI di Filipina Selatan yang Disandera Abu Sayyaf Diselamatkan

21 Maret 2021

Lagi, WNI di Filipina Selatan yang Disandera Abu Sayyaf Diselamatkan

Otoritas menyelamatkan MK setelah sebelumnya menyelamatkan tiga sandera WNI lainnya yang diculik Abu Sayyaf di Filipina.

Baca Selengkapnya

3 WNI yang Disandera Abu Sayyaf di Filipina Diselamatkan

19 Maret 2021

3 WNI yang Disandera Abu Sayyaf di Filipina Diselamatkan

Tiga WNI yang disandera oleh kelompok radikal Abu Sayyaf diselamatkan aparat Filipina saat kapal mereka terbalik.

Baca Selengkapnya

Filipina Tangkap 9 Wanita Kelompok Abu Sayyaf

24 Februari 2021

Filipina Tangkap 9 Wanita Kelompok Abu Sayyaf

Wanita anggota kelompok Abu Sayyaf ini berpotensi dijadikan sebagai "calon pengantin" atau pelaku bom bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Menlu Sebut Satu Sandera WNI Tewas saat Kontak Senjata dengan Abu Sayyaf

30 September 2020

Menlu Sebut Satu Sandera WNI Tewas saat Kontak Senjata dengan Abu Sayyaf

Menlu Retno Marsudi mengatakan kontak senjata terjadi antara militer Filipina dan kelompok Abu Sayyaf.

Baca Selengkapnya