Dituding GP Ansor Anti-Pancasila, HTI: Kami Cinta NKRI

Reporter

Minggu, 1 Mei 2016 16:52 WIB

Massa yang tergabung dalam Hizbut Tahrir indonesia (HTI) melakukan aksi unjukrasa di depan Istana Negara, Jakarta, Minggu (23/1). Mereka menyatakan bahwa pemerintah telah gagal menjalankan tugas pokok dan fungsi yang fundamental serta selamatkan bangsa Indonesia dengan hukum Syariah. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Surabaya - Juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Jawa Timur, Harun Musa, membantah tudingan Gerakan Pemuda Ansor bahwa konsep khilafah islamiyah yang diusung bertujuan mengganti ideologi Pancasila. Harun mengklaim konsep tersebut justru memperkuat persatuan dan kebangsaan. "Kami cinta Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Harun, Ahad, 1 Mei 2016.

Harun berujar, syariat Islam membuat rinci bagaimana pelaksanaan persatuan, menumbuhkan rasa kebangsaan, soal agama. Bila konsep itu dilaksanakan, ucap dia, tidak ada lagi korupsi, narkoba, dan pengisapan kekayaan alam yang dijual kepada bangsa lain. "Yang jelas, jangan sampai bangsa ini terpecah," tuturnya.

Konsep yang dianut Hizbut Tahrir, kata Harun, menolak negara melepas daerah yang telah menjadi wilayahnya. Harun mencontohkan, ketika Indonesia kehilangan Timor Timur, Hizbut Tahrir saat itu menolak keras dengan demo di Istana Negara.

"Kami juga menolak badan usaha milik negara dijual kepada asing. Jadi sebetulnya yang bukan Pancasilais itu kami atau mereka yang setuju menjual BUMN kepada asing?" ucap Harun.

Baca: Muktamar HTI Gagal, Konsumsi Dibagikan ke Panti Asuhan

Ihwal Gerakan Pemuda Ansor dan Barisan Serbaguna Nahdlatul Ulama yang menolak acara Muktamar Tokoh Umat oleh Hizbut Tahrir, Harun menolak berkomentar. Menurut dia, semua umat Islam itu bersaudara dan sudah seharusnya ketika berdiskusi dengan kepala dingin.

Secara terpisah, Kepala Satuan Koordinasi Wilayah Bantuan Serbaguna Ansor Jawa Timur Umar Usman menilai konsep khilafah islamiyah yang diusung Hizbut Tahrir berpotensi memecah belah persatuan. "Khilafah yang dibawa mereka anti-Pancasila, anti-Negara Kesatuan Republik Indonesia. Makanya kami tidak setuju," ujarnya.

Umar merujuk pada negara-negara di Timur Tengah yang menganut beberapa model khilafah tapi justru terjadi perpecahan. "Kami belajar dari kejadian di Timur Tengah," tuturnya.

Alasan itulah, kata Umar, yang membuat Banser menolak acara Muktamar Tokoh Umat oleh Hizbut Tahrir di delapan daerah Jawa Timur, yakni Kediri, Jombang, Pamekasan, Madiun, Malang, Bojonegoro, Tulungagung dan Surabaya. "Kami tidak setuju dengan kegiatan itu," ucapnya.

Sabtu kemarin, Gerakan Pemuda Ansor Kediri menggelar apel siaga menolak Muktamar Tokoh Umat. GP Ansor menilai Hizbut Tahrir bertindak makar karena mengusung konsep khilafah islamiyah dalam propagandanya.

EDWIN FAJERIAL





Advertising
Advertising

Berita terkait

NU Ingin Pasang Stiker di 169 Ribu Rumah di Depok, Ini Maksudnya

16 Desember 2023

NU Ingin Pasang Stiker di 169 Ribu Rumah di Depok, Ini Maksudnya

Apa yang dilakukan di Kota Depok serentak dilakukan di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat dengan pemasangan stiker seluruhnya di 2,7 juta rumah.

Baca Selengkapnya

Terancam Disiplin PKB, Yaqut Mengaku Belum Dapat Surat Panggilan

2 Oktober 2023

Terancam Disiplin PKB, Yaqut Mengaku Belum Dapat Surat Panggilan

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan belum mendapat surat dari PKB soal rencana pendisiplinan dirinya.

Baca Selengkapnya

Eks Pacar Mario Dandy Datangi Polda Metro, Sebut Kuasa Hukum Sudutkan Amanda sebagai Pembisik

27 Maret 2023

Eks Pacar Mario Dandy Datangi Polda Metro, Sebut Kuasa Hukum Sudutkan Amanda sebagai Pembisik

Amanda disebut sebagai eks pacar Mario Dandy, sebelum tersangka penganiayaan D, anak pengurus Gerakan Pemuda Ansor ini menjadi kekasih AGH.

Baca Selengkapnya

Penganiayaan Anak Pengurus Ansor, Bermula dari Mario Dandy Dapat Informasi Temannya Diperlakukan Tak Baik

25 Februari 2023

Penganiayaan Anak Pengurus Ansor, Bermula dari Mario Dandy Dapat Informasi Temannya Diperlakukan Tak Baik

Polisi telah menetapkan Mario Dandy Satriyo sebagai tersangka dalam kasus ini.

Baca Selengkapnya

GP Ansor Bela Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, Faizal Assegaf: Saya Tidak Takut

9 November 2022

GP Ansor Bela Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, Faizal Assegaf: Saya Tidak Takut

Polda Metro Jaya saat ini masih mempelajari laporan dugaan pencemaran nama baik yang dilayangkan GP Ansor DKI Jakarta terhadap Faizal Assegaf.

Baca Selengkapnya

Puji GP Ansor, Heru Budi Hartono: Selalu Hadir Lebih Dulu dalam Bancana, Luar Biasa

30 Oktober 2022

Puji GP Ansor, Heru Budi Hartono: Selalu Hadir Lebih Dulu dalam Bancana, Luar Biasa

Heru Budi Hartono mengapresiasi Gerakan Pemuda atau GP Ansor yang telah memiliki sistem kaderisasi terpadu, terukur dan berkelanjutan.

Baca Selengkapnya

Warga Trenggalek Geruduk Jakarta Tuntut Pemerintah Cabut Izin Tambang Emas

24 Oktober 2022

Warga Trenggalek Geruduk Jakarta Tuntut Pemerintah Cabut Izin Tambang Emas

Warga Trenggalek penolak tambang emas menggeruduk Jakarta untuk menyampaikan tuntutan kepada pemerintah pusat agar mencabut izin usaha PT SMN.

Baca Selengkapnya

GP Ansor Bakal Konvoi Motor Lagi Malam Ini Jika Holywings Tak Tutup Permanen

25 Juni 2022

GP Ansor Bakal Konvoi Motor Lagi Malam Ini Jika Holywings Tak Tutup Permanen

GP Ansor akan kembali melaksanakan konvoi motor ke sejumlah kafe atau bar milik Holywings Indonesia jika tak tutup permanen.

Baca Selengkapnya

Saat Topik Cawapres Jokowi Jadi Bahan Kelakar di Harlah GP Ansor

25 April 2018

Saat Topik Cawapres Jokowi Jadi Bahan Kelakar di Harlah GP Ansor

Pembicaraan GP Ansor dan Muhaimin soal Cawapres Jokowi sudah jelas, Romahurmuziy belum.

Baca Selengkapnya

Transaksi Produk UMKM GP Ansor Tembus Rp 300 Juta per Hari

25 April 2018

Transaksi Produk UMKM GP Ansor Tembus Rp 300 Juta per Hari

GP Ansor menggelar pameran yang diikuti usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM.

Baca Selengkapnya