Suku Dayak Minta Perusahaan Sawit Tak Rusak Situs Hutan Adat

Reporter

Jumat, 29 April 2016 02:05 WIB

Perkebunan kelapa sawit. REUTERS/Roni Bintang

TEMPO.CO, Palangkaraya - Ratusan warga Desa Tumbang Kalang, Kecamatan Antang Kalang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah memprotes perusahaan kelapa sawit PT Bangkitgiat Usaha Mandiri karena dianggap merusak situs budaya mereka. Situs budaya itu berupa hutan adat Bukit Talali yang dubah jadi kebun kelapa sawit.

Bukit Talali dikeramatkan oleh pemeluk agama Hindu Kaharingan (agama asli suku Dayak). Sebelumnya Bulit Talali merupakan hutan lebat seluas 10 hektare yang didalamnya terdapat sandung (tempat menaruh tulang belulang leluhur). Namun kawasan bukit itu diubah menjadi kebun sawit dan hanya menyisakan sandung seluas 15 meter x 15 meter.

Menurut Ketua Dewan Adat Dayak Kecamatan Antang Kalang, Hardy, perusakan situs budaya pemeluk Hindu kaharingan telah dilaporkan ke aparat berwajib namun tidak direspons.

"Perusahaan pernah berjanji memberi program plasma kepada 488 masyarakat Tumbang Kalang namun tidak terealisasi. PT Bangkitgiat juga berjanji memberdayakannya penduduk lokal bekerja diperusahan," ujar Hardy, Rabu kemarin.

Sebelumnya, Selasa, 26 April 2916, ratusan warga Tumbang Kalang berunjuk rasa ke kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotawaringin Timur. Mereka menuntut perusahaan yang telah beroperasi sejak 1996 itu menepati janjinya. Warga juga menuntut agar pemerintah perduli pada rusaknya hutan adat.

Heri Gunawan Lindu, salah satu pimpinan PT Bangkitgiat menolak menjawab saat dikonfirmasi. "Saya tidak mengenal Anda, jadi lain kali saja saya menjawabnya," ucapnya.

Ketua DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur John Krisli menuturkan masih terdapat sengketa antara masyarakat Tumbang Kalang dengan PT Bangkitgiat dalam berbagai hal, mulai soal dugaan pengerusakan hutan adat hingga program plasma kelapa sawit yang tak dijalankan perusahaan.

Ihwal masalah hutan keramat, ucap John, perusahaan mengatakan bahwa dari lahan 10 hektare hanya 6 hektare yang digarap untuk kebun sawit. "Dari bukti yang ditunjukan perusahaan kepada kami, tanah di bukit itu memang dibeli oleh perusahaan," tutur John, Kamis, 28 April 2016.

Soal program plasma, pihak perusahaan sudah menyatakan siap menyalurkan. Hanya saja saat ini masih terkendala masalah pembebasan lahan. "Karena dari total 440 hektare lahan yang akan digunakan untuk plasma baru 109 hektare yang telah siap. Kendalanya, masyarakat meminta ganti rugi atas tanah mereka yang akan dijadikan program olasam. Padahal program itu untuk masyarakat juga," ujarnya.

KARANA WIJAYA W.

Berita terkait

Izin Kebun Sengon Ditanami Kelapa Sawit, Bos PT Green Forestry Indonesia Ditangkap di Bandara Depati Amir

37 hari lalu

Izin Kebun Sengon Ditanami Kelapa Sawit, Bos PT Green Forestry Indonesia Ditangkap di Bandara Depati Amir

Kejaksaan menangkap Bos PT Green Forestry Indonesia yang masuk dalam DPO. Salah gunakan izin kebun sengon untuk kelapa sawit.

Baca Selengkapnya

PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

39 hari lalu

PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

CV El Hana Mulia dalam melaksanakan aktivitasnya tetap berada di kawasan wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah.

Baca Selengkapnya

4 Perbedaan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa

45 hari lalu

4 Perbedaan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa

Apa saja perbedaan dari minyak makan merah dengan minyak goreng biasa?

Baca Selengkapnya

Berharap pada Minyak Makan Merah

46 hari lalu

Berharap pada Minyak Makan Merah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan pabrik minyak makan merah. Dianggap bisa menjadi alternatif minyak goreng konvensional, harga lebih murah.

Baca Selengkapnya

Kandungan dan Manfaat Minyak Makan Merah yang Dibanggakan Jokowi

47 hari lalu

Kandungan dan Manfaat Minyak Makan Merah yang Dibanggakan Jokowi

Presiden Jokowi menyebut minyak makan merah lebih murah dari minyak goreng. Apa kandungan dan manfaat minyak makan merah?

Baca Selengkapnya

Soal Minyak Makan Merah, Ini Kata Jokowi sampai Teten

48 hari lalu

Soal Minyak Makan Merah, Ini Kata Jokowi sampai Teten

Presiden Jokowi mengatakan, minyak makan merah akan menjadi tren dalam urusan goreng-menggoreng, Kementerian Koperasi bangun banyak pabriknya.

Baca Selengkapnya

Kementan Kebut Peraturan Baru soal Peremajaan Sawit Rakyat

57 hari lalu

Kementan Kebut Peraturan Baru soal Peremajaan Sawit Rakyat

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian atau Kementan Andi Nur Alamsyah menyatakan sedang membahas simplifikasi aturan dan persyaratan perihal peremajaan sawit rakyat atau PSR.

Baca Selengkapnya

Kementan Targetkan Peremajaan Sawit Rakyat 120 Ribu Hektare Tahun Ini

57 hari lalu

Kementan Targetkan Peremajaan Sawit Rakyat 120 Ribu Hektare Tahun Ini

Dirjen Perkebunan Kementan, Andi Nur Alamsyah menyatakan bahwa tahun ini Kementan menargetkan peremajaan sawit rakyat seluas 120 ribu hekatre.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Serikat Guru Menolak Dana BOS Dialihkan untuk Makan Siang Gratis, Cawe-cawe Jokowi di Program Prabowo Menuai Kritik

59 hari lalu

Terpopuler: Serikat Guru Menolak Dana BOS Dialihkan untuk Makan Siang Gratis, Cawe-cawe Jokowi di Program Prabowo Menuai Kritik

Terpopuler: Rencana pengalihan dana BOS untuk program makan siang gratis diprotes serikat guru, Presiden Jokowi cawe-cawe rencana kerja Prabowo.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Sawit dan Singkong Bisa Jadi Sumber Energi Hijau, Ini Kata BRIN

3 Maret 2024

Prabowo Sebut Sawit dan Singkong Bisa Jadi Sumber Energi Hijau, Ini Kata BRIN

Prabowo Subianto mengatakan siap membawa Indonesia menuju swasembada energi terbarukan yang bersumber dari tanaman kelapa sawit, hingga singkong

Baca Selengkapnya